Audry Puji Rahayu Mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta

Mengenal 10 Sosok Golongan al-Sabiqun al-Awwalun Yang Dijanjikan Surga

2 min read

al-Sabiqun al-Awwalun

Berbicara mengenai al-sabiqun al-awwalun, dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa al-sabiqun al-awwalun berasal dari kata “al-sabiqun” yang berarti orang yang terdahulu dan “awwalun” yang berarti pertama. Dapat disimpulkan bahwa al-sabiqun al-awwalun berarti orang yang terdahulu dan yang pertama masuk Islam.

Dikutip dari buku karya Rizem Aizid yang berjudul The Great Sahaba bahwa terdapat keistimewaan dari Allah berupa surga bagi orang yang pertama kali masuk Islam. Al-sabiqun al-awwalun yang pertama adalah Khadijah binti Khuwalid. Beliau merupakan istri pertama Rasulullah.

Pada awal kenabian, Rasulullah memilih untuk berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada kerabat terdekatnya terlebih dahulu untuk menghindari penolakan dari orang-orang sekitar. Saat Rasulullah menerima wahyu, Khadijah adalah orang pertama yang mengakui kenabian Muhammad. Beliau juga menjadi golongan sekaligus wanita pertama yang beriman dan memeluk Islam.

Sosok kedua adalah Ali bin Abi Thalib, yang merupakan sahabat sekaligus sepupu dari Rasulullah. Ali menyatakan keislamannya setelah menyaksikan Nabi Muhammad dan Khadijah sedang melaksanakan salat serta menjadi orang ketiga yang mengerjakan salat setelah Khadijah dan Nabi Muhammad.

Ketiga adalah Zubair bin Awwam, yang merupakan sahabat Nabi sekaligus pengawal Nabi yang memeluk Islam sejak usia 15 tahun. Karena keluarganya menentang keislamannya, ia disiksa dan dipaksa untuk meninggalkan Islam dan kembali ke agama nenek moyangnya, tetapi ia tetap gigih mempertahankan keimanannya.

Sosok al-sabiqun al-awwalun yang keempat adalah Abu Bakar al-Shiddiq, yang merupakan salah seorang sahabat sekaligus khulafaurasyidin pertama yang menggantikan Nabi Muhammad sebagai khalifah setelah Nabi wafat.

Saat Rasulullah  menerima wahyu pertama surah al-Alaq ayat 1-5, beliau langsung menceritakannya kepada Abu Bakar. Tanpa memerlukan pemikiran yang panjang, Abu Bakar menjadi orang pertama yang memercayai bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dan kemudian memutuskan untuk memeluk Islam.

Baca Juga  Perjalanan Filosofis Hayy dalam Karya Ibn Thufail Hayy ibn Yaqzan

Kelima ialah Utsman bin Affan, yang merupakan Khulafaur Rasyidin ketiga setelah Abu Bakar al-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Dikutip dari buku Tarikh al-Khulafa karya Ibrahim Al-Quraibi, bahwa Utsman memiliki bibi seorang peramal yang memberitahu ramalan bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah agama yang paling benar.

Setelah mendengar ramalan tersebut, ia berniat untuk menemui Abu Bakar dan meminta penjelasan tentang ramalan tersebut. Abu Bakar pun memberikan penjelasan yang sangat mudah diterima oleh Utsman, hingga pada akhirnya ia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Rasulullah.

Keenam adalah Umar bin Khattab, salah seorang sahabat dan merupakan khulafaurasyidin yang kedua setelah Abu Bakar. Dahulu, ia merupakan sosok yang paling keras menentang dakwah yang diajarkan oleh Rasulullah. Umar memutuskan untuk masuk Islam setelah mendengar lantunan bacaan surah Thaha yang dibacakan oleh adiknya, Fatimah binti Khattab, dan suaminya, Ali bin Abi Thalib.

Ketujuh ialah Sa’ad bin Abi Waqash, yang merupakan panglima militer yang menjadi kunci kemenangan Muslim saat Perang Badar. Awal mula Sa’ad mengucapkan dua kalimat syahadat yakni ketika Abu Bakar mengatakan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Dengan begitu, ia bergegas menemui Nabi untuk mendeklarasikan dirinya sebagai seorang muslim. Hal tersebut mendapat penolakan dari ibunya, Hamnah binti Sufyan. Namun, karena keteguhan hatinya, ia tetap pada keyakinannya hingga akhirnya ibunya luluh.

Kedelapan ialah Thalhah bin Ubaidilah, mendapatkan hidayah dari percakapan di pasar saat sedang berdagang. Salah satu pendeta di pasar mengatakan bahwa akan ada seorang Nabi bernama Muhammad yang akan datang ke Mekah. Karena banyak orang yang membicarakan Nabi tersebut, Thalhah merasakan hidayah di hatinya untuk memeluk Islam.

Baca Juga  Al-Kindi, Filsuf Muslim Pertama, dan Selayang Pemikirannya

Kesembilan adalah Ummu Aiman, seorang budak yang dimuliakan oleh Rasulullah dan pernah menjadi pengasuhnya. Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad pernah bersabda, “Ummu Aiman adalah ibuku sesudah ibuku.”

Kesepuluh adalah Bilal bin Rabbah, seorang budak yang mualaf setelah mendengar pembicaraan tentang Rasulullah. Suatu hari, ia mendapat hidayah untuk menemui Muhammad dan menyatakan memeluk Islam. Penolakan datang dari suku yang memperbudaknya.

Bilal menerima siksaan berat, termasuk dilempar tanpa pakaian di padang pasir dan ditimpa batu panas, karena ia menolak melepaskan Islam dan kembali kepada agama nenek moyangnya. Melihat penyiksaan tersebut, Abu Bakar menawarkan tebusan kepada tuannya untuk memerdekakan Bilal.

Demikianlah, golongan orang-orang yang pertama kali masuk Islam dan kemudian disebut sebagai golongan al-sabiqun al-awwalun. Dari beberapa kisah sosok al-sabiqun al-awwalun di atas, kita bisa mengambil pelajaran tentang perjuangan dan keteguhan Nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam.

Nabi mulai dengan mengajak orang-orang terdekatnya untuk membantu menyebarkan agama Islam lebih luas lagi. Dengan barisan yang kokoh, dalam waktu yang relatif singkat, banyak orang mengakui agama Allah dan menyatakan keislamannya. [AR]

Audry Puji Rahayu Mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta