Menghidupkan Nilai Dakwah Rasulullah di Era Media Sosial
Dakwah Rasulullah adalah teladan sepanjang masa. Artikel ini mengulas bagaimana dakwah Rasulullah dapat dihidupkan kembali di era media sosial agar tetap relevan bagi masyarakat modern.
Dakwah Rasulullah adalah teladan sepanjang masa. Artikel ini mengulas bagaimana dakwah Rasulullah dapat dihidupkan kembali di era media sosial agar tetap relevan bagi masyarakat modern.

Dakwah di era digital berubah menjadi tontonan, mengkomodifikasi agama demi engagement dan melahirkan "fast food spiritual"

Di era digital, keikhlasan sulit diukur. Kita tidak bisa menandainya, dan paling penting ia tidak bisa menjadi tren.

Saking agresifnya praktik-praktik dakwah dan misionarisme, akhirnya hal itu menjadikan hampir sebagian besar agama leluhur dan kelompok dengan orientasi keagamaan heterodoksi, mengalami ancaman kepunahan di Indonesia

Media sosial dapat dimanfaatkan untuk berdakwah dengan cara memberi banyak ilustrasi dan gambar terkait dengan pesan dakwah agar dapat mudah dipahami oleh generasi millenial.

Sebelum mengikuti dan mempercayai ajaran dakwah di media sosial kita harus mengetahui siapa konten kreatornya dan kepada siapa dia berguru.

Bencana alam dapat menjadi contoh, bahwa sepahit-pahitnya ujian-ujian yang kita hadapi, kita harus berusaha untuk optimis.

Da’i atau siapapun yang memiliki kepedulian terhadap hoaks harus mampu menerapkan dakwah di ranah digital untuk menekan penyebaran hoaks COVID-19 melalui dakwah sosial media

Islam yang dibawa oleh para Walisongo tidak pernah menghilangkan budaya yang berkembang di suatu daerah, mereka justru mengkombinasikan sebuah kesenian, budaya dengan nilai-nilai keislaman.

Dung tek dung dung tek tek dung gema rebana terdengar dari bangunan depan berjendela anyaman bambu Pondok Pesantren Penaber saat motor yang ku kendarai memasuki pesantren yang terletak di dusun Paginda, desa Sokaoneng, kecamatan Tambak. Belum ku pijakan raga dari motor sembari menatap arsitektur sederhana ponpes yang terkenal dengan pesantren budayanya pulau Bawean, seorang santri […]
