Redaksi Redaksi Arrahim.ID

Islamsantun Gandeng Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Rilis Buku Khutbah Sembilan Nilai Moderasi Beragama.

1 min read

Islamsantun.org menggelar sarasehan dan launching buku Khutbah Sembilan Nilai Moderasi Beragama. Kegiatan ini bekerja sama dengan Masjid Raya Sheikh Zayed dan berlangsung pada Jumat (27/10/2023) di gedung perpustakaan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo.

Peluncuran buku ini dipimpin langsung oleh Agus Wedi, sebagai pemimpin redaksi Islamsantun.org dengan dua pembicara yang mengenal baik tentang moderasi beragama.

Direktur Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM PIN), Abd. Halim juga turut hadir. Dalam sambutannya, Abd. Halim mengungkapkan bahwa masjid-masjid di Indonesia, khususnya di Solo Raya perlu narasi-narasi positif dalam bingkai keagamaan moderat, agar alam pikir dan sikap masyarakat muslim lebih moderat dan tidak terjebak pada ajaran ekstremisme.

Anas Farkhani selaku perwakilan dari Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dalam sambutannya membentangkan tentang keberadaan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Menurutnya, tidak hanya Masjid Raya Sheikh Zayed, masjid-masjid lainnya harus bahu membahu menjadi pelopor moderasi beragama. Dia juga senang atas hadirnya buku Khutbah Sembilan Nilai Moderasi Beragama ini.

Selanjutnya sesi pemaparan oleh para pembicara. Direktur Masjid Raya Sheikh Zayed Munajat, Ph.D., menjadi pembicara pertama. Munajat berharap buku khotbah ini menjadi salah satu cara untuk menarik masyarakat ke dalam ajaran, sikap, dan cara berpikir moderat.

Munajat berharap dengan terbitnya buku ini masjid-masjid dapat menjadi pusat peradaban Islam yang moderat. ”Saya berharap, buku ini bisa sampai ke masjid-masjid di pelosok negeri ini, agar masjid-masjid dapat bahan khotbah dan selanjutnya masjid menjadi lokomotif dalam menerapkan hidup moderat”, harapnya.

Bagus Sigit Setiawan (dari Kemenag Surakarta), menjadi pembicara kedua. Sigit mengungkapkan menjadi muslim perlu sikap-sikap saleh secara sosial, ritual dan sosial. Dia juga menekankan betapa pentingnya muslim bersikap tepa slira (tenggang rasa), kepada semua umat manusia.

Baca Juga  Imajifes Pasuruan 2020: Gusdurian Ajak Anak Muda Kampanye Toleransi Melalui Seni

Tepa slira adalah inti dari moderasi beragama. Dengan ajaran ini, kehidupan masyarakat, khususnya muslim menjadi lebih harmonis sehingga tidak ada satu alasanpun berbuat perpecahan.

“Hadirnya buku (bertopik) khotbah moderasi beragama ini menjadi angin segar bagi takmir masjid di seluruh Indonesia. Pasalnya, di dalamnya terdapat banyak kisah, ajaran, dan hikmah yang bisa diamalkan oleh setiap muslim di dunia,” pungkasnya. [AR]

Redaksi Redaksi Arrahim.ID