Kusroni Dosen STAI al-Fithrah Surabaya; Alumnus S3 UIN Sunan Ampel Surabaya

Sosok Sayyidah Khadijah dalam Kitab al-Busyra Karya Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki

1 min read

Foto: https://www.anayemeni.net
Foto: https://www.anayemeni.net

Belakangan ini ramai dan viral lagu berjudul Aisyah Istri Rasulullah yang menggambarkan sosok salah satu istri kanjeng Nabi bernama Aisyah binti Abi Bakar. Dalam lagu tersebut, Aisyah diilustrasikan sebagai istri yang sangat disayangi oleh Rasulullah saw. Namun, ada sosok perempuan yang tak kalah penting dan berarti dalam bentangan sejarah kehidupan Rasulullah, dia adalah Sayyidah Khadijah binti Khuwaylid, yang dijuluki al-Kubrā.

Kitab berjudul al-Busyrā fī Manāqib al-Sayyidah Khadījah al-Kubrā, karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas al-Maliki, adalah salah satu karya terbaik dan layak dibaca untuk mengenal lebih dekat sosok wanita pertama yang dinikahi Rasulullah, dan satu-satunya istri monogami sang Rasul.

Abuya berhasil menggambarkan begitu baik sosok Khadijah dalam kitab ini. Detil kehidupan sang Ummul Mukminin dinarasikan dengan sangat runtut dalam bentuk prosa dan disampaikan dengan puitis. Sumber rujukan yang digunakan juga berlimpah dan terseleksi.

Jika melihat sistematikanya, karya ini mirip dengan kitab Manāqib Syaikh Abd al-Qādir al-Jīlānī, berjudul al-Lujain al-Dānī fī Manāqib Sayyid al-Syaikh Abd al-Qādir al-Jīlānī, karya Syaikh Ja’far al-Barjanzi. Kitab ini sangat populer di kalangan warga Nahdliyyin, terutama pengikut tarekat Qadiriyah, yang akrab dengan tradisi “manaqiban”.

Penulis pertama kali mengenal kitab al-Busyrā ini, saat masih nyantri di Pesantren Al Fithrah Kedinding Surabaya. Pengasuh pesantren ini, KH. Achmad Asrori al-Ishaqy (wafat 2009), pertama kali memperkenalkan kitab ini dalam sebuah majelis “manaqiban” di pesantren Al-Fithrah, sekira tahun 2005. Saat itulah untuk pertama kali majelis manāqib sayyidah Khadijah digelar, dengan pola dan tata cara yang sama dengan majelis manāqib Syaikh Abd al-Qādir al-Jīlānī yang terlebih dahulu sudah puluhan tahun berjalan.

Melalui kitab ini, umat Islam yang mengaku cinta pada Nabi diajak untuk mengenal kemudian mencintai Khadijah. Karena mencintai Khadijah adalah wasilah bagi kita untuk mendapatkan cinta Rasulullah saw., sebagaimana sabda beliau, yang dikutip dalam kitab ini: “Laqad Ruziqtu Hubbahā, wa Anā Uhibbu Man Yuhibbuhā” (Sungguh aku telah dianugerahi cinta (kepada) Khadijah, dan aku mencintai orang yang mencintai Khadijah).

Baca Juga  Alif dan Mim (14-Tamat): Rencana Tuhan Siapa Yang Tahu

Salah satu episode menarik yang dikutip dalam kitab ini adalah sebuah riwayat yang dikisahkan oleh Sayyidah Aisyah (r.ah): “Suatu hari, Rasul saw. bercerita tentang kepribadian Khadijah dengan penuh antusias. Saat itu pula di hatiku mengganjal rasa cemburu, hingga tanpa sengaja terucap kata-kata yang kurang pantas pada pribadi beliau. Hal ini membuat Rasul saw. marah, muka beliau berubah memerah. Kondisi yang hanya bisa kulihat saat Rasul menerima wahyu. Pada saat itu juga aku berdoa: “Ya Allah, mohon hilangkan murka Rasul-Mu sekarang juga, aku tak akan mengulangi perilaku buruk ini lagi selamanya.”

Melihat ucapanku ini, beliau, Rasul saw. berkenan memaafkanku, dan kemudian beliau berkisah tentang kebaikan-kebaikan Khadijah.

Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki, setelah mengutip riwayat ini, kemudian memberikan komentar: “Dari riwayat ini bisa dipahami, bahwa kecemburuan Aisyah atas Khadijah bukan karena kebencian dan rivalitas, namun hanya sebatas bias yang muncul dari sifat kemanusiaan normal seorang wanita. Kenapa? Karena riwayat-riwayat tentang keutamaan Khadijah bisa sampai kepada kita adalah berkat peran dari Aisyah. Ia lah yang berkontribusi meriwayatkannya. Andai tidak ada Aisyah, mungkin tak banyak informasi positif tentang Khadijah yang bisa sampai kepada kita sekarang.”

Dari penggalan kutipan di atas, hendaknya kita bisa mengambil pelajaran berharga bahwa banyak sosok perempuan hebat dan berjasa dalam dakwah Islam yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Salah satunya adalah Khadijah al-Kubra.

اللهم انشر نفحات الرضوان عليها , وأمدنا بالأسرار التي أودعتادها لديها

اللهم صل وسلم على زوجها الأمين سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

“Ya Allah, hamparkan semerbak harum rida-Mu kepada Sayyidah Khadījah. Tolonglah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau titipkan kepadanya”. [MZ]

Kusroni Dosen STAI al-Fithrah Surabaya; Alumnus S3 UIN Sunan Ampel Surabaya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *