Meraih Kemenangan tanpa Cacian

اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر. الحَمْدُ للهِ، نَحْمَدُكَ اَللَّهُمَّ عَلَى مَا أَنْعَمْتَنَا بِدِينِكَ القَوِيمِ وَهَدَيتَنَا بِصِرَاطِكَ الـمُسْتَقيمِ، نُصَلِّي وَنُسَلِّمُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الـمُصْطَفَى، وَعَلَي أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالوَفَا. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا إِخْوَانِي رَحِمَكُمُ اللهُ، أُصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ العَلِيِّ العَظِيمِ. فَقَدْ قَالَ تَعَالَى:  لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…!

Khatib di hari bahagia ini menyerukan pada diri khatib sendiri dan para jemaah semuanya, mari selalu berusaha meningkatkan ketakwaan di hadapan Allah.

Ma’syiral Muslimin, rahimakumullah…!

Hari ini kita sedang disuguhi “tontonan” yang luar biasa oleh para wakil rakyat kita. Tontonan yang cukup membuat kita berpikir keras untuk bisa menerima, termasuk bersabar dan menahan diri selama Ramadan kemarin.

Banyak saudara-saudara kita, para mahasiswa dan masyarakat sipil menyuarakan kegelisahannya atas “tontonan” tersebut di berbagai tempat.

Jemaah yang dirahmati Allah….

Menyuarakan kebenaran dan mencari keadilan itu dibenarkan dalam Islam, dengan batasan-batasan tertentu.

Bersuara lantang membela kebenaran itu disyariatkan dalam Islam. Allah Swt. berfirman dalam surah An-Nisa 148,

 لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا

Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Al-Wahidi menyebutkan sebab turunnya ayat ini, ada seseorang yang bertamu pada suatu komunitas masyarakat, tetapi ia mendapati perlakuan yang tidak menyenangkan (dizalimi) oleh komunitas tersebut. Orang ini pun “sambat” dan mengadukan perilaku komuniatas tersebut dengan bahasa “kurang sopan”, sehingga ayat ini turun sebagai bentuk keringanan (Asbabun Nuzul, 113).

Memang Allah tidak menyukai ucapan-ucapan buruk,  Allah bakal menghukum orang yang berkata kotor; seperti menyebarkan aib orang lain dan semacamnya karena bakal bisa memicu permusuhan, dendam, dan perpecahan (Wahbah, al-Munir, VI/6).

Namun, ada kebolehan bagi orang yang dizalimi untuk meluapkan emosinya. Sha’rawi dalam tafsirnya menyebutkan manfaat atau hikmah “meluapkan kemarahan” saat dizalimi. Pertama, meluapkan emosinya, agar tidak memendam “rasa”. Kedua, agar orang-orang berhati-hati saat bersosial dengan orang yang menzalimi itu (al-Sha’rawi, V/2768).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah…!

Khatib ingin mengingatkan diri khatib, bahwa melawan kezaliman dan menghina kezaliman itu berbeda, loh!

Nabi Muhammad saw. pernah bersabda.

مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ. أخرجه التِّرمِذِي (2505)

Barang siapa yang menghina saudaranya karena sebuah dosa (kesalahan), ia tidak mati kecuali bakal melakukan perbuatan (dosa) tersebut.

Al-Kashmiri menjelaskan menghina itu termasuk dari kesombongan diri, berbeda dengan nahi munkar; mencegah kemungkaran itu murni karena berharap rida Allah (al-Urf al-Shazi, IV/80).

Kalau melawan kezaliman, ya tadi. Mendemonstrasikan pelaku kezaliman tersebut kepada khalayak luas, agar pelakunya terkena karma sosial.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…!

Mumpung momentum hari raya idul fitri, ini menjadi momen refleksi bersama-sama. Sudah dua dekade lebih, Indonesia memilih jalan reformasi, tetapi mengapa jalan reformasi ini selalu terhambat?

Mari kita renungkan, mantan aktivis reformasi tahun 1998 yang saat ini duduk “mewakili” rakyat, apakah sudah bisa membawa perubahan bagi bangsa Indonesia saat ini? Tentu, pertanyaan ini tidak perlu dijawab. Kita renungkan bersama saja.

Ma’asyiral muslimin…!

Fase berbangsa kita akan terus begini, kalau kita menyuarakan keadilan dan melawan kezaliman dicampuradukkan dengan cacian dan hinaan atas keburukan para pemimpin atau wakil rakyat kita. Cara semacam ini tidak akan menuai hasil signifikan. Hasilnya akan sama.

Keburukan-keburukan pimpinan yang pernah kita benci—hari ini, (kemungkinan besar) akan kita lakukan—kelak—saat kita menjadi pemimpin, seperti hadis nabi tadi. Artinya, apa? Silakan lantang dalam membela keadilan dan melawan kezaliman. Namun, jangan sekali-kali kita mencaci dan menghina.

Jemaah salat idul fitri yang dirahmati Allah….

Khatib mengingatkan diri sendiri dan jemaah, agar selalu meletakkan syariat sebagai pertimbangan dalam setiap tindak-tanduk kita.

Mari menyambut kemenangan tanpa cacian dan hinaan!

Kiai Nawawi al-Bantani mengingatkan kita agar tetap mendoakan pelaku zalim tersebut dengan doa-doa kebaikan, meski itu agak berat, bukan? Beliau mengajarkan kita saat dizalimi dengan berdoa (Murah Labid, I/182).

اَللهُمَّ خَلِّصْ حَقِّيْ مِنْهُ

 “Ya Allah, tolonglah—hak-hak—ku dari perbuatan zalimnya.”

بَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُـرْأَنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيمُ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر اَللهُ أَكْبَر، اَللهُ أَكْبَر.

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا وَ بَلَدِ فَلَسْطِيْنَ خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

0

Alumni Ponpes Mambaus Sholihin, Gresik.

Post Lainnya

Arrahim.id merupakan portal keislaman yang dihadirkan untuk mendiseminasikan ide, gagasan dan informasi keislaman untuk menyemai moderasi berislam dan beragama.