Hilma Rosyida Ahmad Mahasiswi Universitas al-Azhar Mesir

Mengapa Teroris Begitu Membenci Syekh Ali Jum’ah?

2 min read

Keberadaan dan pemikiran nasionalisme dan moderatisme mantan Grand Mufti Mesir, Dr. Ali Jum’ah, dianggap “racun” oleh  kelompok Ikhwanul Muslimin [IM]. Para kader IM pun seringkali lancang merusak dan mengeksploitasi secara tidak benar fatwa-fatwa beliau. Bahkan mereka mencaci maki Dr. Ali Jum’ah dengan sangat tidak pantas.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Kebencian IM terhadap figur Dr. Ali Jum’ah turut mengantarkan mereka kepada upaya pembunuhan beliau di depan Masjid Al-Fadhl pada 6 Oktober City pada 2016, walaupun pada akhirnya gagal tereksekusi.

Permusuhan para ekstremis dari kelompok IM kepada figur syekh ini sudah cukup lama. Hal itu dimulai bertahun-tahun yang lalu, di mana Dr. Ali Jum’ah berkontribusi besar dalam menganalisis perilaku dan pemikiran kelompok-kelompok militan di dalam penjara di tahun 1990-an, yang mengakibatkan mundurnya sejumlah anggota kelompok ini dan di antaranya tobat dari model pemikiran-pemikiran lama yang ekstrem. Secara eksplisit sumpah serapah dan cacian mereka terhadap Dr. Ali Jum’ah adalah pengakuan kepada publik bahwa mereka beragama tapi membangun pemikiran dan perilakunya dengan etika yang baik. Mereka tersesat. Kontribusi Dr. Ali Jum’ah di atas dianggap cukup telak menghabisi kekuatan doktrinal organisasi ini.

Balasan IM atas apa yang dilakukan oleh Dr. Ali Jum’ah ini cukup banyak. Di antaranya mereka sengaja mendistorsi fatwa-fatwa Dr. Ali Jum’ah. Mereka menguntit semua aktivitas beliau. Mereka pun “memotong-motong” banyak pernyataan beliau terutama terkait dengan upaya negara menangkap teroris-teroris IM. Para teroris mengklaim bahwa Dr. Ali Jum’ah meminta pasukan keamanan untuk membunuh anggota kelompok-kelompok militan selama penangkapan mereka yang terjadi pada tahun 2004 ketika Dr. Ali Jum’ah menjadi Grand Mufti Mesir.

Baca Juga  Bagaimana Hubungan Islam dan Sains?

Saat menjadi mufti, Dr. Ali Jum’ah pernah ditanya tentang hukum membunuh seseorang yang mengangkat senjata di hadapan pasukan keamanan, beliau menjawab diperbolehkan untuk membunuhnya demi mempertahankan diri.

Saat pemilihan presiden 2012, muncul arus pemikiran baru dan kontestasi tidak sehat yang ditampilkan oleh kelompok IM yang mencalonkan Mohamed Morsi, sehingga dari atas mimbarnya, Dr. Ali Jum’ah mencoba menasihati Morsi dkk: “Apa yang saya dengar selama hari ini di Mesir bukan kedamaian, tapi tantangan dan kompetisi yang tidak sehat.. Seseorang mengatakan kepada saya bahwa salah satu kandidat ditanya oleh seseorang: “Bagaimana jika kandidat lainnya menang?” Dia mengatakan: “Itu tidak akan terjadi!!” Siapakah yang lancang pada Allah?! Dia mengatakan: “mustahil” Dan apanya yang mustahil ?! apakah dia tidak mengetahui bahwasanya Dia Melakukan apa yang diinginkan-Nya?! bahwasanya tidak ada ada yang terjadi kecuali apa yang Dia inginkan? !! Apakah dia tidak tahu bahwa masa depan ada di tangan Allah?!

Permusuhan IM terhadap Dr. Ali Jum’ah terbukti setelah itu ketika Morsi dan kelompok terorisnya mengambil alih kekuasaan negara pada tahun 2012, dengan tidak memperbarui Dr. Ali Jum’ah sebagai Grand Mufti, meskipun keberhasilan global diraih oleh Darul Ifta Mesir selama masa beliau.

Kebencian IM terhadap Dr. Ali Jum’ah semakin meningkat ketika mereka melakukan aksi demo di Rab’ah dan Nahdhah melawan kehendak rakyat dan memutuskan untuk mendirikan negara di dalam negara, sehingga pemerintah Mesir membubarkan aksi itu, sehingga kelompok itu mulai melancarkan desas-desus perang melawan negara Mesir dan pasukannya. Kemudian mereka muncul untuk mumutarbalikkan fakta-fakta tersebut.

Ketika perang meningkat di Sinai melawan teroris dan situasi memasuki tahap berbahaya, Syeikh bergegas untuk mempertahankan pasukan negaranya yang gagah berani melawan khawarij zaman ini, beliau mengatakan kepada tentara Mesir di sebuah konferensi para pemimpin tentara yang menyemangati mereka untuk memerangi teroris di Sinai: “Sebaliknya, kita harus menyucikan kota kita dan Mesir dari para bajingan ini … Mereka tidak pantas mendapatkan nasionalisme Mesir kita .. Kita malu terhadap mereka .. Dan saat kita mempertahankan tanah kita, rakyat kita, iman kita dan agama kita, dan sejarah dan peradaban kita … Kita harus mengingkari mereka seperti serigala yang bersih dari darah Ibn Yaqoub, serigala tidak memakan Yusuf……. Jangan korbankan anggota-anggota anda dan prajurit anda demi khawarij ini. Jangan takut dengan ajaran agama, karena agama ada bersama anda, Allah ada bersamamu, rasul-Nya ada bersamamu, dan orang-orang beriman menyertaimu……”

Baca Juga  Genealogi Kesantrian Humanis Gus Dur: Menasabkan Humanisme Pada Pesantren (1)

Setelah pemerintahan kelompok teroris di Mesir berakhir, Dr. Ali Jum’ah tetap bersikeras untuk menyelesaikan jalur yang diambil, karena itu adalah cara untuk menyelamatkan diri dari terorisme Ikhwanul Muslimin. Beliau pun mengajak warga Mesir untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum untuk menjaga negara agar selamat dari kehancuran.

Sampai sekarang, sikap nasionalisme Dr. Ali Jum’ah al-Wataniya tetap berlanjut, tidak peduli terhadap caci-maki para ekstremis IM. Saat masa kampanye beliau sempat berpesan, “Bentengi dirimu melawan kebohongan tentara bayaran setan”. Hal itu yang akhirnya terlihat dari upaya-upaya ekster…

Hilma Rosyida Ahmad Mahasiswi Universitas al-Azhar Mesir

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *