Ust. Nurbani Yusuf Aktivis Persyarikatan Muhammadiyah di Ranting Gunungsari Kota Batu dan Ustaz di Komunitas Padang Makhsyar yang Tinggal di Batu, Malang.

‘NU Global Action Melawan Covid-19

1 min read

Hari ini seluruh jemaah Nahdlatul Ulama (NU) di dunia berdoa bersama dalam satu pikiran dan gerakan. Bagi saya, ini yang tak dimiliki ormas lain. NU punya sesuatu. Saya sebut ‘azimat’ atau sesuatu yang bisa membuat orang bergerak bersama, berpikir bersama dan bertindak bersama dalam satu komando.

NU sedang menunjukkan mobilitas dan soliditas dalam spektrum kekuatan kultural yang melibatkan massa besar—mungkin ini pula yang disebut oleh McLeland tentang tiga ciri modernitas. Social mobilization, culture ekspansion, dan growth evonomics oriented—dan NU tak perlu ambil semua untuk disebut modern.

Siapapun boleh bangga dengan jumlah sekolah, universitas, pesantren atau usaha lain, tapi mungkin bisa saja menjadi tak penting jika adanya telah hilang haluan dan kering dari spirit gerakan. Kebanggaan sesungguhnya bukan pada banyaknya jumlah amal usaha: tapi ‘pikiran yang menggerakkan’, itulah yang utama.

Michael Heart menulis bahwa, Kesuksesan Nabi saw tak diukur dari berapa jumlah masjid telah dibangun apalagi pesantren atau universitas, tetapi manusia yang berubah; gerakan yang menginspirasi dan manusia yang tunduk dan patuh. Inilah kekuatan dahsyat itu.

Para ulama NU selalu pintar ambil hikmah, di mana wabah Corona-19 yang menyedihkan diubah menjadi kekuatan dahsyat yang menyatukan. Ini ide cerdas khas gaya Walisongo.

Sebab NU tak bisa dipisahkan dari basis massa yang terus bergerak dinamis. Kekuatan NU adalah pada kemampuan menghimpun massa menjadi sebuah kekuatan yang menggerakkan.

Maka tidak penting bertanya apakah yang dilakukan NU ini ada dalil apa tidak, dicontohkan Nabi apa tidak, apalagi bertanya apakah doanya diterima atau dikabulkan; sebuah deret pertanyaan klise karena kurang ngopi. NU tak sibuk dengan definisi.

Baca Juga  Kunci Kebahagiaan Ada di Sholat

NU begitu adaptif dan cepat tanggap. Itu yang saya bilang, NU punya daya kebal yang cukup dan tidak terjebak pada pembangkangan atau khilaf kecil-kecil tentang shalat Jumat yang diubah, mudik yang dicegah atau salat tarawih yang terancam tiada. NU adaptif dan terus bergerak. NU global action—gerakan mengetuk pintu langit menggoyang Arsy—berharap syafaat dan bencana segera hilang.

Ust. Nurbani Yusuf Aktivis Persyarikatan Muhammadiyah di Ranting Gunungsari Kota Batu dan Ustaz di Komunitas Padang Makhsyar yang Tinggal di Batu, Malang.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *