
Pendidikan anak usia dini memiliki peran fundamental dalam membentuk karakter dan akhlak. Pendidikan bukan hanya sekadar pengajaran akademik, tetapi juga mencakup pembentukan nilai-nilai ketauhidan, moral, dan etika sesuai ajaran Islam.
Al-Qur’an memberikan banyak bimbingan dalam pendidikan, salah satunya melalui kisah Luqman yang mengajarkan anaknya sikap baik dan menjalani hidup dengan makna. Dalam Surah Luqman ayat 12-13, Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, ‘Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang kufur (ingkar), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.'” (QS. Luqman: 12)
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'” (QS. Luqman: 13)
Dalam Tafsir Jalalayn, Imam Jalaluddin as-Suyuti dan Jalaluddin al-Mahalli menjelaskan bahwa ayat 12 menekankan pentingnya bersyukur sebagai wujud keimanan. Sedangkan ayat 13 mengajarkan tauhid dan larangan terhadap kesyirikan, yang merupakan bentuk kezaliman terbesar.
Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan anak usia dini dalam Islam tidak hanya berfokus pada aspek intelektual, tetapi juga nilai-nilai keimanan. Luqman, sosok yang memperoleh kebijaksanaan dari Allah SWT, mengajarkan anaknya untuk selalu bersyukur dan menjauhi kemusyrikan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan utama bagi anak adalah pembinaan karakter, terutama dalam keimanan kepada Allah (tauhid).
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pendidikan Tauhid
Kisah Luqman menjadi teladan bagi para orang tua dan pendidik. Kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan lingkungan sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai keimanan serta karakter anak. Namun, saat ini ada beberapa hambatan utama dalam mendidik anak usia dini, seperti pengaruh negatif teknologi yang sulit dikendalikan dan kurangnya pemahaman orang tua dalam menyeimbangkan pendidikan agama dan sosial.
Padahal, Al-Qur’an telah memberikan pedoman bagi orang tua untuk membimbing anak dengan hikmah dan kesabaran serta menyesuaikan metode pengasuhan dengan perkembangan zaman. Pendidikan karakter dalam Islam berlandaskan konsep tauhid, yang memberikan fondasi kokoh bagi anak dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Dalam era digital ini, orang tua harus lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi agar tetap memberikan dampak positif bagi perkembangan anak. Pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, tetapi juga dimulai dari lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua sebagai pendidik utama harus aktif dalam membimbing anak dengan penuh kasih sayang, terutama dalam pendidikan keimanan.
Surah Luqman ayat 12-13 menegaskan bahwa pendidikan tauhid harus menjadi prioritas utama dalam pengasuhan anak. Pendidikan ketauhidan adalah aspek dasar dalam pembentukan karakter dan moral yang tidak boleh diabaikan atau diserahkan kepada sembarang pihak. Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk cara pandang anak terhadap kehidupan dan ciptaan Tuhan. Wallahu a’lam... [AA]
Santri PP Taswirul Afkar, Klaten. Sedang menempuh program Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta