Arrahim.ID — Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto menggelar wisuda perdana. Wisuda diikuti 460 mahasiswa dari 10 program studi sarjana (S1) dan 2 program studi magister (S2). Mereka berasal dari berbagai daerah di nusantara.
Di tengah pandemi, wisuda kampus yang berdiri sejak 2015 ini dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan. Seluruh undangan tetap menjaga dan menggunakan masker.
Hadir dalam wisuda ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa. Orasi ilmiah disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Prof. Dr. Ali Ramdani.
“Para wisudawan harus terus menjadi manusia pembelajar yang tidak hanya mampu merespons isu-isu dan kebutuhan kekinian, tetapi juga menatap dan menjawab tantangan masa depan,” pesan Dirjen di Mojokerto, Minggu (30/08).
“Kalau dengan wisuda hari ini, Anda berhenti belajar, berarti Anda adalah orang-orang milik masa lalu. Akan tetapi, kalau anda terus belajar hari ini, berarti Anda adalah orang-orang yang memiliki masa depan,” sambungnya.
Ramdhani mengapresiasi kerja keras dan prestasi IKHAC sehingga kampusnya bisa terus berkembang. Dia menegaskan komitnya untuk memberi dukungan lembaga pendidikan Islam.
Pendiri IKHAC, Prof. Dr. KH. Asep Saifudin, MA. dalam sambutan menyampaikan sejumlah pesan. Pertama, wisudawan agar tetap semangat belajar. Bagi lulusan S1 diminta melanjutkan ke S2 dan lulusan S2 bersiap melanjutkan ke jenjang S3. IKHAC juga sudah mempersiapkan persyaratan untuk membuka program studi jenjang S3.
“Bagi para wisudawan yang terikat perjanjian pengabdian dengan lembaga asal, sebaiknya dilaksanakan janjinya,” pesan Kiai Asep.
Kedua, wisudawan harus menjadi sosok mandiri. Sarjana IKHAC telah dibekali penguatan konten prodi, yaitu: Akutansi, IT, Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kyai Asep yakin lulusan IKHAC bisa menjadi sosok enterpreneur yang tangguh dan mandiri di tengah masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Kiai Asep juga menyampaikan mimpinya untuk menjadikan IKHAC menjadi universitas kelas dunia (World Class University). Saat ini, IKHAC sudah sering dikunjungi pelajar dari pelbagai negara.
Editor: Khoiron