Abdulloh Hamid Koordinator Divisi Media Moderate Muslim Institute (MMI) dan Dosen Teknologi Pendidikan UIN Sunan Ampel Surabaya

Bagaimana Hubungan Islam dan Sains?

2 min read

Momentum Syawal dimanfaatkan oleh muslim indonesia untuk mengadakan Halal bi Halal, namun karena Covid19 maka Halal bi Halal dilakukan secara daring.

Meneguhkan Madrasah Salafiyah Berbasis Sains spirit al-Qur’an Songsong Satu Abad TBS Kudus adalah tema yang dangkat oleh Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS), salah satu madrasah unggulan di Kudus Jawa Tengah. Madrasah TBS adalah salah satu madrasah yang mempunyai prinsip “Merawat Tradisi dan Menebar Inovasi”.

Tema ini terinspirasi di TBS yang selain mengajarkan ilmu-Ilmu salafiyah (ilmu warisan ulama) juga mengajarkan ilmu kholafiyah (ilmu-ilmu modern) sesuai dengan prinsip ,المحا فظة على القديم الصا لح والا خذ با لجديد الا صلح (Merawat Tradisi, Menebar Inovasi).

Maka dari itu Alumni Madrasah TBS mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum (sains) dan alumninya sudah menyebar di berbagai belahan dunia, baik di Barat seperti Amerika, Eropa, Australia, Jepang, Cina dll. maupun di timur seperti Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Maroko, Libanon, Syiria, Sudan dll.

Nadirsyah Hosen dihadirkan untuk menjelaskan tentang bagaimana hubungan Islam dengan sains, menurut Rois Syuriyah PCINU Australia dan New Zealand ini mengkalsifikasi ada tiga golongan respon orang Islam terhadap sains: Pertama, Sains adalah konspirasi barat, jadi jangan dipelajari kalau perlu dijauhi seperti orang-orang bumi datar yang tidak percaya jika bumi itu bulat, walaupun mereka sudah melihat foto-foto yang diambil oleh NASA dari luar angkasa.

Kedua Islamisasi Sains, golongan ini suka mengkonfirmasi bahwa penelitian-penelitian byang dilakukan oleh dunia barat sudah sesuai dengan ayat-ayat di dalam al-Qur’an (ilmu cocokologi), padahal kita tahu bersama bahwa sains itu bersifat dinamis sedangkan al-Qur’an itu statis, sains mungkin hari ini benar tapi kita tidak tahu bahwa lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang itu tetap akan benar, bahkan mungkin akan dibantah oleh penemuan-penemuan di masa mendatang, lantas bagaimana nasibnya al-Qur’an? golongan ini adalah golongan yang minder dengan keilmuan dan keislamannya.

Baca Juga  Pemikiran Politik Moderat KH. Abdurrahman Wahid

Ketiga golongan yang menjadikan spirit al-Qur’an dan Hadis sebagai isyarat untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut. Ayat-ayat al-Qur’an menginspirasi untuk melakukan penelitian sehingga bersifat informatif bukan mengkonfirmasi hasil penelitian. golongan inilah yang perlu kita pilih, banyak ayat-ayat kauniyah yang bisa dijadikan inspirasi sebagai contoh ayat-ayat tentang “alhadid” atau besi, dll.

Ahmad Rofiq menjelaskan pertama tentang adanya tindak lanjut oleh tim khusus terkait tema “Meneguhkan Madrasah Salafiyah Berbasis Sains spirit al-Qur’an Songsong Satu Abad TBS Kudus” menjadi sebuah kurikulum yang diberlakukan di dalam kelas dan di luar kelas. Kedua memanfaatkan Teknologi untuk Madrasah TBS untuk menyebarkan nilai-nilai agama Islam Ahlussunnah Waljama’ah Annahdliyah yang moderat, sesuai tradisi para kiai-kiai TBS, ini penting karena era sekarang teknologi adalah sebagai kebutuhan, sebagai contoh memanfaatkan zoom meeting untuk Halal bi Halal Virtual Internasional di tengah pandemi Virus Korona.

Ketiga dalam kitab Kitab ‘Aunul Ma’bud terdapat hadis Nabi yang berhubungan dengan seratus tahun (satu abad)

سم الله الرحمن الرحيم كتاب الملاحم باب ما يذكر في قرن المائة

4291 حدثنا سليمان بن داود المهري أخبرنا ابن وهب أخبرني سعيد بن أبي أيوب عن شراحيل بن يزيد المعافري عن أبي علقمة عن أبي هريرة فيما أعلم عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن الله يبعث لهذه الأمة على رأس كل مائة سنة من يجدد لها دينها قال أبو داود رواه عبد الرحمن بن شريح الإسكندراني لم يجز به شراحيل

Telah menceritakan kepada kami Sulaimaan bin Dawud Al-Mahriy : Telah mengkhabarkan kepada kami Ibnu Wahb : Telah mengkhabarkan kepadaku Sa’iid bin Abi Ayyuub, dari Syaraahiil bin Yaziid Al-Mu’aafiriy, dari ‘Alqamah, dari Abu Hurairah dalam hadits yang aku ketahui dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini setiap penghujung 100 tahun, orang yang akan memperbaharui agama mereka”.

Baca Juga  Melihat Relasi Ulama dan Umara dalam Proses Islamisasi Nusantara

Berdasarkan hadis ini beliau berharap, madrasah TBS yang akan songsong satu abad mempunyai lompatan-lompatan dalam ilmu agama dan ilmu sains. santri yang intlektual dan intlektual yang santri. untuk itu sangat penting mendesain matang dan membuat sejarah karena menurut ayah gus dur dan putera dari Hadrotusyeikh Hasyim Asy’ari bahwa “Membaca sejarah itu penting, tapi membuat sejarah jauh lebih penting” (KH. Wahid Hasyim).

Abdulloh Hamid Koordinator Divisi Media Moderate Muslim Institute (MMI) dan Dosen Teknologi Pendidikan UIN Sunan Ampel Surabaya