Arrahim.ID — Kemenag telah menggelar Penguatan Kompetensi Penceramah Agama angkatan pertama. Giat yang diikuti 100 penceramah tersebut ditutup hari ini oleh Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin.
Guru Besar Ilmu Hadits UIN Alauddin Makassar ini mengatakan bahwa penguatan kompetensi penceramah angkatan kedua akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Bersamaan itu, akan berjalan juga kegiatan sejenis di Kemenag Provinsi seluruh Indonesia.
“Penguatan kompetensi 8000 penceramah di daerah segera berjalan. Total targetnya 8.200 penceramah, pusat dan daerah,” terang Kamaruddin Amin di Jakarta, Kamis (01/10).
Menurut Kamaruddin, pihaknya akan mengawal dan berupaya agar kualitas program terjaga. Caranya, berusaha menghadirkan narasumber yang memiliki otoritas keilmuan pada bidangnya masing-masing. Sehingga, mereka bisa memberikan informasi yang cukup kepada peserta.
“Insya Allah kebijakan yang kita lakukan berorientasi pada kemaslahatan,” tuturnya.
Kepada peserta angkatan pertama, Kamaruddin menyarankan untuk membentuk forum komunikasi sebagai wadah produktif dalam membangun ide bersama. Tujuannya, meningkatkan kualitas dan respon para penceramah terhadap persoalan keummatan dan kebangsaan.
“Kami juga berharap peserta segera beraktivitas memberi pencerahan umat. Kehadiran penceramah agama sangat dibutuhkan untuk memberi pencerahan kepada umat yang sangat majemuk,” tandasnya.
Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama angkatan pertama berlangsung tiga hari, 30 September – 1 Oktober 2020. Giat ini diikuti 100 penceramah utusan ormas Islam.
Kepada peserta, Kamaruddin mengatakan bahwa medan kiprah mereka sudah menunggu. Dia mengaku sudah dihubungi banyak pihak yang menanyakan kapan para penceramah bisa berbagi pengetahuan di tempatnya.
“Medan kiprah sudah menunggu. Banyak media yang sudah bertanya kepada kami. Masjid-masjid kementerian juga bertanya tentang bagaimana penceramah agama yang sekarang sedang ikut latihan di Kemenag, kapan mereka bisa berceramah di tempat kami?,” terang Kamaruddin di Jakarta, Kamis (01/10).
“Ke depan, penceramah bisa mengisi sejumlah ruang publik yang sangat strategis, seperti media elektronik dan lainnya. Kita bisa saling mempromosikan. kita akan coba sampaikan ke beberapa pihak tentang profile penceramah yang sudah mengikuti pelatihan,” lanjutnya.
Kamaruddin yakin, tiga hari mengikuti penguatan kompetensi, telah terjadi proses transformasi akademik dan pengetahuan. Mantan Dirjen Pendidikan Islam ini optimis ke depan pihaknya bisa membangun sinergi untuk bersama-sama berkontribusi dalam proses berbangsa dan bernegara, membimbing umat ke arah yang lebih baik.
Menurutnya, ormas Islam dan penceramah adalah mitra strategis Pemerintah. Sinergi keduanya diharapkan dapat bersama-sama meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia dan pada akhirnya bisa berkontribusi dalam proses berbangsa dan bernegara.
“Indonesia bangsa yang sangat religius, sehingga religiositas di Indonesia sangat sentral dan fundamental. kita diharapkan bisa bersama-sama memberikan saran dan masukan yang orientasinya untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara,” tuturnya.
“Saya berharap peserta bisa segera beraktivitas memberi pencerahan umat. Kehadiran penceramah agama sangat dibutuhkan untuk memberi pencerahan kepada umat yang sangat majemuk,” tandasnya.
Program penguatan kompetensi penceramah agama angkatan pertama dilaksanakan tiga hari, 29 September hingga 1 Oktober 2020 atau setara 24 jam pelajaran. Kegiatan ini diikuti 100 orang penceramah dari berbagai organisasi Islam tingkat pusat.