Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيهِ وَنَشْكُرُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنْ لَّا إلهِ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا مَثِيْلَ لَهُ، هُوَ الْإِلهُ الْعَفُوُّ الْغَفُوْرُ الْمُسْتَغْنِي عنْ كُلِّ مَا سِوَاهُ وَالْمُفْتَقِرُ إِلَيْهِ كُلُّ مَا عَدَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ الأُمَّةَ، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً يَقْضِي بِهَا حَاجَاتِنَا وَيُفَرِّجُ بِهَا كُرُبَاتِنَا وَيَكْفِيْنَا بِهَا شَرَّ أَعْدَائِنَا وَسلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى صَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَآلِهِ الْأَطْهَارِ وَمَنْ وَالَاه
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: مَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَٱللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَآءُ وَٱللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Jemaah salat Jumat rahimakumullah,
Adakah yang bosan untuk terus berbagi?
Mungkin ada yang lelah, mungkin juga ada yang merasa bahwa apa yang kita berikan tidak ada gunanya untuk kita, justru membuat harta kita semakin berkurang!
Oleh karena itu, mari sejenak kita renungkan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:
مَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ حَبَّةٍ وَٱللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَآءُ وَٱللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan harta mereka di jalan Allah, ibarat sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, dan Maha Mengetahui.
Al-Qur’an memberikan analogi yang indah bagi orang-orang yang berbuat baik. Mereka yang menyisihkan harta, menginfakkan kepada yang membutuhkan atau kepentingan di jalan Allah SWT diibaratkan layaknya orang yang menanam sebutir biji.
Ma’syiral muslimin yang dirahmati Allah,
Akankah sebutir biji yang ditanam bertumbuh dan menghasilkan sebutir biji saja?
Tentu saja tidak. Al-Qur’an menjelaskan, sebutir biji dapat tumbuh dengan tujuh tangkai, setiap tangkainya menyimpan seratus biji. Artinya apa?
Kebaikan yang kita lakukan, sesuatu yang kita infakkan akan tetap lestari bahkan dilipatgandakan oleh Allah Swt. tanpa ada batas maksimum. Sungguh Allah lah Zat Pemberi balasan terbaik.
Jemaah salat Jumat yarhamukumullah,
Al-Wahidi menjelaskan sebab turunnya ayat ini, adalah kedermawan sahabat Abdurrahman bin Auf dan sahabat Ustman bin Affan. Sahabat Abdurrahman bin Auf yang kaya terkenal dengan kekayaannya datang kepada Nabi Muhammad saw dan menginfakkan 4000 dirham dari 8000 dirham yang dimilikinya. Sisa dirham lainnya diperuntukkan untuk keluarganya sendiri. Nabi pun berdoa untuk sahabat Abdurrahman bin Auf,
بَارَكَ اللهُ لَكَ فِيمَا أَمْسَكْتَ وَفِيمَا أَعْطَيْتَ
Semoga Allah memberkahi apa yang kau peruntukkan (untuk) keluarga dan apa yang kau berikan.
Sahabat Ustman bin Affan pun demikian, saat terjadi perang Tabuk melawan kerajaan Romawi, beliau menyiapkan 1000 unta lengkap dengan pelananya untuk para pejuang muslim. Saat Nabi Muhammad saw mendengar kabar baik tersebut, seketika Nabi menengadah dan mengangkat tangan seraya berdoa secara khusus untuk sahabat Ustman,
يَا رَبِّ، عُثْمَانُ بنُ عَفَّانَ رَضِيتُ عَنْهُ فَارْضَ عَنهُ
Ya Rab… Ustman bin Affan aku rida padanya maka ridailah ia (juga)!
Bahkan disebutkan bahwa Nabi tetap mengangkat tangan dan menengadah sampai terbit fajar, hingga turun ayat ini.
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati Allah,
Betapa luar biasa kebaikan yang dilakukan oleh kedua sahabat tersebut, hingga Nabi Muhammad saw rida atas keduanya. Tidak ada keraguaan untuk terus berbuat baik dan berbagi, berbagi kebaikan itu luas, yang sempit adalah perasangka kita.
Jemaah salat Jumat yang berbahagia,
Syekh Sha’rawi dalam tafsirnya mengingatkan, bahwa semua harta yang kita miliki adalah milik Allah. Kita mendapatkan harta dengan bekerja, berdagang, maupu aktivitas lainnya. Lantaran aktivitas tersebut, kita mendapatkan kemuliaan dari Allah berupa rejeki. Tetapi, bukankah mudah bagi Allah untuk mengambil harta kita jika Dia berkehendak?
Syekh Sya’rawi mengajak kita untuk merenungi analogi tersebut, kalau kita tanam satu biji di tanah, sedangkan bumi—yang notabene sebagai ciptaan dan milik Allah—saja bisa memberikan sampai tujuh ratus biji. Bagaimana dengan balasan Allah yang Menciptakan bumi?
Sungguh balasan dan pemberian Allah tidak akan terlewat dan tidak terbatas.
Jemaah salat Jumat yang dirahmati oleh Allah,
Berbagi tidak selalu harus dengan harta. Sekalipun tidak ada harta lebih untuk diberikan, tetap saja niat kebaikan kita untuk berbagi sudah mendapatkan pahala dari Allah. Berbagi juga bisa kita lakukan dengan perbuatan baik dan membantu sesama dan tetap saja niat kebaikan kita untuk berbagi sudah mendapatkan pahala dari Allah.
Dalam sebuah Hadis qudsi riwayat Abu Hurairah dijelaskan:
قَالَ رَبُّ العِزَّةِ سُبحَانَه : اِذَا هَمَّ عَبْدِي بِحَسَنَةٍ فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً، فَاِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا. وَاِذَا هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَا تَكْتُبُوْهَا، فَاِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا بِمِثْلِهَا، فَاِنْ لَمْ يَعْمَلْ بِهَا فَاكْتُبُوْهَا لَهُ حَسَنَةً
Jika hambaku berniat kebaikan maka ia mendapatkan balasan (satu) kebaikan, saat ia melakukannya ia mendapatkan sebanding sepuluh kebaikan. Jika ia berniat buruk tidak dicatat sebagai keburukan, tapi saat ia lakukan (niat buruk) ia dicatat keburukan yang sepadan, saat ia meninggalkan niat buruk maka baginya satu kebaikan.
Betapa Allah memberikan kemudahan kepada kita, untuk selalu berbuat baik dan berbagi. Betapa banyak di antara kita yang belum bisa berbagi dengan harta; membantu tetangga yang kekurangan, membantu pembangunan masjid-madrasah, membantu anak yatim-piatu, membantu saudara-saudara kita yang di Palestina. Paling tidak empati dan simpati kita tetap ada dalam sanubari hati untuk bisa membantu dan berinfak, setidaknya dengan itu mendapatkan satu kebaikan. Boleh saja kita tidak punya harta lebih, tapi jangan sampai hati kita miskin simpati dan empati.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Khatib mengingatkan diri pribadi khatib dan kepada para jemaah umumnya, jangan bosan untuk berbagi. Dengan berbagi, semoga Allah selalu meliputi kita dengan kebaikan-kebaikan, hingga bisa berbagi kepada sesama semampunya.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا وَ بَلَدِ فَلَسْطِيْنَ خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر