Ahmad Inung Budayawan yang Tinggal di Sidoarjo

Karena Kita Bukan Nabi Khidir

1 min read

Pada 2008, komunitas film Hollywood memproduksi Wanted, sebuah film action thriller. Film ini dibintangi si pemilik bibir seksi, Angelina Jolie, Morgan Freeman, dan James McAvoy.

Film ini mengisahkan sebuah Persaudaraan Rahasia, The Fraternity, yang usianya sudah ribuan tahun. Tugas Persaudaraan ini adalah menjaga keseimbangan dan kebaikan dunia dari tangan-tangan manusia jahat yang melakukan kejahatan dan kerusakan.

Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan media Loom of Fate. Loom of Fate adalah sebuah alat magis yang bisa memperlihatkan nama-nama orang yang ditakdirkan Tuhan untuk dimatikan.

Di waktu-waktu yang ditentukan, Sloan (Morgan Freeman) sebagai ketua Persaudaraan akan mengambil nama-nama berkode dan memerintahkan anggota Persaudaraan untuk membunuhnya. Semua harus percaya dan patuh, karena nama-nama itu sudah ditentukan Tuhan untuk dimatikan agar dunia tidak dikuasai oleh kejahatan dan tetap dalam keseimbangan dan kebaikan.

Fox (Angelina Jolie) adalah anak yatim yang bergabung dengan Persaudaraan karena ayahnya menjadi korban pembunuhan sadis. Padahal, pembunuhan itu bisa dicegah andai tidak ada salah seorang anggota Persaudaraan yang tidak membangkang perintah Sloan.

Ide film ini sekilas mirip dengan sepenggal kisah Nabi Khidir yang membunuh anak kecil. Ketika Nabi Musa memprotesnya, Nabi Khidir menjelaskan bahwa dia harus membunuh si anak kecil itu karena orang tua dari anak kecil tersebut adalah orang mukmin yang salih. Jika anak kecil tersebut tumbuh dewasa, dia akan menyeret kedua orang tuanya ke dalam kesesatan dan kekufuran.

Apakah ini berarti membunuh seseorang menjadi boleh dengan alasan agar dia tidak melakukan kejahatan di masa depan? Pertanyaan yang lebih tepat seperti ini: Bolehkan kita menghukum seseorang bukan karena kejahatan yang dilakukannya, tapi karena kejahatan yang diasumsikan akan dilakukan, walaupun yang bersangkutan bahkan belum memiliki niat untuk melakukan kejahatan?

Baca Juga  Tips Menjaga Iman Bagi Muslim Minoritas yang Tinggal di Negeri Mayoritas Non-Muslim

Kembali ke film Wanted, pada akhirnya rahasia manipulatif Sloan terbongkar. Ketika namanya sendiri yang muncul di Loom of Fate, dia menyembunyikannya dan bahkan memerintahkan anghota Persaudaraan untuk membunuh Cross, anggota Persaudaraan yang mengetahui rahasia manipulatif Sloan.

Begitulah, manusia biasa yang selalu membawa nama Tuhan untuk melakukan hukuman pada sesama manusia pada akhirnya adalah manusia yang paling berbahaya di muka bumi. Mengapa? Bayangkan jika kewenangan Tuhan yang sepenuhnya mutlak diambil alih oleh manusia biasa yang masih dipenuhi nafsu! Bukan dunia yang baik dan seimbang yang tercipta, tapi kerusakan akibat perilaku para preman yang mengaku utusan Tuhan.

Apa yang membedakan Sloan dengan Nabi Khidir? Sloan adalah manusia biasa, sedang Nabi Khidir adalah utusan Tuhan yang ma’sum (terjaga dari dosa). Seorang Nabi dalam menyampaikan wahyu-Nya hanyalah media pasif yang sekedar menyampaikan pesan Tuhan. Seorang Nabi di depan Allah hanyalah sebuah instrumen. Ketika seorang Nabi mengatakan tentang kejadian di masa depan, itu bukan sebuah ramalan. Itu adalah kebenaran wahyu.

Itulah yang membedakan Nabi Khidir dengan Sloan dan kita semua. Apa yang kita sebut sebagai kebenaran adalah hasil tafsir subjektif kita. Apa yang kita nyatakan sebagai akibat di masa depan adalah asumsi subjektif kita. Kita yang dipenuhi nafsu ini TIDAK BOLEH melakukan hukuman hanya berdasarkan asumsi, apalagi kalau sampai melakukan kekerasan dan pembunuhan.

Mengapa tidak boleh? Jawabannya adalah karena kita bukan Nabi Khidir yang perilakunya sepenuhnya karena perintah Allah melalui wahyu-Nya, bukan tafsir subjektif yang bercampur nafsu manusiawi seperti kita.[mmsm]
#BanggaUINSA #ILoveUINSA

Ahmad Inung Budayawan yang Tinggal di Sidoarjo