Redaksi Redaksi Arrahim.ID

Bercermin dari Kerukunan dan Merawat Keindonesiaan di Papua

2 min read

Arrahim.ID-Kemenag — Kami sangat bangga dengan kerukunan yang terbangun di Papua; kata Menag pada setiap pengarahannya di berbagai tempat, selama kunjungan kerja di Papua dan Papua Barat.

“Setiap teman asing bertanya tentang kerukunan, saya selalu bilang, belajarlah dari Indonesia, negara dengan beraneka ragam budaya dan agama, namun tetap rukun bersatu dalam Indonesia”.

“Bila ingin menelaah lebih jauh tentang kerukunan, datanglah ke Papua, khususnya Papua Barat, provinsi dengan indeks kerukunan tertinggi di Indonesia,” imbuhnya pula.

Menag pada 3 – 4 September 2020 berkunjung ke Jayapura dan Sorong. Kunjungan tersebut dalam rangka sosialisasi program Kemenag “Kita Cinta Papua”. Tujuannya, lebih memacu kuantitas dan kualitas sumber daya manusia Papua, di bidang agama dan pendidikan melalui jalur keagamaan. Program ini juga dalam rangka merawat dan mengokohkan ke-Indonesiaan.

Di bidang pendidikan, pada tahap pertama, antara lain, Kemenag memberi beasiswa kepada 257 mahasiswa Kristen Papua untuk kuliah S-1 di enam Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN), yaitu di Manado, Ambon, Toraja, Palangkaraya, Kupang dan Tarutung (Sumut). “Insya Allah dengan program ini, mulai tahun 2024 setiap tahun paling tidak kita mendapat tambahan 200 anak Papua sarjana S-1, yang siap mengabdi di Papua atau di wilayah Indonesia lainnya, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Menag.

Enam Rektor STAKN ini diundang ke Papua untuk menjemput para calon mahasiswanya. Pada 6 September 2020, mereka akan dibawa para Rektor langsung ke kampus masing-masing. Menag berpesan kepada para calon mahasiswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Sementara kepada para Rektor, Menag berpesan untuk mendidik mereka seperti anak sendiri.

Kemenag juga memberi beasiswa kepada 285 mahasiswa muslim, 90 mahasiswa Katolik, bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dan BOS untuk sekolah-sekolah keagamaan Islam, Kristen, Katolik dan Buddha. Selain itu, Kemenag membangun lima gedung baru madrasah, memberi bantuan pembelajaran daring, serta bantuan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, dan lainnya.

Baca Juga  Hari Santri 2020 Usung Tema Santri Sehat Indonesia Kuat

Di bidang penguatan kehidupan beragama, Kemenag memberi bantuan rehabilitasi dan bantuan operasional di masa pandemi Covid untuk rumah-rumah ibadah semua agama. Pada tahap berikutnya, dalam waktu dekat, Kemenag akan membangunkan kantor-kantor Kemenag Kabupaten yang belum terbangun. Kemenag juga akan memperbanyak penyuluh-penyuluh agama. Selain melaksanakan tugas pokoknya, mereka dapat juga diperankan sebagai motivator anak-anak usia sekolah.

Di bidang usaha merawat ke-Indonesiaan, Menag mendukung berbagai upaya pengokohan persatuan. Menag pada kesempatan ini meletakkan batu pertama pembangunan Monumen Kerukunan, dan membangun Jembatan Kesetiakawanan Aceh-Papua dan Maluku- Papua. Momen ini dihadiri antara lain oleh para Kakanwil, tokoh-tokoh dan wakil-wakil Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Aceh dan Maluku.

Menag juga membawa Ketua Umum Partai Aceh yang juga mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf untuk bercerita tentang pilihan mereka bergabung dengan Indonesia di bawah Perjanjian Helsinki, demi kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan Aceh. Mereka sangat puas, karena saat ini Aceh menjadi lebih maju, lebih damai, dan lebih sejahtera dibanding sebelumnya.

Pada setiap acara yang dihadiri Menag, selalu dibuka dengan lagu Indonesia Raya. Dinyanyikan juga lagu Papua Nan Indah. Pada beberapa acara, disenandungkan juga pembacaan Ayat Suci Al Quran. Juga pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu pemuka agama. Doa acara peletakan batu pertama Monumen Kerukunan di Kabupaten Jayapura misalnya, dipimpin tokoh agama Hindu. Meski jumlah umat Hindu di Papua terhitung sangat kecil, namun mereka tetap dihomati keberadaannya.

Presiden Jokowi sangat populer di Papua. Itu tidak terlepas dari besarnya perhatian Presiden dalam membangun Papua yang sebelumnya sangat kurang tersentuh. Tak heran jima di sana ada nama “jalan Jokowi” “bukit Jokowi”. Bahkan, akses yang memudahkan wisatawan naik ke “view point” puncak pulau Vanimo, Raja Ampat, disebut dengan “tangga Jokowi”.

Baca Juga  Yenny Wahid: Santriwati Harus Berdaya dalam Teknologi

Papua dengan berbagai keragamannya, dapat disebut sebagai Indonesia dalam bentuk mini. Karena kerukunannya, Papua betul-betul dapat disebut “Indonesia di ufuk Timur”. Hormat untuk Papua, Kita Cinta Papua!

Sumber: Kemenag

Redaksi Redaksi Arrahim.ID