Khairun Niam Mahasiswa sekaligus santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta

KH. Bukhori Masruri, Sosok Ulama Dibalik Lagu-Lagu Qasidah Nasida Ria

2 min read

Jika berbicara soal qasidah maka yang langsung terngiang di benak kita adalah grup qasidah Nasida Ria. Salah satu grup qasidah yang masih eksis sampai hari ini adalah grup qasidah yang telah berdiri sejak 1975 yang dipelopori oleh Muhammad Zain dan istrinya Mudrikah Zain seorang guru al-Qur’an dari Semarang. Lagu-lagunya yang bernaunsa religi banyak diminati masyarakat dan membuat grup qasidah ini melejit pada sekitar tahun 80-90 an.

Lagu-lagu bernuansa religi yang dinyanyikan oleh grup Nasida Ria ini telah mencapai kurang lebih 30 album dengan sekitar 400 lagu-lagu islaminya. Grup ini pun masih terus merilis lagu baru, walaupun memang hari ini memperkenalkan lagu mereka cukup sulit jika dibandingkan dengan lagu-lagu mereka yang telah populer. Dibalik kesuksesan lagu-lagu Nasida Ria tidak terelpas dari seorang tokoh ulama yang turut andil dalam menciptakan lagu-lagu mereka yaitu KH. Bukhor Masruri. Beberapa lagu yang ditulisnya sukses membawa Nasida Ria mencapai masa keemasan seperti perdamaian, Damailah Palestina, dan tahun 2000.

Mengenal KH. Bukhori Masruri

Bukhori Masruri lahir di Purwodadi, Kabupaten Grobongan pada 13 Mei 1942. Ia merupakan seorang tokoh Islam Indonesia sekaligus seniman pencipta lagu yang dibawakan oleh Nasida Ria. Ia juga merupakan seroang Mantan Ketua PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama) Jawa Tengah. KH. Bukhori Masruri mengemukakan dalam kanal youtubenya bahwa istilah nama Nasida Ria sendiri berasal dari kata “nasyid” yang berarti lagu-lagu atau nyanyian, dan “ria”yang merujuk pada gembira atau bersenang-senang.

Dalam beberapa lagunya, KH. Bukhori tidak menggunakan nama aslinya sebagai pencipta lagu, melainkan menggunakan nama Abu Ali Haedar. Sosok yang pernah menjabat sebagai ketua PWNU Jawa Tengah tahun 1985-1995 juga merupakan seorang dai yang mempunyai peran penting dalam dunia dakwah. Dedikasinya dalam dunia dakwah tidak hanya melalui pengajian-pengajian yang beliau isi tetapi juga melalui seni musik yaitu dengan menciptakan lagu-lau religi. “saya tidak mengejar apa-apa selama menicptakan lagu. Saya hanya ingin menyebarkan dakwah-dakwah saja” tutur KH. Bukhori.

Baca Juga  Tradisi Kupatan sebagai Bentuk Budaya Syawalan Di Jawa

Pernyataan KH. Bukhori Masruri senada dengan lagu-lagu yang ia ciptakan seperti perdamaian, damailah palestina, tahun 200 dan lingkungan Hidup. Lagu-lagu tersebut merupakan salah satu eksprinya dalam berdakwah. Dengan niat berdakwah, lagu-lagu cipataannya berhasil mendapatkan banyak penghargaan, salah satunya perdamaian yang pernah menyabet Platinum Award, semantara itu, lagu Dunia Dalam Berita pernah dipakai sebagai soundtrack dalam sebuah bahasa asing.

Selain handal dalam menciptakan lagu-lagu islami, sosok yang pernah nyantri di Krapyak itu juga merupakan seorang orator yang handal. Ia telah banyak mengisi pengajian-pengajian dan ceramahnya pun digemari dari banyak kalangan. Setelah banyak berdakwah melalui seni musik dengan lagu-lagu yang ia ciptakan, KH. Bukhori Masruri tutup usia pada 17 Mei 2018 di semarang pada usia 76 tahun. Wafatnya sosok Bukhori meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi pegiat musik di Indonesia terutama bagi grup Nasida Ria.

Pengaruh KH. Bukhori Masruri Pada Nasida Ria

Sebagaimana penuturan KH. Bukhori Masruri bahwa Nasida Ria yaitu “nasyid” yang artinya lagu dan “ria” yang arinya gembira. Nasida ria mempunyai makna nyanyian yang penuh riang gembira dengan nada Islami. Nasida Ria memiliki sembilan personal yang keseluruhannya adalah perempuan berkerudung (masa itu belum ada tren hijab). Seluruh personelnya dapat memainkan 3 sampai empat alat musik.

Dekade 1980 dan awal 1990 an merupakan masa keemasan grup musik ini. Mereka menjadi hibuan favorit masyarakat di telefisi ataupun off air. Tidak sampai di situ, Nasida Ria bahkan pernah tampil di Eropa. Historis pementasan grup Nasida Ria dari dalam sampai luar negeri menunjukkan betapa tenarnya grup kasidah ini saat itu. Bahkan gaya berpakaian serta krudung personel mereka sempat menjadi trend-setter wanita muslim saat itu. Dengan menggunakan alat musik tradisional seperti gendang, seruling, dan rebana serta beberapa alat musik modern seperti gitar, bas, biola Nasida Ria terus dikenal seantero negeri. Ketenaran Nasida Ria tidak bisa dilepaskan dari sosok KH. Bukhori Masruri.

Baca Juga  Kitab Mau’izhah: Karya Terakhir Tuan Guru Sapat

Sebelumnya Nasida Ria sampai album keempat masih membawakan lagu-lagu berbahasa Arab. Namun KH. Bukhori Masruri mengusulkan agar album berikutnya menggunakan bahasa Indonesia. Usulan tersebut didukung oleh pihak manajemen. Hingga akhirnya setelah album kelima diluncurkan, Lagu-lagu tersebut mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat. Bahkan, lagu-lagu ini sangat digemari melebihi lagu-lagu dalam album sebelumnya.

Hal ini semakin menegaskan bahwa KH. Bukhori Masruri membawa pengaruh yang sangat besar kepada grup kasidah Nasida Ria,  terbukti ia menjadi tonggak kesuksesan grup Qasidah ini dari dulu sampai sekarang. Wallahua’lam.

Khairun Niam Mahasiswa sekaligus santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta