Ayus Mahrus el-Mawa Filolog; Pengurus MANASSA (Masyarakat Pernaskahan Nusantara); Kasi Penelitian dan Pengelolaan HAKI Kemenag RI.

[Obituari] Syaifan Nur, Almarhum yang Mengenalkan Sejarah Agama-agama

1 min read

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kebaikan seseorang akan terlihat setelah dirinya tiada. Jelang subuh, 03.20 WIB 29 Juni 2020 dosen kami, Dr. H. Syaifan Nur telah tiada, dipanggil sang Mahakuasa. Beliau dosen Sejarah Agama-Agama di Jurusan Tafsir (TH) Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kabar duka mendalam itu telah beredar di WA grup alumni IAIN/UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas wafatnya guru kami tersebut. Semoga beliau husnul khatimah. Beliau dikenal kalau ngajar lembut dan kalem suaranya di kelas.

Saat itu, sekitar tahun 92/93 pak Syaifan, demikian kami menyapanya, mengajar mata kuliah Sejarah Agama-Agama di dunia. Bagi kami, jurusan TH tentu saja termasuk hal baru dikenalkan materi ini. Selain dikenalkan Agama-Agama besar di dunia, Islam, Kristen, Yahudi, Hindhu dan Budha juga Agama-Agama lokal.

Sebagai calon mufassir, begitu seloroh kami, tentu saja termasuk salah satu pembeda mengapa TH pindah dari fakultas Syariah ke Ushuluddin. Angkatan tahun 1991 termasuk as-sabiqunal awwalun di Ushuluddin, karena baru pindah tahun 1989. Berarti kami termasuk generasi ketiga jurusan Tafsir Hadis.

Sekalipun di kemudian hari, di antara kami hampir tidak ada lagi yang mendalami bidang tafsir atau hadis, mungkin hanya Prof. Abdul Mustaqim saja yang masih konsisten di kajian tafsir, dan Dr. Ali Masrur pada bidang Hadis. Prof. Al Makin teman sekelas kami yang lain malah bidang filsafat. Saya sendiri geser ke filologi, makanya kalau ada naskah mushaf al-Quran, tafsir dan Hadits girangnya bukan main, seperti baru mendapatkan mainan yang lama hilang.

Almarhum Pak Syaifan, saya bersaksi adalah dosen baik, bukan semata karena telah memberi nilai yangg adil, tapi juga hingga akhir hayatnya. Saya mendengar tidak berubah sikap dan tutur kata. Semua dosen kami, insya Allah juga begitu. Saya baca karya buku dan artikelnya. Beliau juga konsisten memgkaji sufisme. Di antara bukunya Sufisme Nusantara.

Sungguh sangat terasa makna belajar Sejarah Agama-Agama untuk pergaulan saya di kemudian tahun. Bukan hanya memudahkan kami berdekatan dg gagasan lintas atau antar Iman dalam Agama-agama baik saat di Jogja dengan DIAN/Interfidea, ICRP di Jakarta, maupun saat di Cirebon dg mendirikan Forum Sabtuan, Lintas Iman (2001) serta bergaulan secara personal. Dari itulah mulai tumbuh sikap pluralis, multikultural, dst.

Baca Juga  Pendirian IAIN Bima dan Multikulturalisme Indonesia Timur

Damailah di alam yang barumu, pak Syaifan. Selamat berjumpa dg para pemeluk Agama-Agama lain dengan syurga yg sudah diciptakan Tuhan yang sama di akhirat. Apa yang sudah engkau ajarkan, insya Allah jalan mudah menuju singgasana sang pemilik Agama-agama yang hakiki. Untuk itu mari kita doakan untuk pak Syaifan, gaffarallahu dzunubahu. Wa lahul fatihah.

Ayus Mahrus el-Mawa Filolog; Pengurus MANASSA (Masyarakat Pernaskahan Nusantara); Kasi Penelitian dan Pengelolaan HAKI Kemenag RI.