Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen S3 Universitas al-Azhar Mesir; Ketua STAI al-Anwar Sarang Rembang

Para Perempuan Hebat di Era Kenabian

1 min read

Aisyah binti Abi Bakr. Perempuan muda yang merupakan istri kinasih Rasulullah ini sangat aktif belajar. Kedekatannya dengan suaimnya yang agung dan rumahnya yang berada persis di samping masjid membuatnya berkesempatan untuk belajar dengan sangat baik. Imam Hakim mengatakan, seperempat hukum-hukum syariat dinukil dari Sayyidah Aisyah. Pembesar-pembesar sahabat bahkan banyak merujuk kepadanya.

Abu Musa Al-Asyari mengatakan, tak satu pun Hadis merepotkan kami, para sahabat, lalu kami bertanya kepada Aisyah, kecuali kami mendapatkan ilmu darinya. Muridnya yang tercatat berjumlah 299, 67 di antaranya adalah perempuan.

Arwa binti Abdul Muththalib. Dia adalah bibi Rasulullah saw., perempuan tangguh dan cemerlang sebelum dan sesudah masuk Islam. Penyair wanita top ini menggunakan kepiawaiannya dalam menggubah syair untuk membela junjungannya, Nabi Muhammad saw., yang tak lain adalah keponakannya sendiri.

Asma binti Abi Bakr. Menurut Ibn Ishaq, putri khalifah pertama ini masuk Islam di urutan setelah tujuh belas. Ia termasuk as-sabiqqun al-awwaluun. Kedekatannya dengan sumber wahyu menjadikannya sebagai salah satu perawi Hadis terkenal.

Hadis yang tercatat darinya ada 85 Hadis. Saat Rasulullah dan Abu Bakr bersembunyi di Gua Tsaur, dialah yang mengantarkan makanan di sore hari. Ia menyobek kerudungnya menjadi dua, yang satu untuk mengikat bekal makanan yang ia siapkan untuk Baginda Rasul dan yang satunya lagi ia gunakan sebagai ikat pinggang.

Asma binti Yazid. Perempuan dari Anshar ini masuk Islam pada tahun pertama kedatangan Nabi. Ia pembelajar yang istimewa. Keberaniannya untuk bertanya kepada Nabi Muhammad menjadikannya sering mendapat titipan pertanyaan dari teman-teman lainnya. Dia juga perempuan pemberani. Saat perang Yarmuk, ia mengambil tiang kemah, lalu melaju ke medan perang dan membunuh sembilan tentara Romawi.

Baca Juga  Aisyah Balapan Lari dengan Rasulullah Muhammad

Ummu Waraqah binti Al-Harits. Perempuan dari Sahabat Anshar ini adalah pembelajar yang giat. Ia telah banyak menghafal Al-Quran. Ia juga adalah wanita pemberani. Pada saat Perang Badar, ia minta izin kepada Rasul untuk ikut dalam perang untuk merawat dan mengobati para korban yang luka-luka. Rasulullah saw. tak mengizinkannya, dan memerintahkan dia untuk tetap tinggal di rumah.

Dalam “jihad rumahannya” ini, ia mendapatkan izin untuk menjadi imam salat bagi anggota keluarganya. Barangkali, dia adalah perempuan pertama dalam sejarah umat Muhammad yang menjadi imam salat. Wanita mulia ini mendapatkan berita gembira dari Nabi, bahwa kelak ia akan diberi kematian syahid.

Rufaida binti Sa’d al-Aslamiyyah. Perempuan dari Anshar ini ikut menjemput Rasulullah saat kedatangannya di Madinah. Kegemarannya adalah belajar keperawatan dan pengobatan kepada ayahandanya. Ia mengabdikan hidupnya pada bidang kesehatan masyarakat.

Untuk ini, ia membuat tenda klinik di masjid Rasulullah dan mengajarkan keperawatan dan pengobatan kepada para wanita, termasuk kepada Sayyidah Aisyah, istri Rasul. Pada saat Perang Khandaq, Sa’d bin Muadz, pemimpin Kabilah Aus, terkena panah. Rasulullah memerintahkan agar dia dirawat di kemah klinik milik Rufaida. Namanya diabadikan dalam berbagai penghargaan-penghargaan di bidang kesehatan di sejumah negeri muslim. [MZ]

Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen S3 Universitas al-Azhar Mesir; Ketua STAI al-Anwar Sarang Rembang