Perkembangan teknologi digital hari ini semakin mempermudah orang lain dalam mendapatkan berbagai informasi. Tidak hanya mempermudah dalam mengakses, tetapi juga mudah menyebarkan informasi tersebut. Sebagai penikmat informasi, terkadang seseorang belum bisa memilah dan memilih informasi mana yang benar dan salah. Akhirnya, informasi tersebut diterima secara mentah dan disebarkan lagi melalui aplikasi media digital lainnya.
Secara spesifik saya melihat ada beberapa media keislaman yang menyebarkan informasi tidak sesuai fakta. Artinya media ini menyebarkan propaganda-propaganda keislaman yang tentu saja membahayakan persatuan dan kesatuan NKRI. Saya tidak bisa membayangkan jika tulisan tersebut dibaca oleh orang lain, kemudian disebarkan melalui aplikasi digital, dan disebarkan lagi sampai ratusan kali, maka ratusan orang telah terpengaruh oleh propaganda tersebut. Tentu sangat miris sekali.
Oleh sebab itu berkenaan dengan momentum tahun baru, maka melalui tulisan ini saya mengajak para pembaca untuk membuat resolusi yang lebih besar manfaatnya, tidak hanya untuk pribadi tetapi juga untuk halayak ramai yaitu menjaga komitmen hubbul wathon minal iman. Kalimat tersebut bukan hanya sekedar slogan dari kelompok islam regional. Kata-kata tersebut diciptakan tidak hanya untuk mempererat persaudaran dalam sebuah kelompok saja melainkan persaudaraan dengan ruang lingkup yang lebih besar yaitu negara.
Propaganda Islam Melalui Media Digital
Di tengah-tengah kemajuan era digital ini, kita tidak bisa membatasi informasi yang tersebar di media. Di sisi lain, kelompok islam radikal juga memanfaatkan era digital ini untuk menyebarkan pemahaman mereka melalui media digital antara lain, Instagram, Youtube dan website. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor munculnya konflik antar umat beragama.
Hari ini media memiliki peran yang sangat strategis sebagai wadah untuk menyampaikan informasi kepada para pembaca. Sebagai sebuah wadah, seharusnya media digunakan sesuai fungsinya seperti menghibur dan mendidik. Namun, saat ini media dimanfaatkan oleh beberapa kelompok radikal yang memiliki kuasa atas media tersebut untuk menyebarkan isu-isu propaganda khususnya propaganda Islam. Sebelum munculnya media, propaganda disampaikan melalui media cetak dan media massa. Tetapi hari ini propaganda disebarkan melalui media online.
Berdasarkan penelusuran saya di beberapa media online, terdapat dua propaganda yang sampai hari ini masih terus disebarkan melalui media digital yaitu propaganda Khilafah dan propaganda Islam Kaffah. Meskipun secara lembaga beberapa kelompok Islam “radikal” sudah dibubarkan tetapi secara ideologis, pemahaman mereka masih terus bergerak sampai dan disampaikan melalui media digital seperti youtube, instagram dan website. Tidak dapat dipungkiri mungkin juga mereka mempunyai sebuah grup whatsaap.
Pola-pola informasi yang mereka sebarkan adalah selalu mengkritik demokrasi, moderasi beragama, dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berdasarkan hukum Islam. Tentu saja solusi yang mereka tawarkan adalah dengan mendirikan pemerintahan Islam yaitu khilafah. Bahkan mereka tidak segan-segan mengutip ayat-ayat al-Qur’an dan juga hadits Nabi. Sekarang kita bayangkan jika informasi tersebut diterima oleh orang awam tentu saja akan sangat mengancam kehidupan keberagaman kita hari ini.
Meskipun begitu yang perlu dilakukan sebelum menelan informasi tersebut adalah dengan membangun sikap kritis terhadap sebuah informasi adapun langkah-langkahnya adalah dengan menyaring terlebih dahulu informasinya kemudian melihat akun yang menyebarkan serta memeriksa kebenarannya.
Refleksi Tahun Baru
Di tengah-tengah banyaknya informasi propaganda Islam di media sosial, sebagai pengguna digital kita dituntut untuk terus menjaga konsistensi kecintaan terhadap tanah air. Di sisi lain kita juga perlu mengcover pemahaman-pemahaman propaganda tersebut dengan cara menyebarkan pemahaman islam ramah dan Islam yang rahmatan lil ‘alamin di media sosial. Porpaganda tersebut merupakan tantangan bagi umat Islam sendiri karena selain dapat meruskan Islam juga dapat merusak persatuan.
Oleh sebab itu tahun baru ini merupakan momentum di mana seluruh masyarakat harus tetap menjaga konsistensi rasa cinta terhadap tanah air dengan cara menanamkan nilai-nilai toleransi dan nilai-nilai moderasi beragama yang telah dirawat serta dijaga dari tahun-tahun sebelumnya. Konsistensi tersebut tentunya harus didukung oleh beberapa tokoh agama yang memiliki ruang dalam berdakwah baik di rumah ibadah ataupun di media.
Merawat serta menjaga komitmen untuk cinta tanah air merupakan hal yang cukup sulit tanpa ada kontribusi yang signifikan dari para tokoh agama yang sampai hari ini masih aktif dalam melakukan dakwah Islam ramah. Selain tokoh agama, pemerintah juga merupakan unsur yang kedua dalam memberantas propaganda Islam di media. Upaya yang harus dilakukan adalah dengan terus menerus melakukan penelusuran terhadap kelompok-kelompok radikal.
Selain dua unsur tersebut kita sebagai penikmat informasi di kalangan bawah cukup menyaring informasi yang tersebar di media, jika informasi tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI maka cukup tidak menyebarluaskannya kepada khalayak ramai. lebih bagus jika kita melawan propaganda teresebut dengan konten tulisan, video ataupun gambar di Instagram. Wallahua’lam