Kondisi tanah air belum sepenuhnya pulih akibat wabah virus Covid-19. Meskipun demikian, bukan berarti sebagai anak bangsa kita tidak dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Tentu, ada beberapa cara yang dapat diusahakan, baik dari yang sederhana hingga yang paling rumit, dengan syarat mematuhi protokol maupun cara-cara yang tidak melanggar, seperti memanfaatkan perkembangan dunia daring misalnya.
Sebagai pegiat seni musik, tampaknya kiprah Slank di Indonesia tidak perlu dipertanyakan. Bukti shohih betapa mengakarnya karya Slank di Indonesia setidaknya dapat dilihat dari dengan mudahnya berbagai atribut Slank dijumpai. Bukan hanya ketika konser yang dihadiri oleh Slank saja, tetapai saat group band lain, penyanyi dangdut manggung punpenonton kerap membawa bendera Slank. Ajaibnya, bendera ini juga kerap dikibarkan saat acara sholawatan.
Lirik dan nyanyian Slank pun sebenarnya tampak sederhana sehingga dapat dijangkau oleh berbagai kalangan, dari yang muda belia hingga yang tua. Tetapi, kalau diperhatikan lebih dalam, di balik kesederhanaan lirik-lirik tersebut, terdapat lautan makna yang menyamudera. Makna-makna ini tidak hanya berkaitan dengan makna sosio-kultural seperti nasionalisme, percintaan, dan sebagainya, tetapi dapat menjangkau makna religius-spritual yang mengarah pada pesan-pesan kemanusiaan.
Inilah yang tampaknya ditangkap dengan baik oleh Gus Nadirsyah Hosein. Di akun instagram pribadinya @nadirsyahhosen_official beliau menyatakan, “Bagaimana kalau saya memberi syarah atas beberapa lirik lagu Slank dengan perspektif Agama dan Kemanusiaan? Pada tertarik nggak?
Baca Juga: [Ulama Nusantara] Gus Nadirsyah Hosen, Muslim Milenial Pejuang Kemanusiaan
Sosok Gus Nadirsyah sendiri tidak perlu diragukan tentang bagaimana konsen beliau terhadap tema-tema kemanusiaan ini. sebagai pemantik, beliau mencoba mengutip beberapa lirik lagu Slank berjudul Cinta Kita:
Jangan dengarkan orang bicara
Jangan ikuti orang mengarah
Mereka cuma sirik sama kitaPercuma omongan orang dipercaya
Percuma banyak mulut-mulut berbisa
Mereka hanya sirik dengan cinta
Oh cinta kita
Tema cinta memang universal. Cinta berhak diungkapkan dan dimiliki oleh siapapun. Tidak ada yang dapat mengklaim lebih mencintai dari lainnya. Mungkin saja cinta itu rumit, mungkin pula sederhana. Cinta adalah manifestasi kehidupan. Ia merupakan jalinan pribadi manusia dengan dunia secara keseluruhan. Sebagai manfestasi kehidupan, cinta adalah seni yang harus dimengeri dan diperjuangkan. Begitu kira-kira Erich Fromm memaknai cinta secara eksistensial dalam bukunya The Art of Loving.
Baik Slank maupun Gus Nadirsyah sangat paham tentang makna cinta ini. Di tangan Slank, cinta tidak hanya mampu dibahasakan dengan ungkapan kehidupan sehari-hari. Slank mampu memproduksi bahasa sendiri tentang cinta. Puncaknya, slank benar-benar berani merubah kata “love” dengan kata “slank”. “I Slank you” tentu merujuk pada arti “I love You”. Sehingga Slank berarti Cinta. Dan, ini masyhur setidaknya bagi para Slankers di Indonesia.
Adapun bagi Gus Nadirsyah, cinta telah benar-benar seperti menjadi madzhab dalam hidupnya. Bagi yang mengenal beliau, tentu aroma cintanya semerbak dalam tutur kata, tindak tanduk hingga caranya dalam berbagi tawa. Perasaan sangat bahagia meski hanya sebentar menjadi ajudan saat bolak-balik Juanda ke Ampel, untuk menikmati masakan Arab waktu itu. Pun bagi para followernya, baik di twitter, FB, maupun IG. Tak sekali dua kali hati para followernya dibuat tercabik-cabik dengan bahasa cinta yang sering menghujam maupun menikam. Salah satu tulisannya pada Sarung Sang Guru:
“Satu-satunya thariqat yang diamalkan saat ini adalah thariqat cinta, dan satu-satunya mazhab yang dijadikan rujukan di bulan suci ini adalah mazhab cinta. Karena hanya dengan cinta-Nya lah kau akan menjalani proses penyucian: suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.”
Pemaknaan cinta yang luar biasa baik oleh Slank maupun Gus Nadirsyah seperti di atas lah yang mestinya dipelajari, mirip seperti Fromm. Cinta menjadi penuh makna jika kemudian ia disampaikan dengan penuh hati oleh dan dari hati. Kiranya, mendengarkan lirik-lirik cinta disampaikan oleh pengarangnya langsung disertai uraian syarah dari ahlinya seperti Gus Nadirsyah merupakan peristiwa bersejarah yang patut diikuti.
Baca Juga: Sarung Sang Guru
Kolaborasi keduanya akan diselenggarakan pada tanggal 12 Juni 2020 pukul 20.00 WIB. Melihat bagaimana peran dan perjuangan keduanya selama ini, tidak berlebihan jika acara ini merupakan pertunjukan yang wajib ditunggu. Adapun tiket Konser virtual ini dapat diperoleh melalui loket.com dan gotix.com. #SilaturrahmiBarengSlank berbagi virus cinta!
Salam PLUR dulur… Peace, Love, Unity and Respect..!!!
[HM]