Siti Arina Seorang karyawan swasta di Magelang yang sedang belajar menulis di waktu yang bisa dibilang tak muda lagi.

Ketabahan Hujan dalam setiap Rintiknya  

2 min read

Allah menciptakan segala sesuatu bukanlah tanpa alasan, melainkan selalu ada sisi hikmah di dalamnya, baik itu berupa makhluk hidup, benda, bahkan fenomena alam sekalipun—hujan salah satunya. Meski hanya terdiri dari satu kata, ia banyak sekali memberi makna soal hidup.

Hujan adalah peristiwa jatuhnya air dari awan ke daratan. Kedatangannya membawa kesejukan dan ketenangan. Namun, bagi sebagian orang, keindahan hadirnya dianggap sebagai penghalang aktivitas, padahal terang sekali hujan ada untuk menghidupkan kembali yang tandus dan mati, serta memberikan sumber kehidupan bagi semua makhluk, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surah al-Nahl ayat 10:

هُوَالَّذِىْ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَّكُمْ مِّنْهُ شَرَابٌ وَّمِنْهُ شَجَرٌ فِىْهِ تُسِيْمُوْنَ

Artinya: “Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.”

Hujan mempunyai peran yang sangat penting untuk keberlangsungan makhluk hidup dan ekosistem. Terlepas kita menyukai hujan atau tidak, ia tetap memberikan manfaat baik secara kebutuhan maupun pelajaran hidup bagi manusia.

Pesan penting yang diajarkan hujan di antaranya adalah tabah. Ketabahannya ialah menjalani segala rintangan guna bertahan hingga ujung kemarau panjang. Meski telah jatuh berkali-kali dengan medan yang tak tentu, ia tetap tak menyerah untuk datang. Tabah tentu tidak dimaknai hanya sampai situ saja, karena penjabaran tabah begitu luas.

Pertama, tabah dalam menerima apa yang ditentukan Allah. Hujan tak datang pada sembarang waktu. Ia datang bersama musimnya setelah penantian panjang musim kemarau. Perlu penantian untuk merasakan kehadiran hujan, tak bisa dipaksakan begitu saja, sekalipun butuh waktu sampai enam bulan atau bahkan lebih, karena siklus tersebut yang menjaga keseimbangan alam.

Baca Juga  "Hadiah" Rumaisha untuk al-Musthafa: Ada Peran Seorang Ibu

Menerima takdir Allah bukanlah tanda bahwa kita lemah, melainkan tanda keimanan yang kuat. Dengan kita menerima takdir yang diberikan, kita mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah bagian dari rencana-Nya.

Kedua, tabah dalam menghadapi cobaan. Hujan terkadang datang tidak sendiri, melainkan bersama suara gemuruh dan petir yang membuat kita merasakan takut dan was-was. Kendati demikian, setelah itu pelangi datang, pemandangan indah penuh dengan romansa.

Suasana seperti ini mengingatkan kita kembali bahwa kebahagiaan tidak datang begitu saja, tetapi ada kesulitan yang membersamainya. Hujan juga mengajarkan kita bahwa segala sesuatu tidak harus disukai semua orang.

Hujan sering kali disalahkan atas datangnya penyakit seperti demam, flu, batuk, dan lain sebagainya saat perpindahan musim. Itulah sambutan-sambutan yang tidak menyenangkan seperti cobaan yang harus dihadapi oleh hujan kala ia berusaha melakukan penyiraman demi keberlangsungan kehidupan.

Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukai apa yang kita lakukan atau menyukai kita sebatas individu. Setiap orang punya pilihan dan sudut pandangnya sendiri. Justru akan melelahkan jika kita menjadikan pendapat orang lain sebagai patokan.

Orang lain juga bisa menjadi cobaan bagi kita baik karena perlakuan fisik, verbal, maupun hierarki sosial. Rasanya tak mungkin segalanya berjalan baik-baik saja. Pasti ada kesulitan yang harus dihadapi. Bagaimanapun kita membutuhkan hujan untuk melihat pelangi, seperti kita butuh memahami arti gelap untuk merasakan terang.

Ketiga, tabah dalam mengelola emosi. Suasana setelah hujan memiliki aroma yang tenang dan menyejukkan, membawa memori kita pada kenangan masa lalu, baik kenangan manis yang sudah dilewati atau bahkan kenangan buruk sekalipun.

Kehadiran memori tersebut membantu kita untuk mengambil sikap pada masa sekarang, karena bagaimanapun kita saat ini tidak terlepas dari kita di masa lalu. Romantisme yang dihadirkan hujan mempersilakan kita untuk mengelola emosi dengan baik. Ia menyapa kita sebagaimana sikap kita pada alam.

Baca Juga  Belajar Ilmu Dari "khabar" ke "jadzwah"

Saat kita menjaga alam dengan baik, kehadiran hujan memberikan dampak positif berupa kesuburan, kecukupan kebutuhan air, dan kesejukan udara. Namun sebaliknya, saat hujan tak menyapa dengan ramah, tentu ada yang salah dengan sikap kita pada alam, pasti ada kelalaian di dalamnya.

Itulah beberapa pelajaran dari kedatangan hujan yang bisa kita jadikan renungan dan motivasi untuk melewati masalah dalam hidup. Segala sesuatu akan menjadi lebih baik. Mungkin sekarang kita menghadapi badai, tetapi ingatlah hujan pasti akan berhenti. [AR]

Siti Arina Seorang karyawan swasta di Magelang yang sedang belajar menulis di waktu yang bisa dibilang tak muda lagi.