Vera Sari Mahasiswa Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam, Prodi Interdiciplinary Islamic Studies, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Dzikir sebagai Terapi Kesehatan Mental dalam Mencari Kebermaknaan Hidup

2 min read

Dalam psikologi Islam, dzikir memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Dzikir dalam praktiknya tidak hanya sebagai upaya untuk mengingat, menyebut, atau merenungkan nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Melainkan juga sebagai obat penenang jiwa yang secara khusus telah banyak dikaji dalam psikoterapi Islam. Di tengah arus industrialisasi muncul fenomena peningkatan stress yang dialami oleh manusia modern karena telah mengabaikan agama. Dengan kata lain, agama sebagai nilai spirit kehidupan manusia justru menjadi salah satu cara guna mengatasi mengatasi gangguan mental. Salah satunya melalui terapi zikir.

Dzikir yang digunakan sebagai terapi untuk mengatasi gangguan mental memiliki elemen psikoterapeutik yang efektif, bukan hanya dalam hal kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Selain itu, dzikir juga dapat diukur dari tingkat keimanan seseorang yang menunjukkan kekuatan spiritual dari dalam diri. Sehingga, dzikir dikatakan efektif sebagai metode terbaik untuk membentuk dan memperkuat kepribadian yang utuh.

Dalam konteks kesehatan mental, dzikir berperan sebagai metode terapi yang berupa pengobatan, pencegahan, dan pembinaan bagi penderita penyakit mental. Praktik terapi melalui dzikir bemanfaat untuk menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan. dzikir dapat dilakukan dengan cara mengulang-ulang nama Allah atau frasa pengingat lainnya. Pada dasarnya, orang yang mengalami stress disebabkan adanya pikiran negatif yang mengganggu. Sehingga, dengan berdzikir dapat mengubahnya menjadi pikiran yang positif.

Pembentukan pikiran yang positif dapat membantu manusia dalam menjaga keseimbangan emosional. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang melakukan zikir secara terus menerus dapat mengontrol pikiran, sikap, dan tindakan yang cenderung lebih bersifat tenang. Namun, dalam melakukan terapi zikir bagi penderita stress atau gangguan mental lainnya perlu kesabaran dan konsistensi. Hal ini diperlukan karena terapi zikir sebagai metode penyembuhan membutuhkan proses dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan. Di lain sisi, selama praktik terapi dzikir juga turut melibatkan refleksi, introspeksi, dan peningkatan kesadaran diri.

Baca Juga  Memotret Relasi Etika dan Estetika dalam Pengalaman Manusia

Dewasa ini terapi zikir semakin marak digunakan oleh beberapa kelompok keagamaan seperti, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ikatan spiritual secara kolektif dan meningkatkan pengetahuan keagamaan. Dalam tradisi NU, misalnya pembacaan Ratib Al-Haddad yang tergolong sebagai himpunan dzikir-dzikir dalam bentuk prosa dan puisi. Sedangkan dalam tradisi majlis ta’lim di Muhammadiyah berupa pertemuan untuk mengaji, berdiskusi, dan melantunkan dzikir bersama.

Pada dasarnya, terapi dzikir yang kerap dipraktikkan secara individu maupun kolektif senada dengan prinsip-prinsip dalam tasawuf, yaitu penyucian jiwa dan pengembangan spiritualitas untuk menciptakan moralitas yang luhur. Prinsip tersebut tertuangkan ke dalam prinsip tadzawuq (olah rasa) dan riyadlah (olah jiwa). Pertama, tadzawuq yang bertujuan untuk menemukan kembali kelembutan, kasih sayang, empati, dan persaudaraan sesama manusia. Kedua, riyadlah (olah jiwa) sebagai usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui penyeimbangan pikiran dan perasaan.

Jika dilihat prinsip tasawuf dan terapi dzikir, keduanya berorientasi pada kesehatan mental. Mental dapat diartikulasikan sebagai kondisi keterpaduan pikiran dan perasaan yang dapat tercerminkan dalam bentuk moralitas manusia yang utuh. Moralitas seperti ini sangat dibutuhkan oleh manusia untuk memahami kehidupan di tengah arus industrialisasi. Hal ini senada dengan pernyataan Nurcholis Majid, bahwasanya persoalan serius yang dihadapi oleh manusia modern adalah hilangnya kebermaknaan hidup.

Dadang Hawari dalam bukunya yang berjudul “Do’a dan Dzikir sebagai Pelengkap terapi Medis” menegaskan bahwa kesadaran spiritual menjadi kebutuhan manusia modern untuk memahami kehidupan yang semakin kompleks dan mengembalikan entitas moral agar menjadi manusia yang bermartabat.

Menjadi manusia yang bermartabat merupakan salah satu indikator untuk melihat kesehatan mental manusia modern. Hal ini disampaikan oleh Victor Emil Frankl seorang psikiater Austria sebagai perintis aliran eksistensialis dalam psikoterapi. Menurutnya, eksistensi manusia modern semakin mempertanyakan dan mencari makna tentang kehidupan. Frankl mengusulkan tiga asas utama dalam menganalisis keterkaitan antara eksistensi manusia dan terapi (logoterapy). Pertama, nilai yang paling berharga untuk dijadikan sebuah harapan dan pedoman dalam hidup.

Baca Juga  Andai Teroris itu Nonton Film Kingdom of Heaven

Kedua, proses pemaknaan yang cenderung memiliki dua sisi, yaitu negatif dan positif. Ketiga, kemampuan mengambil sikap atas peristiwa-peristiwa yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan. Ketiga asas tersebut berdasarkan pada kesatuan dimensi ragawi, ruhani, dan spiritual dalam diri manusia. Oleh karena itu, permasalahan manusia modern pada akhirnya berujung pada pencarian motivasi tertinggi untuk mencapai pada tahap kebahagiaan yang hakiki.

Salah satu upaya yang dapat membantu manusia dalam mencari motivasi tertinggi yaitu melalui pembangkitan nilai spiritual dalam diri manusia. Adanya praktik zikir bukanlah hanya bertujuan untuk meningkatkan religiusitas seseorang. Akan tetapi juga membangkitkan nilai spiritual guna membantu manusia mengisi kehampaan di tengah arus industrialisasi akan ketidakbermaknaan hidup.

Dengan demikian, zikir menjadi metode manusia untuk menentukan kebermaknaan hidup dengan landasan keyakinan bahwa Allah Yang Maha Kuasa, serta membantu manusia untuk melakukan muhasabah diri dengan tujuan tercapainya kebahagiaan dan kedamaian jiwa.

Vera Sari Mahasiswa Konsentrasi Psikologi Pendidikan Islam, Prodi Interdiciplinary Islamic Studies, Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta