Ahmad Syahrul Ansori Alumni Ponpes Mambaus Sholihin, Gresik.

“Peringatan (Indonesia) Darurat”, Siapakah yang Salah?

2 min read

اَلْحَمْدُ لِلّهِ، نَحْمَدُكَ اللَّهُمَّ عَلَى مَا هَدَيْتَنَا لِطَرِيْقِكَ القَوِبْمِ وَفَقَّهْتَنَا فِي دِيْنِكَ الْمُسْتَقِيْمِ، نُصَلِّى وَنُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ المُصْطَفَى، وَأَلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَ الوَفَاء. أَمَّا بَعْدُ، يَا أَيُّهَا المُسْلِمِينَ أُصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الكَرِيِمِ: وَكَذٰلِكَ نُوَلِّى بَعْضَ ٱلظَّالِمِينَ بَعْضاً بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah,

Mengawali khutbah, khatib mengajak kepada hadirin salat Jumat untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt. Syukur merupakan keniscayaan bagi kita sebagai manusia, capaian kebaikan kita hari ini merupakan anugerah dari Allah Swt.

Termasuk, kita patut bersyukur atas limpahan anugerah Allah kepada bangsa Indonesia, berupa kemerdekaan Indonesia. Sampai detik ini, Allah memberikan kenikmatan kemerdekaan ke-79. Alhamdulillah.

Allah Swt. Berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 152,

فَٱذْكُرُونِيۤ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُواْ لِى وَلاَ تَكْفُرُونِ

Ingatlah kepada-Ku! Maka Aku akan mengingatmu. Bersyukurlah kepada-Ku dan jangan lah kamu ingkar kepada-Ku!

Ma’syiral muslimin rahimakumullah,

Ayat di atas mengingatkan kita untuk selalu mengingat Allah Swt. dan selalu bersyukur atas banyaknya nikmat yang kita dapatkan, tidak lain semuanya berkat anugerah-Nya. Kendati, di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak baik-baik saja, hari ini kita sedang disuguhkan lelucon para elite pemerintah; baik legislatif maupun eksekutif.

Semakin kesini, wakil rakyat—sebagai representasi kita di pemerintahan legislatif—belum menjalankan fungsinya dengan baik. Malah, alih-alih ingin memperlihatkan “marwah dan martabat, para wakil rakyat—kita—yang terhormat ingin “menganulir” putusan Mahkamah Konstitusi bernomor 60/PUU-XXII/2024, dengan membuat revisi UU pilkada bersama pemerintah (21/08). Untungnya tadi malam (22/08), wakil rakyat membatalkan revisi UU pilkada berkat desakan demonstrasi.

Ma’syiral muslimin yarhakumullah,

Sebagai masyarakat muslim yang baik, kita harus mewujudkan syukur kita dalam ketaatan; ketaatan dalam beragama dan ketaatan dalam bernegara. Kiranya, apa yang terjadi terkait upaya “pembangkangan” DPR atas keputusan MK ini merupakan “cerminan” diri kita. Bahwa kita juga sering “membangkang” atas perintah-perintah Allah Swt. dan rasul-Nya.

Baca Juga  [Khutbah Jumat] Halal Bi Halal: Rahmat Allah di Balik Pandemi

Sekali lagi, DPR adalah wakil rakyat yang kita pilih. Kalau kemarin kita memilihnya karena besaran “amplop” yang kita terima, seyogianya kita harus tobat dan berjanji untuk tidak mengulanginya, keterlibatan kita dalam money politics dalam pesta demokrasi termasuk sebab carut marutnya tata pelayanan pemerintahan dan “krisis demokrasi” ini.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari mimbar yang mulia ini, khatib mengajak hadirin untuk melek wawasan, melek informasi, dan introspeksi diri bersama. Betapa sayangnya negara yang diperjuangkan mati-matian oleh para pejuang, akan tetapi hari ini, kita tidak ikut berpartisipasi dalam bernegara dengan baik dan jujur, rasanya kita sudah tergolong orang-orang yang kufur nikmat.

Terlebih banyak dari kita yang abai akan proses bernegara dan berbangsa yang baik. Jangan sampai kita beranggapan, bahwa “amplop pemilu” yang kita terima tidak berdampak pada kehidupan berbangsa. Kalau kita masih abai, tunggu saja akan ada pembangkangan para wakil rakyat episode berikutnya, campur tangan eksekutif dalam rancangan undang-undang, dan tindakan semena-mena aparat atau keputusan sembrono penegak hukum.

Allah Swt berfirman dalam surah Asyuara ayat 30,

وَمَآ أَصَابَكُمْ مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُواْ عَن كَثِيرٍ

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahanmu)

Kalau hari ini dianggap sebagai krisis demokrasi. Tentu ini sebab ketidaksadaran dan kebodohan kita sebagai masyarakat Indonesia. Akankah kita membiarkan terus!

Ma’syiral muslimin rahimakumullah,

Kita perlu merenungkan juga ayat 129 surat Al-An’am; Allah Swt. berfirman,

وَكَذٰلِكَ نُوَلِّى بَعْضَ ٱلظَّالِمِينَ بَعْضاً بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ

Demikianlah, Kami jadikan sebagian orang-orang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.”

Imam Sya’rawi dalam tafsir al-Sya’rawi menjelaskan tentang ayat di atas, bahwa Allah menjadikan kezaliman sebagai “kenikmatan” bagi orang-orang zalim, sehingga seorang zalim menjadi pemimpin bagi orang-orang zalim, dan tidak akan ada pemimpin yang baik di antara masyarakat yang zalim. Karena memang orang-orang baik dipenuhi oleh rahmat Allah Swt.

Baca Juga  Kisah Alqamah, Antara Mendahulukan Ibu atau Istri

Sebagai penutup khutbah, khatib ingin menyampaikan hadis Nabi Muhammad saw. yang disampaikan dalam sunan Turmudzi nomor 2266,

اِذَا كَانَ أُمَرَاؤُكُمْ خِيَارَكُمْ وَأَغْنِيَائُكُمْ سُمَحَائَكُمْ وَأَمْرُهُمْ شُوْرَى بَينَكُمْ فَظَهْرُ الاَرْضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ بَطْنِهَا، وَاِنْ كَانَ أُمَرَاؤُكُمْ شِرَارَكُمْ وَأَغْنِيَاؤُكُمْ بُخَلَائَكُمْ وَأُمُورَكُمْ اِلَى نِسَائِكُمْ فَبَطْنُ الأَرضِ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ ظَهْرِهَا.

Jika pemimpin-pemimpin kalian adalah orang-orang terbaik, orang-orang kaya dari kalian adalah orang-orang dermawan, dan urusan kalian diselesaikan dengan musyawarah, maka muka bumi (ini) lebih baik bagi kalian daripada terkubur di perut bumi. Jika pimpinan-pimpinan kalian dari golongan durjana, orang-orang kaya kalian termasuk orang-orang kikir, dan urusan-urusan kalian tergantung pada (keputusan) wanita, maka kalian lebih baik (terkubur) dalam perut bumi daripada hidup di atas muka bumi.”

Ma’syiral muslimin rahimakumullah,

Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua; masyarakat bangsa Indonesia, wakil rakyat, penegak hukum, dan para pemimpinnya. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita semua dari durjana dan perbuatan zalim. Semoga Allah tetap memberikan persatuan dan keutuhan bagi bangsa Indonesia, sehingga Indonesia menjadi negara yang berkah limpah lohjinawi.

أَقوْلُ قوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتغْفِرُ اللهَ ُ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 Khutbah II

اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعدُ، فَيا أَيُّها الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفسِيْ بِتقْوَى اللهِ  الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغيَ وَالسُّيوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Baca Juga  [Khutbah Jumat] Seorang Muslim yang Menjadi Pewangi Bumi

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ  يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Ahmad Syahrul Ansori Alumni Ponpes Mambaus Sholihin, Gresik.