Iqromah Puan Menulis

Peran Perempuan Islam (Nusantara) dalam Menepis Islamophobia: Tentang Islam yang Santun

2 min read

Salah satu dampak dari paham ekstremis yakni adanya islamophobia atau ketakutan terhadap pemeluk agama Islam. Hal ini dikarenakan oknum yang mengatasnamakan Islam telah melakukan kajahatan dengan dalih jihad dan membela agama tuhan. Ketika ekstremisme sudah diambang kewarasan maka banyak kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, mulai dari aksi mengafirkan sampai pada tindakan yang tidak manusiawi seperti pengeboman tempat ibadah dan lain sebagainya. Dengan adanya aksi-aksi tersebut, pada akhirnya timbul asumsi-asumsi miring mengenai Islam sampai pada Islamophobia. Islam yang dilihat tidak seperti apa yang diajarkan oleh guru kita sampai kepada Rasulullah.

Seperti yang kita ketahui, Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh umat. Rahmat yang memiliki makna sayang seharusnya diejawantahkan di dalam kehidupan (lil alamin) atau kepada alam semesta. Lantas apakah gerakan yang menebar kebencian masih dikatakan Islam?

Dalam kasus ini, perempuan memiki power setidaknya pada kaumnya sendiri, yakni perempuan. Apalagi jika mengaitkan dengan tradisionalisme perempuan sebagai makhluk yang memiliki hati nurani lebih tinggi daripada laki-laki, dengan ini tingkat kepekaan terhadap sekelilingnya-pun bisa memengaruhinya. Beberapa riset menyebutkan bahwa perempuan memiliki pengaruh besar terhadap kasus ekstremisme, bersamaan dengan ini, perempuan juga memiliki pengaruh terhadap penanganannya.

Seseorang dalam hal ini dikhususkan kepada perempuan dengan wawasan keislaman yang baik diperoleh dari pengalaman belajar, diskusi sampai didikan keluarga. Di Indoenesia sendiri memiliki banyak lembaga yang menyediakan pembelajaran keagamaan salah satunya adalah pesantren. Pesantren yang masih memegang nilai-nilai keislaman dinilai menjadi pusat pembelajaran kegamaan yang ideal. Apalagi jika pesantren tersebut menjadikan Pancasila sebagai ideologi dengan makna yang luas.

Dewasa ini, intelektual muslim banyak kontribusi dalam formasi diskursif yang memiliki latarbelakang muslim tradisoanal yang mana mereka berasal dari pendidikan pesantren. Dengan demikian, pendidikan pesantren memiliki pengaruh terhadap kompetensi seseorang di bidang agama dan juga yang berkaitan dengan agama.

Baca Juga  Dua Tahun Tanpa Mudik Lebaran dan Hikmah di Balik Itu

Mengapa Islam Nusantara?

Substansi dari Islam Nusantara yakni bagaimana menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan kultur dari Nusantara itu sendiri. Islam Nusantara bermaksud menyatukan antar budaya dan juga agama tanpa merusak syariat. Sebagaimana yang dijekaskan oleh Muhajir Sahal dan Aziz tentang Islam Nusantara yakni sebuah paham dan praktek keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realitas dan budaya setempat. Cara ulama terdahulu menyebarkan agama Islam dengan pendekatan yang disesuaikan dengan masyarakat Indonesia, sehingga Islam dapat diterima dengan baik tanpa merasa tersakiti atau bahkan terusik. Konsep Islam Nusantara inilah yang bisa membawa pribadi manusia dalam tindak tanduk sebagai umat Islam yang berada di Nusantara dengan syariat dan norma-norma.

Ada ada dengaan perempuan?

Di dalam keluarga, perempuan memiliki peran sebagai Ibu. Pada sudut pandang tradisional, Ibu memiliki kewajiban sebagai` perempuan yang menjadi penanggungjawab atas anak. Dalam hal ini, ibu merupakan guru pertama dalam perkembangan anak. Untuk itu, peran ibu sangat besar dalam mendidik seseorang. Ibu dengan bekal ilmu dan sudut pandang yang baik, maka akan meghasilkan generasi yang baik pula. Di tangan ibu, pendidikan awal dijalankan untuk itu, generasi yang tergantung pola asuh dan pendidikan yang baik dari keluarga salah satunya adalah ibu.

Woman support woman

Perempuan memiliki power dalam menepis adanya Islamophobia dari tindak tanduk dan upaya-upaya serta aksi yang dimulai dari dirinya sendiri. Bagaimana Islam dijalankan dengan cinta dan kedamaian kemudian menyebarkannya. Woman support woman tentang bagaimana berislam dengan ramah dan penuh cinta. Bukan menjudge apalagi sampai memaksakan kehendak.

Kita pernah digegerkan dengan video antara perempuan yang memakai pakaian tertutup dan terbuka. Dimana, perempuan yang berpakaian tertutup tersebut memaksa perempuan tersebut untuk memakai hijab. Aksinya tersebut sontak mengundang asumsi publik tentang aksinya yang kurang pantas. Sontak mengundang komentar sampai aksi penolakan yang berujung hilangnya video tersebut dari chanel Youtube-nya

Baca Juga  Integrasi Tasawuf dan Psikoterapi dalam Penyembuhan Mental

Selain di lingkungan keluarga, perempuan juga memiliki power kepada sesamanya. Perempuan yang mendukung perempuan lain dan melindunginya serta perempuan yang juga memberi manfaat kepada sesamanya. Dengan wajah Islam yang rahmatan lil alamin diharapkan dapat menepis adanya Islamophobia yang masih menjadi problem cara pandang di sebagain orang.

Iqromah Puan Menulis