Sebagai negara majemuk, Indonesia memiliki berbagai macam tradisi unik yang menjadikannya agak berbeda dengan negara lain. Setiap tradisi yang dilaksanakan mempunyai simbol sebagai ciri khas dari tradisi tersebut. Salah satu simbol yang sering kita lihat adalah janur kuning. Umumnya janur kuning dikenal dan dijadikan simbol dalam adat pernikahan. Namun, dalam tradisi masyarat Indonesia, Janur kuning tidak hanya dijadikan sebagai simbol pernikahan, melainkan digunakan pada beberapa tradisi lainnya.
Janur merupakan daun kelapa yang masih muda dengan warna kuning. Secara bahasa janur adalah bahasa Arab yaitu “Jannah Nur” yang bermakna “Sejatining Nur” yang artinya adalah sejatinya cahaya, cahaya ilahi, cahaya sejati dan penerangan yang bermakna mencapai tujuan yaitu menggapai cahaya Ilahi. Sementara kata Kuning bermakna Sabda dadi, yang artinya berharap semua keinginan dan harapan dari hati atau jiwa yang bersih dan tulus akan terwujud.
Dalam budaya Jawa, Janur memiliki makna yang berupa cita-cita mulia yang tinggi untuk mencapai cahaya Ilahi dengan diiringi hati yang jernih. Oleh sebab itu dalam beberapa adat Jawa janur merupakan salah satu elemen yang sangat penting. Tidak hanya di Jawa di daerah lainpun dalam beberapa ada turut menggunakan janur kuning sebagai simbol ataupun sebagai penambah kesakralan sebuah tradisi. Beberapa tradisi yang menjadikan janur kuning sebagai simbol adalah sebagai berikut.
Pertama, Pernikahan. Sudah menjadi tradisi yang sangat umum bahwa janur kuning menjadi simbol pernikahan. biasanya janur dibentuk dan dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi tampak menarik dan sangat indah yang kemudian diletakaan di depan sebagai gerbang untuk memasuki resepsi pernikahan. Selaras dengan definisi Janur dan Kuning di atas, Janur Kuning pada pernikahan bermakna agar pernikahan tersebut mendapat cahaya atau pencerahan untuk rumah tangga yang baru dan bahwa pada dasarnya manusai membutuhkan cahaya dari Tuhan yang Maha Esa.
Janur kuning yang kita lihat sebagai simbol pernikahan diolah menjadi beragam bentuk. Ada yang berbentuk bulat semacam bokor dan umbul-umbul yang berfungsi sebagai penanda atau petunjuk, ada pula yang berbentuk kembar mayang, pasang tarub dan ragam bentuk lain yang dianyam sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk yang indah dan tentunya memilki makna simbolik tersendiri. Sebagai contoh kembar mayang memiliki makna pengharapan bagi pengantin agar kehidupannya mendapatkan cahaya dan bermanfaat.
Kedua, Upacara Keagamaan. Selain di Jawa, salah satu wilayah yang sudah pasti menggunakan janur kuning sebagai simbol upacara kegamaan adalah Bali. Di Bali janur kuning ini biasanya disebut dengan istilah penjor. Di Bali, penjor digunakan saat hari raya Galungan akan tiba, biasanya jajaran penjor mulai menghiasi jalan-jalan di setiap sudut pulau Bali. Dalam tradisi Bali, penjor memiliki dua fungsi, yaitu penjor sakral yang digunakan sebagai bagian dari upacara keagamaan dan penjor hiasan yang biasanya digunakan dalam acara-acara seni desa untuk menghias dan menyemarakkan suasana.
Ketiga, Makanan. Salah satu makanan yang menggunakan janur kuning sebagai unsur utamanya adalah ketupat. Adapun ketupat sendiri merupakan sebuah makanan yang biasanya khusus disajikan pada saat Idul Fitri pada saat satu Syawal dan delapan Syawal. Ataupn biasanya disajikan pada saat Idul Adha. Bahan utama pada ketupat adalah janur kuning sedangkan isinya bisa menggunakan beras ataupun ketan.
Mengutip dari rejogja.rebulika.co.id ketupat yang dianyam menggunakan janur tersebut menggambarkan keragaman masyarakat yang harus dilekatkan dengan tali silaturahim. Sementara isinya (beras atau ketan) dimaknai sebagai nafsu duniawi. Bentuk segi empat ketupat menggambarkan prinsip” Kiblat papat, limo pancer (empat arah satu pusat)’ yang bermakna “kemanapun manusia melangkah, pasti akan kembali pada Allah”.
Sedangkan empat sisi ketupat melambangkan empat macam nafsu dasar manusia, yaitu amarah, (emosi), lawamah (lapar dan haus), sufiah (nafsu untuk memeiliki sesuatu yang bagus atau indah), dan muthmainnah (memaksa diri). Empat nafsu yang telah disebutkan tadi dikendalikan saat puasa. Sehingga secara keseluruhan makna ketupa adalah nafsu dunia yang idbungkus dengan hati nurani.
Selain tiga hal janur kuning pun biasanya dijadikan sebagai simbol magic. Penulis masih ingat ketika waktu masih menginjak Sekolah Dasar, guru ngaji penulis menuliskan sesuatu berbahasa Arab, mungkin ayat Qur’an atau hadis pada janur kuning, yang kemudian janur tersebut disimpul dan diletakan di dalam bak mandi. Kalau tidak salah seingat penulis saat itu bertepatan dengan Rebo wekasan (rabu terakhir di bulan safar).
Dari beberapa hal di atas dapat diketahui bahwa janur kuning mempunyai banyak fungsi. Janur kuning menjadi simbol berbagai macam tradisi yang ada di Nusantara, selain itu ia tidak hanya menjadi simbol semata, melainkan terdapat makna serta filosofi dari setiap simbol tersebut. Di sisi lain, janur kuning merupakan produk akulturasi antara agama dan budaya yang telah melekat sebagai tradisi secara turun temurun di Indonesia. Wallahua’lam