Dari hasil band pita PCR itu pula bisa menentukan bahwa genus SARS-CoV 2 ini berbeda dengan jenis penyebab MERS dan SARS CoV 1 yang merebak sebelumnya meskipun masih tergolong dalam famili yang sama yaitu betacoronavirus penyebab penyakit respirasi. Analisis homologi dari pengurutan nukleotidanya menguatkan bahwa SARS-CoV merupakan genus yang baru. Sampai disini, mudah-mudahan pembaca sudah bisa menyangsikan bahwa sampel papaya dan mangga di tes PCR juga positif seperti beredarnya hoaks di social media.
Namun simpang siurnya kabar pada satu kejadian kasus pasien suspek yaitu positif pada hasil rapid tes namun negatif dengan tes swab PCR menambah sulitnya memberi edukasi dan pemahaman ke tengah masyarakat. Rapid tes disebut sebagai alat skrining, bukan untuk konfirmasi diagnosis. Industri kit rapid untuk beberapa penyakit infeksi seperti demam tifoid sejak dulu sudah dikembangkan, sebagai langkah skrining untuk menetapkan tindakan selanjutnya ke suspek tersebut.
Contoh demam tifoid tadi dengan gejala yang banyak miripnya dengan malaria dan demam berdarah jika misalnya diberikan pengobatan antibiotik yang salah tentu akan berakibat fatal. Sebenarnya prinsip ini sama dengan rapid tes yang digunakan untuk skrining awal Covid-19 sehingga bisa segera ditentukan protokol selanjutnya.
Rapid tes selalu dikategorikan sebagai upaya penegakan diagnosis dini dan cepat, namun masih memiliki banyak kelemahan, yaitu sensitifitas yang lebih rendah, artinya bisa saja hasil baca positif yang muncul dengan indikator dua garis tersebut adalah positif palsu. Ini dikarenakan karena rapid tes tersebut berisi jenis mikroorganisme (coronavirus) yang direkayasa lalu dimurnikan gennya menjadi sebuah antigen protein murni. Indikator positif muncul dari reaksi aglutinasi antara antigen (protein yang ada dalam kit) dan antibodi yang berasal dari serum darah suspek.
Namun kit rapid tersebut hanya mampu mendeteksi antibodi IgM yang muncul pertama kali pada saat tubuh diserang patogen kemudian muncul antibodi IgG sesudahnya. Antibodi ini muncul setelah minggu pertama sejak masuknya virus ke dalam tubuh, sehingga suspek Covid-19 PDP yang negatif akan diuji lagi rapid tes di minggu kedua dengan asumsi antibodi sebagai reaksi sistem imun suspek terhadap virus sudah terbentuk jika suspek tersebut benar positif Covid-19.
Sangat sulit untuk menghindari hasil positif palsu, oleh karena sampai antigen murni dalam kit tadi bukan jenis virus khusus penyebab Covid-19 yaitu virus SARS-CoV 2, sehingga reaksi positif tersebut dikarenakan antigen dalam kit rapid tes tersebut mendeteksi antibodi hasil reaksi suspek tersebut dari infeksi jenis famili yang sama yaitu coronavirus. Demikian sampai akhirnya swab PCR tetap dijadikan sebagai rujukan diagnosis Covid-19.
Adapun kemudian alasan suspek yang dikonfirmasi positif dari hasil rapid tes kemudian untuk selanjutnya penanganannya sudah harus mengikuti protokol Covid-19 yaitu sebagai antisipasi tercepat untuk menghindari kemungkinan terburuk jika benar pasien tersebut positif dari hasil swab PCR. Seperti diketahui upaya memutuskan mata rantai penyebaran virus ini salah satunya dengan isolasi mandiri, untuk mengurangi potensi pasien menularkan ke orang lain disekitarnya, dan tentunya untuk keselamatan kerja tenaga medis yang sudah banyak menjadi korban dari lambatnya skrining awal suspek.
Oleh karenanya mari kita sembari menunggu vaksin dan antiviral ditemukan, memulai normal baru dengan persiapan starter tas siaga Covid-19 misalnya, serta mulai belajar smelatih diri untuk bersabar menghadapi pandemi ini dengan menjadi pribadi yang bijak. Anda yang menentukan diri anda mau berada dimana dari dua kelompok tadi, dan jika anda bersedia berdiri menjadi masyarakat yang bijak,dengan sendirinya anda sudah berdiri di belakang garda terdepan tenaga medis Covid-19.
Dengan tidak memilih untuk ikut-ikutan dengan paham konspirasi atau broadcast berbau hoaks, dan ikut membantu mengedukasi orang terdekat anda, artinya anda sudah akan membawa Negeri ini ke perubahan, yaitu bersama-sama menginginkan pandemi ini segera berakhir.
Teruntuk kalian pahlawan kami, tenaga medis kesehatan yang masih berjuang, kami tahu ini melukai perasaan kalian, namun bersabarlah, cukup dengan terus mengedukasi followers yang sudah siap berdiri di belakang kalian, sebuah kekuatan yang akan memperluas komunitas yang bijak, berpikir maju dan terlatih mentalnya terhadap kemungkinan prediksi pandemi virus lainnya yang akan muncul lagi (buah dari proses seleksi alam yang akan dibahas di tulisan berikutnya). Allah Ta’ala berfirman,
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
”Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman” (QS. al-Dzariyāt [51]: 55).