Khairun Niam Mahasiswa sekaligus santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta

Melihat Keragaman Indonesia dalam Karya Seni Batik

2 min read

Indonesia adalah negara yang penuh dengan keragaman baik dari suku, budaya dan agama. Salah satu budaya yang menjadi ciri khas Indonesia adalah batik. Kemarin, tepat pada tanggal 2 oktober, masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional 2024. Sebagai bentuk cinta terhadap batik maka para pejabat, staff karyawan, dan guru kompak menggunakan batik sebagai seragam kerja.

Batik merupakan salah satu karya seni dalam bidang fashion yang diciptakan oleh leluhur bangsa Indonesia. Sebagai sebuah karya seni asli Indonesia batik masih eksis sampai hari ini dan menjadi favorit masyarakat Indonesia. Selain harganya yang terjangkau juga karena motifnya yang unik dan beragam. Biasanya batik digunakan pada acara resmi seperti undangan pernikahan dan acara formal lainnya.

Sejarah Hari Batik Nasional 

Secara historis batik erat kaitannya dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa. pengembangan batik banyak dilakukan pada masa kerajaan mataram kemudian masa kerajaan Solo dan Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu batik lambat laun mulai di kenal oleh masyarakat.

Melansir dari news.detik.com mulanya batik diperkenalkan secara internasional oleh Presiden Soeharto saat mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selanjutnya batik Indonesia kemudian didaftarkan untuk mendapatkan status Intangibel Cultural Heritage (ICH) melalui UNESCO pada tanggal 4 September 2008 di Jakarta.

Lima bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal 9 Januari 2009, pengajuan batik untuk Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendari UNESCO diterima secara resmi. Kemudian pada tanggal 2 Oktober 2009, batik dikukuhkan seabgai warisan Budaya Tak Benda dalam sidang ke empat Komite Antar-Pemerintah yang diselenggarakan oleh UNESCO di Abu Dhabi.

Sejak saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden No. 33 Tahun 2009, yang dikeluarkan pada tanggal 17 November 2009.

Baca Juga  Ragam Pilihan Ngaji Kitab Selama Ramadan di Rumah Saja

Ragam Motif Batik dan Filosofinya

 Dalam produksinya, batik terdiri dari batik cap dan batik tulis. Adapun motifnya biasanya berupa hewan, manusia, geometris dan motif lain. Biasanya motif setiap batik terkait dengan budaya setempat. Adapun faktor yang mempengaruhi munculnya motif batik antara lain adalah letak geografis, misalnya di daerah pesisir akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya.

Sampai hari ini kita dapat melihat motif batik yang beragam. Setiap motif pada batik memiliki ciri khas serta filosofinya tersendiri. Berikut ini adalah contoh motif batik serta filosofinya.

Pertama, motif Alas-alasan, dalam bahasa Jawa alas artinya hutan, sehingga alas-alasan dapat diartikan sebagai hutan-hutanan atau seperti motif hutan. Adapun filosofinya diharapkan mampu mengajak orang lain untuk membaca ulang dan selalu mawa diri, arif dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh dengan tantangan.

Kedua, burung emprit. Motif ini merupakan burung yang tidak pernah lapas dari kelompoknya. Meskipun badannya kecil, tetapi ia mampu bertahan mengahdapi dunia yang luas karena kehidupan mereka yang selalu berkelompok. Adapun pesan dari motif burung emprit ini yaitu menyampaikan pesan agar manusia belajar dari Alam dan sekitarnya, bahwa sebagai makhluk sosial kita harus menjaga hubungan baik dengan sesama.

Ketiga, Batik Kawung. Motif batik ini cukup terkenal di daerah Yogyakarta. Bentuknya yang bulat seperti buah kawung atau buah aren disusun secara geomoteris. Adapun filosofi batik ini melambangkan keperkasaan dan keadilan. Sehingga tidak heran jika dulunya batik kawung hanya boleh dikenakan oleh orang-orang dari kalangan pejabat kerajaan.

Selain tiga motif batik tersebut masih banyak lagi motif batik yang tentu tidak dapa penulis sebutkan satu persatu. Tetapi tiga motif batik di atas dapat menjadi sample bahwa setiap motif pada batik memiliki makna tertentu.

Baca Juga  Rame Diskusi "Pemakzulan Kepala Negara", Begini Pandangan Imam Mawardi dan Imam Nawawi

Menjaga Warisan Budaya

Secara filosofis keragaman hias yang terkandung dalam motif batik banyak memilki makna tertentu sebagai mana yang penulis sebutkan di atas. Biasanya motif batik mewakili cirikhas dari daerah tersebut. contohnya adalah motif batik sidomukti gagrak Surakarta dan gagrak Yogyakarta. meskipun sama dalam bentuk motif tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam pilihan warna latarnya.

 Beragam motif batik yang saat ini kita lihat merupakan manifestasi dari ciri khas daerah batik itu berasal. Contohnya adalah batik cirebon yang memilki cirikhas dengan awan yang disebut dengan batik mega mendung. Selain itu motif batik tidayu dari Kalbar. Motif ini merupakan perpaduan berbagai etnis yang ada di Kalimantan yaitu Tionghoa, Dayak dan Melayu.

Setiap motif pada batik mewakilkan ciri khas dari daerah tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melihat motif batik yang beragam sama halnya dengan melihat keragaman yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu batik sebagai warisan budaya perlu untuk dijaga dan di lestarikan. Harapannya agar generasi muda dapat menjaga nilai-nilai luhur pada batik sebagai warisan budaya Indonesia dalam bidang fashion ini. wallahua’lam

Khairun Niam Mahasiswa sekaligus santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta