Ilmu Pengetahuan Harus Didasarkan Pada Etika dan Moral

2 min read

Etika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani ethos dan ethiko. Ethos berarti sifat, watak, kebiasaan. Ethikos berarti susila, keadaan, atau kelakuan dan tingkah laku yang baik. Di tinjau dari filsafat etika masuk salah satu pembahasan asksiologi yaitu etika dan estetika. Dalam pandangan penulis, bahwa etika merupkan penilaian masyarakat tentang baik dan buruk tindakan Individu.

Bapak Pendidikan kita Ki  Hajar dewantara dalam satu kesempatan mengungkapkan etika merupakan metode ilmu yang fokus pada pola perilaku manusia sehari-hari, mulai dari berkomunikasi dan berinteraksi antara satu individu dengan individu lainnya, menjungjung nilai etis yang hidup dalam masyarakat.

Aktifitas manusia tidak lepas dari komunikasi antar individu satu dengan yang lain, sehigga dalam pelaksaan kegiatannya seorang perlu adanya batasan sehingga tidak menimbulkan persoalan. Persoalan tersebut, menurut hemat penulis harus di batasi oleh etika komunikasi. Pasalnya negeri ini termasuk negara pluralistik komunal yang memiliki ragam Bahasa, suku, ras maupun antar golongan, sehingga sikap prmodial dan ego sentris Intelektual perlu diredam dalam menyelamatkan persatuan dan kemajumukan.

Masyarakat harus menghormati perbedaan maka komunikasi sosial masyarakat harus memiliki etika, dalam hal ini seringkali diperdebatkan oleh masyarakat yang menginginkan intelektual harus menjadi acuan dasar utama dalam kehidupan, namun penulis merupakan bagian dari orang yang kurang setuju terhadap pandangan tersebut, karena jika intelektual yang diprioritaskaan dalam komunikasi sosial akan rentan terjadi jegolak maupun problematika.

Bhineka tunggal Ika merupakan rujukan penulis, yang dimana ilmu kadangkala membuat seorang arogan, namun etika moral akan membuat seorang istimewa dalam pandangan masyarakat. Hal ini terbukti sejarah intelektual seringkali tidak koorperatif dalam setiap zaman, pemberontakan dipimpin oleh seorang intelektual D.N Aidit merupakan Intelektual yang suatu pertemuan pernah mengalahkan berdebat Sultan Shahrir. Tapi akhirnya Aidit menjadi buronan atas Gerakan PKI yang dipoloporinya

Baca Juga  Memahami Konsep Totem Sigmund Freud melalui Film Princess Monnonoke

Sejatinya dalam menjaga keharmonisan adalah hal yang perlu diperhatikan, agar masyarakat paham pentingnya moral untuk saling menghargai perbedaan satu dan lainnya dalam sosial masyarakat, menjaga keharmonisan sebagai nilai utama dalam membangun kerukunan dan merawat kemajemukan di negeri ini pasalnya isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) menjadi isu yang sensitif yang seringkali digoreng oleh oknum yang tidak menyukai kerukunan dan kemajumukan.

Antara Etika dan Ilmu

Penggunaan ilmu pengetahuan kita harus memiliki pemahaman akan etika dan norma yang hidup dalam masyarakat untuk menghindari silangan pendabat dan budaya yang hidup dalam masyrakat itu sendiri. Pemahaman itu diperlukan memerlukan pemahaman menentukan relevansi dalam kehidupan setiap individu.

Selain itu, etika dan norma merupakan landasan perkembangan ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam perkembangannya harus sesuai dengan etika dan aturan yang di sepakati oleh masayarakat. Yang secara esensial, ilmu pengetahuan bertujuan untuk kemaslahatan maupun kemajuan mayarakat dalam menyelesaikan permasalahan dengan bijak.

Prilaku bijak ini, bisa dihasilkan oleh etika yang matang memprioritaskan etika menampung persatuan dalam kehidupan masyarakat. “Setinggi-tinggi bintang di langit masih tinggi moralitas di dada manusia. (Immanuel Kant 1724-1802).

Perbedaan manusia dengan mahkhul lain adalah pola fikirnya, sehingga individu harus paham dan bisa dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuanya dengan melihat moral etis yang ada dalam suatu masyarakat, maka kearifan seorang intelektual adalah mengimplementasikan ilmu ketika sejalan dengan etika dalam masyarakat, jika tidak demikian, seringkali terjadi disharmoni maupun disintegrasi dalam masyarakat, Maka moral seharusnya, menjadi perhatian serius dan skala prioritas.

Hukum adat yang sejalan dengan norna moral lebih besar pengaruhnya dari pada ilmu pengetahuan, bahkan hukum adat seringkali dipakai dalam meyelesaikan persoalan dan masalah yang ada dalam masyarakat, maka norma lainnya seharusnya tunduk pada norma moral” (Magis Suseno: 21)

Baca Juga  Etos Meritokrasi Islam: Kepemimpinan Berdasarkan Kompetensi dan Kualifikasi

Maka setiap ruang sosial membutuhkan etika, sehingga tak sulit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari etika yang masuk pada term keilmuan tertentu seperti etika Hukum, Etika bisnis, etika Pendidikan dll. Itu menjadi diskursus bahwa etika mendahului disiplin ilmu, maka sejatinya implementasi disiplin ilmu, harus menjadikan etika sebagai pertimbangan utama.

Kekuatan suatu disiplin ilmu memberikan daya perubahan dan merawat kemajemukan dalam masyarakat yang bisa dihasilkan, maka Thomas Aquinas berpendapat bahwa suatu “hukum yang bertentangan dengan hukum moral akan kehilangan kekuatan keselarasan dan relevansi ilmu menjadi perhatian oleh etika”. Persoalannya menjadi penting jika implementasi ilmu bertentangan dengan budaya lokal yang jauh timbul lebih dahulu di kalangan masyarakat, dengan ini intelektual harus memperhatikan norma etika.

Maka hemat penulis dalam hal ini berpendapat bahwa etika moral menjadi hal utama yang perlu ditingkatkan dan pola komunikasi seharusnya menjadi perhatian lebih oleh pegiat intlektual, khususnya di kalangan individu dalam membangun peradaban dan persatuan masyarakat untuk menjaga stabilitas keutuhan NKRI dan implementasi nilai Bhineka tunggal Ika.