Redaksi Redaksi Arrahim.ID

Penyuluh Agama Islam Harus Sebarkan Konten Moderasi Beragama

1 min read

Arrahim.ID — Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama Muhammad Adlin Sila mengajak para Penyuluh Agama Islam (PAI) agar dapat terus mengampanyekan gerakan moderasi beragama, baik dari lingkungan binaan maupun melalui pemanfaatan media digital.

“Pada masa ini sudah saatnya para Penyuluh Agama Islam lebih speak up dalam menggaungkan gerakan moderasi beragama. Tidak hanya keliling dari masjid dan majelis taklim saja, namun juga melalui media-media digital seperti Facebook, Twitter atau Instagram di mana jumlah followernya itu banyak dan sebagian besarnya itu adalah kaum millenial,” kata Muhammad Adlin Sila saat memberikan materi pada kegiatan Diseminasi Konten Moderasi Beragama di Provinsi Jawa Tengah, Hotel Sahid Jaya Kota Solo, Rabu (19/08).

Adlin mengingatkan kepada para penyuluh tentang pentingnya pemahaman dasar dari gagasan moderasi beragama serta hikmah dari proses yang tidak bisa instan terkait penerapannya di Indonesia, terlebih dalam memanfaatkan ruang digital pada era saat ini.

“Konsep moderasi beragama (wasathiyah; jalan tengah) harus dipahami sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna atau dalam istilah agamanya adalah tawazun, di mana setiap warga masyarakat, apapun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya harus mau saling mendengarkan satu sama lain, serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka,” papar Adlin.

Menurutnya, setelah memahami pemahaman dasar tentang moderasi beragama tersebut, ada beberapa tahapan strategis dalam penerapannya di dunia digital. Pertama, dengan memulai membiasakan menulis konten-konten posisif dengan iringan sifat etis yang menyertainya yaitu khusnudzan dan terbuka. Kedua, pemilihan materi yang disampaikan agar memiliki pesan kuat yang mempromosikan toleransi dan menolak tindakan ekstrim.  Ketiga, menyajikan fakta-fakta atau argumentasi yang membantah pesan-pesan negatif kelompok ekstrem atau intoleran. Keempat, menggunakan narasi reflektif seperti kisah harmoni pertemanan dengan ragam latar belakang perbedaan.

Baca Juga  Vatikan Terbitkan "Pesan Menyambut Datangnya Ramadhan dan Idul Fitri"

Adlin juga menyampaikan penyuluh adalah penyampai ajaran keagamaan, maka tugas penyuluh menjadi penting dan luar biasa dalam meningkakan hidup toleran sebagai manifestasi cara pandang moderat tersebut.

“Selain itu penyuluh juga sebagai bagian dari komunikator atau corong Kementerian agama dalam menyampaikan ke masyarakat visi Kementerian Agama untuk meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama,” kata Adlin.

Bagi Adlin, tujuan dari moderasi beragama adalah mengembalikan kembali ajaran umat beragama di Indonesia. Nilai-nilai moderat itulah yang akan menjadi esensi beragama itu sendiri. Moderat itu jika dalam bahasa arab disebut wasathiyyah (tengah-tengah, seimbang, adil).

“Nilai wasathiyyah ini harus ditanamkan kembali bagi masyarakat Indonesia sebagai muslim mayoritas”, tambah Adlin.

Adlin juga menjelaskan bahwa dalam moderasi beragama itu lebih tentang cara pandang dan sikap toleran. Orang yang toleran ini mengetahui dan menyadari adanya perbedaan. Adanya perbedaan terkait kelompok teologi yang dianggap melatar belakangi adanya gesekan, ketika bisa menunda/menanggalkan keinginan untuk memaksa orang lain masuk ke agama kita.

“Moderasi beragama itu harusnya bisa mempengaruhi perilaku kita, untuk menghadirkan sikap toleran. mari sama-sama dan bantu kami kementerian agama untuk mempromosikan untuk moderasi beragama,” ajak Adlin.

Kegiatan diseminasi yang berlangsung selama tiga hari itu (19-21) yang dihadiri 30 Penyuluh Agama Islam (PAI) se-Provinsi Jawa Tengah dan unsur Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah dan beberapa narasumber, seperti Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad, Kasubdit Kepustakaan Islam Abdullah Alkholis, serta dua Peneliti Utama Balitbang Kemenag Anik Farida dan Jamil Wahab.

Sumber: Kapuslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kementerian Agama Muhammad Adlin Sila
Penulis: M Arif Efendi
Editor: Khoiron

Redaksi Redaksi Arrahim.ID