Angga Arifka Mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada—tinggal di anggaarifka.com

Momen Kebersamaan: Menyambut Kebahagiaan dan Keindahan di Hari Raya Idulfitri

2 min read

Idulfitri merupakan salah satu momen yang paling dinanti dan dirayakan dalam kalender umat Islam. Ini menandai akhir Ramadan, periode puasa, doa, dan refleksi selama sebulan penuh bagi umat Islam di seluruh dunia.

Keindahan Idulfitri tidak hanya terletak pada makna keagamaannya, tetapi juga pada semangat komunal, perayaan yang menggembirakan, dan tindakan amal yang menghiasi hari istimewa ini.

Saat bulan sabit terlihat, menandakan berakhirnya Ramadan. Malam sebelum Idulfitri, keluarga-keluarga melakukan berbagai persiapan, mendekorasi rumah mereka dengan dekorasi warna-warni, dan menyiapkan pesta mewah untuk dibagikan kepada orang-orang terkasih. Suasana dipenuhi dengan kegembiraan dan gairah karena para muslim berkumpul untuk merayakan puncak bulan pengabdian spiritual.

Salah satu aspek terindah dari Idulfitri adalah rasa persatuan yang dipupuk di antara umat Islam di seluruh dunia. Terlepas dari lokasi geografis, latar belakang budaya, atau status sosial ekonomi, umat Islam berkumpul untuk mengambil bagian dalam perayaan tersebut, merayakannya sebagai satu komunitas.

Masjid-masjid dipenuhi jamaah yang saling mengucapkan salam tulus “Selamat Idulfitri”, yang memperkuat ikatan persaudaraan  melampaui batasan-batasan.

Pagi hari Idulfitri dimulai dengan perasaan pembaruan dan peremajaan spiritual. Setelah melaksanakan salat Idulfitri, keluarga berkumpul untuk menikmati sarapan tradisional Idulfitri, yang sering kali terdiri dari makanan manis seperti kudapan tradisional dan makanan lokal tradisional. Suasana dipenuhi canda tawa dan percakapan ketika sanak saudara saling bercengkrama, bertukar bingkisan, dan berbagi cerita pengalaman Ramadan mereka.

Namun, mungkin aspek terindah dari momen menjelang Idulfitri adalah semangat kemurahan hati dan kasih sayang yang merasuki hari itu. Ini adalah saat untuk mengucap syukur atas nikmat yang diterima dan mengulurkan tangan kepada mereka yang kurang beruntung.

Baca Juga  Ben Anderson, Krisis dan Redupnya Kekuasaan Jawa: Cermin Pantulan untuk Kekuasaan Jokowi (1)

Umat Islam didorong untuk melakukan tindakan amal, yang dikenal sebagai zakat fitri, dengan memberikan bantuan makanan atau uang kepada mereka yang membutuhkan sebelumnya, memastikan bahwa setiap orang dapat mengambil bagian dalam perayaan Idulfitri yang penuh kegembiraan.

Indahnya Idulfitri juga tecermin dari keberagaman tradisi budaya dan adat istiadat yang dianut umat Islam di seluruh dunia. Dari prosesi warna-warni dan perayaan jalanan yang semarak di negara-negara seperti Indonesia dan Pakistan hingga doa khidmat dan pertemuan keluarga di Timur Tengah dan Afrika Utara, setiap muslim mengisi acara tersebut dengan keunikan dan cita rasa masing-masing.

Selain makna keagamaannya, Idulfitri juga memiliki makna budaya dan sosial yang mendalam bagi umat Islam. Inilah saatnya keluarga berkumpul, mendamaikan perbedaan, dan mempererat tali kekeluargaan. Para tetua memberikan tilikan kebijaksanaan kepada generasi muda, mewariskan tradisi dan nilai-nilai yang telah dijunjung selama berabad-abad.

Di Indonesia, anak-anak dengan sangat sukacita menantikan tradisi menerima amplop yang biasanya berisi hadiah berupa uang yang diberikan oleh orang lebih tua sebagai tanda cinta dan berkah.

Indahnya Idul fitri juga terlihat dari momen menjelangnya, yakni kayanya pemandangan, suara, dan aroma yang mengiringi perayaan tersebut. Jalanan menjadi semarak dengan hiruk pikuk pembeli yang membeli baju baru dan oleh-oleh untuk orang tercinta.

Aroma kue-kue dari stoples dan hidangan gurih tercium di udara, menggoda indra pengecap dan menggugah selera makan. Bazar dan pasar penuh warna bermunculan, menawarkan beragam barang yang memusingkan, mulai dari pakaian tradisional dan kerajinan tangan hingga mainan dan pernak-pernik.

Musik dan tawa memenuhi udara saat keluarga berkumpul di taman dan lapangan umum, menikmati piknik dan aktivitas rekreasi. Gelak tawa anak-anak bercampur dengan alunan lagu dan melodi tradisional yang riang, menciptakan suasana kebahagiaan dan sukacita murni. Ke mana pun kita memandang, ada perasaan gembira dan pesta, ketika orang-orang berkumpul untuk menikmati berkah Idulfitri.

Baca Juga  Sekelumit Cerita Pergulatan Religiositas Muslim Tionghoa di Indonesia

Namun, mungkin keindahan Idulfitri yang sebenarnya terletak pada kemampuannya untuk menginjeksi harapan dan pembaruan di hati jutaan umat Islam di seluruh dunia. Ini adalah waktu untuk merenungkan perjalanan spiritual sebulan terakhir, untuk mengungkapkan rasa syukur atas berkah yang diterima, dan untuk berkomitmen kembali pada prinsip-prinsip iman, kasih sayang, dan kebajikan.

Saat matahari terbenam pada Hari Raya Idulfitri, menyinari langit dengan warna emas dan merah tua, umat Islam di mana pun menantikan setahun ke depan dengan harapan dan optimisme, yang diperkuat oleh ikatan komunitas dan keteguhan iman.

Pada hakikatnya, indahnya Idulfitri terletak pada kemampuannya menyatukan umat dalam perayaan, rasa syukur, dan kasih sayang. Ini adalah saat yang penuh kegembiraan, pembaruan, dan refleksi spiritual, di mana umat Islam di seluruh dunia saling berkumpul dengan sanak saudara dan handai tolan untuk menegaskan kembali keimanan mereka dan memperkuat ikatan persatuan mereka.

Ketika bulan sabit menandai berakhirnya Ramadan dan fajar Idulfitri, bulan sabit berfungsi sebagai pengingat akan keindahan dan ketangguhan jiwa manusia, bersinar terang bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.

Angga Arifka Mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada—tinggal di anggaarifka.com