Siti Fathimah Aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Forma Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Drama Korea, Reemar Dan Setan Yang Belum Terbelenggu di Media Sosial

2 min read

https://media.suara.com/pictures/653×366/2017/09/01/93986-ujaran-kebencian.jpg

Saya termasuk orang yang sangat aktif di salah satu social media, yaitu twitter. Sebelum memasuki bulan Ramadan, beranda twitter saya rata-rata penuh dengan berita-berita pandemi Covid-19 dan segala polemiknya. Namun, ketika mendekati bulan Ramadaan hingga hari ini, beranda twitter saya sebagian besar di isi dengan berbagai kasus kejahatan dan kebencian yang membuat saya geleng-geleng kepala.

Di mulai dari meningkatnya kasus kejahatan di Indonesia selama pandemi, hingga kasus yang menarik perhatian saya akhir-akhir ini, yaitu netizen Indonesia yang menghujat salah satu artis Korea dan salah satu orang Filiphina bernama Reemar yang diduga meresahkan bagi mereka karena kecantikannya.

Dua kasus ini sudah beberapa kali menduduki posisi pertama trending topik di twitter. Kasus yang pertama, berawal dari tayangan drama korea (Drakor) berjudul  The World of the Married, netizen Indonesia mulai menyerbu akun Instagram salah satu pemeran, yaitu Han So Hee dengan melontarkan komentar “Perebut suami orang (Pelakor)”. Alih-alih mendapatkan pujian, aktris tersebut malah mendapat hujatan dari netizen Indonesia karena perannya di film tersebut.

Kasus yang kedua, lagi-lagi netizen Indonesia menyerang akun social media salah satu artis Tiktok bernama Reemar. Kabarnya, karena kecantikan Reemar ini, banyak netizen iri dan merasa dirugikan, sampai menyerang dan berkomentar yang tidak enak. Pada akhirnya Reemar mengatakan “… i don’t know how this  happen, but i’m sorry and i’m about to close my account for some reason..”. Sebenarnya, saya pribadi tidak tahu mengapa banyak netizen Indonesia melakukan seperti itu. Yang jelas bagi saya apa yang dilakukan mereka itu kurang pantas bahkan sama sekali tidak baik.

Bagaimana tidak ujaran-ujaran kebencian seperti itu dengan mudahnya ditemukan di media sosial di bulan yang suci ini, terutama bagi umat Islam. Bulan yang di dalamnya terdapat banyak ampunan dari Allah untuk seluruh hamba-Nya. Bulan di mana Alquran diturunkan oleh Allah sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia di dunia, harusnya disambut dan dijalani dengan penuh perdamaian, suka cita, dan rasa persaudaraan yang erat antar manusia. Tak pandang berbeda agama atau tidak, berbeda negara atau tidak.

Baca Juga  Reid Library, Perpustakaan dengan Pelayanan dan Fasilitas Mengagumkan di Australia

Bulan ini nggak main-main! Selain diwajibkan berpuasa sesuai firman Allah dalam Q.S al-Baqarah:183, kita juga diberi kesempatan buat menghapus dosa-dosa kita terdahulu. Rasulullah Saw  bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu akan di ampuni” (HR. Bukhari No.38 dan Muslim No. 760)

Tidak hanya itu, banyak sekali pahala yang diberikan oleh Allah di bulan ini jika kita berbuat baik sekecil apapun, seperti bersedekah bahkan hanya melempar senyum dan menebar kebaikan satu dengan lainnya. Rasulullah bersabda:

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ لِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri” (HR. Muslim no. 2626).

Dari Penjelasan di atas, sayang sekali jika bulan ini kita lewatkan dan malah digunakan untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Terlebih dalam hadis lain disebutkan bahwa pada bulan ini setan-setan pun dibelenggu. Artinya, kita punya kesempatan yang sangat besar untuk berbuat baik dan beribah, bukan malah menebar kebencian, meski hanay melalui media sosial.

Dalam bahasa lain, ibaratnya Allah sudah memberi kita kesempatan untuk menghapus dosa, lah ndilalah kok kesannya malah kita cuek, atau bahkan acuh. Padahal dosa kita banyak banget, kok tidak mau di hapus. Allah sudah menawarkan pahala banyak, kita tidak mau. Terus maunya apa Bambang…??

Mestinya kita sadar, Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi penduduk muslim terbanyak di dunia. Artinya, negara ini punya potensi memberi contoh yang baik tentang etika seorang muslim. Momen Ramadan harus bisa membuktikan ke dunia bahwa Islam itu Rahmatan lil ’alamin, Islam itu indah. Buktikan juga bahwa orang-orang Indonesia benar mempunyai sifat ramah, baik hati dan cinta persaudaraan. Jangan malah cari masalah. Apa jangan-jangan khusus di Indonesia Setan belum sepenuhnya terbelunggu di media sosial?

Baca Juga  Indonesia Krisis Politisi Muda dan Idealismenya

Terakhir, saya jadi teringat dawuh Alm. KH. Ahmad Dimyathi Romli. Beliau pernah mengatakan sopo seng nyenengne uwong, bakal disenengno karo Gusti Allah. Dari sini, siapa sih yang tidak mau disenengno karo Gusti Allah? Pasti seluruh makhluk di muka bumi ini ingin disenengno karo Gusti Allah. Jadi, senangkanlah orang semampu kita. Berkomentar dengan umpatan, kata kasar, serta ujaran kebencian di social media merupakan perbuatan yang sama sekali jauh dari menyenangkan orang. Bahkan dapat dikatakan sebagai perbuatan yang tak beradab.

[HM]

 

 

Siti Fathimah Aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Forma Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *