Apakah Lulusan Universitas Islam Selalu Jadi Kyai?

2 min read

Pasti tidak asing lagi dengan kata-kata tersebut dari mulut ke mulut masyarakat. Apakah lulusan Universitas Islam selalu akan menjadi kyai atau pendakwah saja? Apakah kuliah di Universitas Islam  harus pandai agama atau harus pandai Bahasa arab? Sangat tidak asing sekali kata-kata tersebut keluar dari masyarakat. Bahkan banyak sekali lulusan SMA yang ingin melanjutkan kuliahnya masuk ke Universitas Islam Negeri sedikit takut karena dengan alasan tidak pandai agama atau tidak pandai berbahasa arab.

Apakah benar mahasiswa Universitas Islam lulusannya selalu jadi kyai? Menurut saya hal tersebut kurang benar tidak semua mahasiswa yang lulusan dari Universitas Islam selalu menjadi pendakwah atau seorang kyai. Mahasiswa Universitas Islam juga tidak belajar tentang keagamaan saja melainkan juga belajar ilmu umum. Universitas Islam menjadi integrasi keilmuan jadi mahasiswa dibekali ilmu keagamaan dan ilmu umum. Banyak program studi di universitas Islam negeri yang tidak hanya berbasic agama saja. Contohnya ada program studi Hubungan Snternational, Sastra Inggris, Psikologi dsb.

Bahkan mahasiswa universitas Islam tidak kalah prestasinya dengan universitas umum lainya. Banyak mahasiswa universitas islam yang sering mengikuti lomba sampai ke international dan banyak yang mencetak kejuaraan. Mahasiswa universitas Islam negeri tidak hanya jago dalam bidang keislaman saja melainkan juga jago dalam bidang akademik umum lainnya karena kita menerapkan integrasi keilmuan.

Apakah itu integrasi keilmuan? Menurut Ahmad Rodoni Integrasi keilmuan adalah penyatuan ilmu Islam dengan ilmu-ilmu lainya, sehingga ilmu-ilmu tersebut tidak terdapat perselisihan atau pertentangan. Mungkin tidak hanya universitas islam saja melainkan universitas Islam yang lain juga menerapkan integrasi keilmuan. Lantas untuk apa ditakutkan bila kuliah di universitas islam akan kekurangan ilmu umum.

Baca Juga  Solidaritas Filantropis di Masa Pandemi Covid-19 [2]

Universitas adalah tempat untuk belajar bukan untuk menentukan profesi. Masalah profesi adalah takdir allah kita tidak tahu tika akan menjadi apa besok karena itu Allah SWT yang menentukannya. Jika mereka selalu menganggap bahwa lulusan perguruan tinggi Islam selalu menjadi kyai kita ucap amin saja karena jika lulusan perguruan tinggi Islam menjadi kyai kita sebagai mahasiswa perguruan tinggi Islam sudah dibekali dengan ilmu-ilmu yang bagus baik ilmu umum ataupun ilmu dalam bidang keagaaman.

Tidak semua mahasiswa perguruan tinggi Islam jago dalam bidang ilmu keagamaan saja mereka memiliki kemampuan atau skill pada bidangnya sendiri-sendiri. Kita tidak bisa menjudge (menghakimi) bahwa mahasiswa perguruan tinggi Islam selalu jago dalam hal-hal yang berbau keislaman. Mahasiwa perguruan tinggi Islam juga belajar tentang keislaman yang lebih mendalam di perguruan tinggi islam.

Lalu bagaimana cara untuk mengatasi omongan masyarakat yang suka bilang bahwa lulusan universitas Islam akan selalu menjadi kiyai? Tidak perlu dirisaukan dengan omongan tersebut jika kita ditakdirkan sebagai pendakwah ataupun kita sebagai ulama itu semua adalah takdir Allah SWT. Niat kita sebagai mahasiswa perguruan tinggi Islam hanya untuk belajar baik belajar dalam bidang ilmu keagamaan ataupun ilmu umum lainya.

Perguruan tinggi Islam kokoh dengan pegangannya yakni integrasi keilmuan jadi tidak perlu risau kalau mahasiswa hanya bisa dalam bidang ilmu keagamaan. Ilmu agama juga sangat penting untuk dimiliki sosok pemimpin bukan hanya dimiliki pendakwah atau ulama’ saja melainkan pemimpin juga wajib untuk bisa tentang ilmu keagamaan, mengapa bisa begitu? Karena memimpin sebuah negara ataupun yang lain jika tidak pandai dengan ilmu agama rasanya kurang pas atau bahasa sekarang kurang afdol. Karena mengambil keputusan jika tidak di selingi dengan ilmu keagamaan kurang pas saja.

Baca Juga  Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual Berbasis Agama

Pentingnya dalam dunia mahasiswa untuk belajar ilmu keagaman dan ilmu umum lainnya. Karena sebagai mahasiswa sebagai agent of change atau sebagai agen perubahan maka diusahakan bisa merubah pemikiran yang seperti itu menjadi pemikiran yang lebih kritis dan lebih baik lagi. Karena sebuah universitas digunakan untuk menuntut ilmu bukan hanya digunakan untuk menentukan profesi. Selain itu universitas juga tempat kita mengembangkan bakat yang kita punya melalui itu.

Kita sebagai mahasiswa harus dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa kita dapat membawakan perubahan pada dunia menjadi lebih baik. Kita belajar banyak dari sebuah universitas dan kita harus dapat merubah pada kebaikan, selain itu kita juga mengusahakan merubah pola pikir masyarakat yang sangat minim menjadi lebih baik lagi. Segala sesuatu tidak boleh dipandang melalui satu sisi saja melainkan dipandang melalui beberapa sisi.

Masyarakat tidak boleh memandang bahwa lulusan universitas Islam hanya dapat menjadi sebuah kyai saja, karena kita sebagai mahasiswa tidak hanya belajar sebuah agama, melainkan juga belajar mata kuliah umum. Lebih baik jika universitas selalu berpegang teguh kepada integrasi keilmuan, jadi mahasiswanya bisa berkembang pada bidang keagamaan dan ilmu umum lainya. (mmsm)