Siti Arina Seorang karyawan swasta di Magelang yang sedang belajar menulis di waktu yang bisa dibilang tak muda lagi.

Pentingnya Sabar dalam Sebuah Perjuangan

2 min read

Ilustrasi Siti Arina

Kehidupan zaman sekarang memberikan manusia kemudahan dalam berbagai hal, di antaranya melalui kemajuan teknologi dan juga perubahan sosial. Berbagai kebutuhan hidup dapat dipenuhi melalui genggaman tangan. Kita bisa melihat kehidupan orang lain tanpa beranjak; bahkan lebih dari itu, kita bisa berkomentar dengan bebasnya hanya dengan ketukan jari.

Banyaknya kemudahan yang disediakan zaman sekarang tak menjamin kebahagiaan pada setiap orang. Kita bisa lihat fakta tersebut dengan maraknya kasus bunuh diri—tak usah jauh-jauh, kita lihat kasus yang terjadi—di negara kita.

Republika.co.id menjelaskan bahwa kasus bunuh diri di Indonesia mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Pada tahun 2021 terdapat 629 kasus bunuh diri, tahun berikutnya tercatat ada 902 kasus. Sedangkan pada tahun 2023 berjumlah 1.214 kasus bunuh diri.

Orang yang bunuh diri merasa bahwa mengakhiri hidupnya jauh lebih baik daripada melanjutkan hidup. Mereka menyerah pada hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari, padahal belum tentu yang dihindarinya adalah sebuah kesusahan. Lantas mengapa mereka memutus takdir di era yang penuh kemudahan? Tentu, karena mereka sendiri belum memahami arti kehidupan.

Hidup adalah Perjuangan

Hakikat hidup manusia adalah berjuang, semenjak dilahirkan ke dunia hingga menjemput kematiannya. Di masa kecil kita berjuang untuk berbicara, berjalan, mengenali isi dunia. Saat remaja kita berjuang untuk menempuh pendidikan, menjalin pertemanan yang baik, dan mencari jati diri.

Pada usia dewasa kita dituntut untuk memenuhi sendiri kebutuhan kita, bahkan kebutuhan keluarga dengan segala problem di dalamnya. Kita dipaksa damai dengan kondisi dunia yang seperti panggung drama.

Kita diharuskan untuk bisa bertahan di tengah gonjang-ganjing permasalahan hidup, tentu tidaklah mudah. Dibutuhkan ketenangan pikiran dan mental supaya kita bisa melewatinya dengan baik. Ketenangan tersebut dipengaruhi oleh aspek yang lebih luas lagi, seperti ekonomi, keluarga, dan juga keadaan sosial.

Baca Juga  Sarung Sang Guru (2)

Keputusasaan tidak akan mendekat jika kita sudah berdamai dengan keadaan, dalam rupa apa pun itu. Merasa cukup dengan rahmat Allah dan juga bersabar. Sabar di sini dimaknai secara luas, yakni menahan diri dari amarah dan perbuatan buruk, sabar menerima cobaan, sabar ketika hajat yang diinginkan belum dikabulkan, juga sabar dengan proses yang dilalui.

Al-Ghazali membagi sabar menjadi empat macam. Pertama, sabar dalam ibadah dan ketaatan. Kedua, sabar dari berbuat maksiat. Ketiga, sabar dari melakukan hal-hal yang tidak berguna dan berlebihan di dunia. Keempat, sabar dalam menghadapi ujian dan musibah.

Keutamaan Sikap Sabar

Kata sabar memang terlihat sederhana, tetapi pada praktiknya justru teramat sulit. Kita dapat memulai langkah dengan membaca kembali firman Allah tentang kesabaran. Perintah sabar sendiri dapat kita temukan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya surah Ali Imran ayat 200 sebagai berikut:

“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”

Dipungkiri atau tidak, sabar memberikan dampak yang begitu besar baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Jika kita sudah mampu bersabar, tentu pribadi menjadi semakin tabah.

Karena sabar bukanlah suatu hal yang mudah, maka balasan bagi pelakunya akan sangat luar biasa, seperti disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Furqan ayat 75:

“Mereka itulah yang diberi pahala dengan rumah (di surga) atas kesabaran mereka, dan diterima dengan salam dan (salam) kedamaian.”

Dari ayat tersebut kita ketahui bahwa orang sabar akan diberikan tempat tinggal di dalam surga dengan segala kenikmatan di dalamnya. Selain balasan kekal dari Allah,  berikut beberapa manfaat sabar yang bisa kita rasakan;

Baca Juga  Hikmah di Balik Kisah Nabi Yunus dalam Perut Ikan Paus

Pertama, meningkatkan kesehatan mental. Orang yang bersabar akan terhindar dari pikiran kalut dan juga stres akibat kemarahan. Kedua, menjadi pribadi bijaksana. Sabar membuat kita tenang dalam mengurai permasalahan tanpa tersulut emosi, sehingga solusi yang diambil jauh lebih bijak dan bersifat jangka panjang.

Ketiga, banyak bersyukur. Setelah memaknai kehidupan yang dijalani dengan kesabaran, tentu kita akan menjadi lebih bersyukur karena menyadari begitu banyak nikmat yang telah Allah berikan sepanjang perjalanan hidup.

Keempat, menang atas diri sendiri. Mengendalikan diri sendiri itu memang sulit, tetapi dengan kesabaran kita akan mampu mengendalikan diri sendiri dan menjadi suatu kemenangan besar. Jika tidak bersabar, maka apa yang kita miliki bisa saja menjadi bumerang kemaksiatan. Keuangan, ketenaran, bahkan kekuasaan bisa berujung kekerasan atau perbuatan buruk lainnya.

Kelima, disukai banyak orang. Pribadi yang sabar biasanya akan cenderung mudah untuk menolong orang lain, tidak suka marah-marah dan menghina sesama, dan kerap kali mengalah dalam sebuah permasalahan untuk menghindari pertikaian, sehingga membuat orang di sekitarnya merasa nyaman untuk berbaur dengannya. [AR]

Siti Arina Seorang karyawan swasta di Magelang yang sedang belajar menulis di waktu yang bisa dibilang tak muda lagi.