Putri Permata Biru Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Ekstremisme Beragama

2 min read

Halo everyone tahu gak sih apa itu ekstremisme beragama? Ekstremisme beragama adalah sebagian orang yang terlalu keras dan kaku pada agama. Banyak sekali kelompok – kelompok yang mendoktrin banyak orang untuk sepemaham dengan mereka dan biasanya kelompok tersebut melakukan perang dengan mengatasnamakan agama yang membuat orang berpikir bahwa agama tersebut salah.

Nah disini akan sedikit dibahas tentang bahayanya ekstremisme beragama dan bagaimana cara kita bisa filterisasi pergaulan kita pada orang. Yuk mari kita simak dan semoga artikel ini bisa menjawab tanda tanya besar kita tentang adanya ektsremisme beragama.

Segala sesuatu memiliki derajat intensitas. Mulai dari yang nol, moderat sampai yang ekstrim. Dan segala sesuatu mempunyai tingkat derajat seperti contohnya orang yang beragama, tingkat derajat orang beragama yaitu ada yang beriman, ada yang tidak beriman (kafir) dan ada yang moderat (taat) dan ekstrim.

Agama memiliki materi yang sifatnya baku/sakral melebihi ilmu universal yang berdasarkan akal dan pengalaman. Orang yang paham betul akan Agama mempunyai nilai yang khusus yaitu dengan menyebarkan nilai – nilai Agama dari kitab suci seperti Al-Quran dan Hadist sebagai rujukan tidak sembarangan menggunakan sumber yang palsu/mengarang.

Memberikan pengertian agama kepada seseorang harus memiliki standar seperti memahami agama, mengerti makna dari Al – Qur’an, Hadits, kitab – kitab lainnya dan memiliki ilmu agama yang begitu kuat.

Adanya ekstremisme dalam beragama yang sekarang banyak sekali bisa menimbulkan masalah jika golongan orang yang ekstrim beragama mempunyai visi misi untuk mengajak orang yang awam untuk menjadi pengikutnya sementara mereka bukan orang kompeten / tidak memiliki ilmu yang cukup. Sebab sekarang banyak sekali dari mereka hanya menggunakan kemampuan verbal dalam berbicaranya untuk mempengaruhi orang.

Baca Juga  Toleransi dan Transformasi Sosial Keberagamaan (1)

Biasanya kasus orang yang terlibat dalam golongan ekstremisme beragama ini para pengikut mereka diberi narasi – narasi yang sangat heroik seperti kondisi yang ada saat ini seperti rusaknya dan jahiliyahnya semua. Merasa dunia sangat hancur dan rusak kemudian memberikan atau mengajak untuk melakukan perubahan agar kondisi yang jahiliyah ini tidak terus berlangsung.

Seperti banyak yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang mengatasnamakan Agama untuk menghancurkan Agama umat lain. Mereka mengiring dan mengajak orang awam untuk satu paham dengan mereka masuk ke jalan yang salah, seakan – akan agama membolehkan membunuh dan menyerang orang. Hal seperti ini sebenarnya salah karena dalam agama berisi nilai – nilai dasar yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Golongan orang yang ekstrim dalam beragama biasanya menjauhkan diri dari lingkungan sekitar, mereka hanya menganggap bahwa golongannya saja yang benar. Hal seperti ini sebenarnya salah karena kita tahu sendiri bahwa sebagai manusia kita harus memiliki rasa bersosialisasi terhadap semua orang tanpa harus memandang seperti apa orang tersebut.

Ekstremisme beragama juga bisa dikatakan radikal karena hal ini termasuk radikal pikiran dan radikal fisik. Contohnya seperti mempunyai kelompok pemahaman agama yang tidak seharusnya, berbenturan dengan orang banyak, tidak mempunyai harmoni dengan orang lain, suka melawan arus dengan perkara yang buruk, dan berbeda dengan prinsip agama.

Tidak harus orang yang taat Agama yang menjadi orang eksklusif, menyendiri dan berkumpul hanya dengan kelompoknya tidak membaur dengan masyarakat. Itu bukan salah satu ajaran agama yang baik, ajaran agama yang baik salah satunya adalah bersosialisasi normal secara baik. Memang orang seperti ini menjaga diri dari pengaruh negatif tetapi bukan berarti menolak dirinya tidak bergaul dengan berbagai macam manusia.

Baca Juga  Fenomena Beragama di Era Digital dalam Sudut Pandang Stig Hajarvard

Adanya ekstremisme beragama seperti ini rawan membuat orang menjadi tidak bergaul dan tidak membaur dengan masyarakat umumnya artinya berpotensi menciptakan kehidupan untuk menyendiri. Ekstremisme beragama ini mampu membuat orang seperti memakai kacamata kuda yang taunya hanya depan saja.

Mempelajari ilmu agama melalui media online juga bisa berbahaya bagi orang yang tidak mempunyai landasan agama yang kuat. Sebab sekarang juga banyak sekali orang – orang yang minim agamanya namun berani bersuara menggunakan logikanya tidak berdasarkan ilmu dari Al – Quran, Hadis atau kitab – kitab lainnya.

Bagi kita yang mempunyai kemampuan verbal harus berhati – hati jangan sampai orang menjadi menutup dirinya dari kebenaran – kebenaran yang lain dan menutup dirinya dari banyak peluang yang lainnya. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus pandai – pandai dalam memilih jalan untuk beragama yang bermoderat.

Putri Permata Biru Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya