Saifuddin Zuhri Qudsy Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Asosiasi Ilmu Hadis (ASILHA) se-Indonesia

Petunjuk Shalat Tarawih di Rumah: Tawaran Solutif dari Hadis

2 min read

Di era pandemi, tarawih termasuk kegiatan yang dihapuskan dari rangkaian Ramadan di Masjid atau Musala. Akhirnya rumah ibadah banyak mengalami lockdown. Seorang bapak kemudian menjadi tumpuan dan harapan dari keluarga. Dia adalah pemimpin keluarga, imam saat shalat baik shalat fardlu maupun sunnah.

Bagi santri jebolan pesantren, seorang bapak mungkin tidak mengalami kendala dalam menjadi imam shalat, namun bagi yang tidak pernah mengenyam pendidikan agama, ini bisa menjadi satu persoalan serius. Mulai dari bacaan yang terbata-bata, termasuk dalam membaca al-Fatihah yang merupakan rukun shalat, terlebih lagi dalam membaca surat-surat Alquran.

Jika dalam buku Tuntunan Fiqih Ibadah bacaan yang disarankan setelah al-Fatihah adalah surat al-Kafirun dan ‘qulhu’ (surat al-Ikhlas), maka besar kemungkinan ketika menjadi imam bacaan andalannya hanya ‘qulhu’, karena ketika membaca surat al-Kafirun, bacaannya muter-muter hingga enggak ingat jalan keluarnya. Hal ini dikarenakan secara psikologis shalat sendirian berbeda dengan shalat berjamaah, di mana tuntutan suara keras membuat seseorang ragu sehingga susah mengendalikannya..

Namun, era SFH (baca: Salat from Home) di masa pandemi ini adalah momentum yang tepat untuk berefleksi diri dan muhasabah bahwa masih terdapat hal yang kurang dalam beribadah saya, anda, dan bahkan kita.  Seseorang, terutama laki-laki, yang biasa menjadi makmum dan setia di setiap shalat lima waktu berjamaah, mungkin lupa kalau stok bacaan surat pendeknya sangat terbatas, namun di era pandemi ini seseorang dituntut untuk kembali mengingat bacaan-bacaan lama yang dulu pernah dihafal namun tidak pernah dibaca, atau lebih parahnya yang dulu tidak pernah dibaca sekarang harus dihafalkan.

Bagi yang tarawih dengan 23 rakaat harus memiliki stok bacaan surat pendek minimal 13 surat (yang 10 sisanya bisa memakai qulhu). Bagi yang 11 rakaat dengan formasi tiap 2 rakat salam, harus memiliki minimal 6 surat pendek (yang 5 sisanya bisa memakai qulhu), bagi yang menggunakan formasi 4,4,3, paling tidak 8 surat (sisanya memakai qulhu). Ini belum masalah makharijul huruf, mad, tajwid yang juga dituntut wajib benar.

Baca Juga  Tradisi Kupatan sebagai Bentuk Budaya Syawalan Di Jawa

Ya, meskipun bisa diganti dengan membaca satu atau dua ayat, misal, Nuuuun, Qaaaf, Kaaf Ha yaa ‘aiiin shaaad, tapi nggak lucu juga jika surat-surat itu dibaca terus berulang, kredibilitas imam bisa jatuh di mata jamaah yang notabene adalah keluarga inti.

Ramadan ini adalah momentum untuk menambah dan melancarkan surat-surat lain dan momentum untuk menjadi imam yang baik dan setidaknya bisa diterima di kalangan anak dan istri. Jadi, meskipun bacaannya terbata-bata atau lupa-lupa ingat, harus diingat bahwa nabi Muhammad Saw bersabda., “Barangsiapa yang membaca Alquran lalu terbata-bata sedang ia bersusah payah mempelajarinya, maka ia mendapatkan dua pahala (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi). Yakni, pahala membaca dan pahala berusaha untuk bisa memperbagus dan memahaminya. Jadi jangan takut keliru, karena pahalanya dua. Kelirupun tidak apa-apa karena jamaahnya hanya keluarga sendiri.

Selanjutnya, jika memang suami tidak berkenan atau mungkin tidak mampu, maka jika istrinya memiliki bacaan Alquran yang lebih fasih dengan stok hafalan yang jauh lebih banyak, maka jangan ragu untuk mempersilahkan seorang istri menjadi imam, terutama imam untuk shalat sunnah seperti tarawih dan hanya terbatas di kalangan keluarga sendiri. Hal ini berangkat dari hadis:

Rasulullah saw pernah berkunjung ke rumahnya dan beliau mengangkat seorang muadzin yang menyerukan adzan untuknya dan beliau mengizinkan Ummu Waraqah menjadi imam keluarganya. Abdurrahman berkata; Saya melihat muadzinnya adalah seorang laki laki yang sudah tua. (HR. Abu Daud)

Ummu Waraqah adalah salah seorang sahabat yang alimah dan bagus bacaan Qur’annya. Yusuf Qardhawi membolehkan posisi perempuan sebagai imam bagi keluarganya bahkan dalam shalat fardhu dan sunnah, terlebih untuk shalat tarawih. Mazhab Hambali juga memperbolehkan perempuan menjadi imam untuk shalat tarawih.

Baca Juga  Tidak Ada Bioskop di Kelantan: Catatan Ramadan dari Malaysia

Namun, tidak selalu mudah menerapkan hal ini, karena berbagai faktor baik sosial, budaya, psikologis, maupun faktor politik yang mungkin mengemuka. akan tetapi celah untuk itu ada, tentu tergantung musyawarah dan negosiasi keluarga.  Sehingga sangat mungkin menjadi imam di era pandemi ini bergantian dalam keluarga.

Bagi seseorang yang bacaannya sudah bagus dan stok hafalannya sudah banyak dan cukup, maka kelasnya perlu ditingkatkan dengan memahami makna-makna atas bacaan-bacaan surat yang dibaca. Sehingga pendalaman dan penghayatan terhadap maknanya dapat diraih dan dapat menambah kekhusyuan dalam melaksanakan shalat tarawih. Dengan begitu, kualitas diri dapat ditempa dan ditingkatkan dengan momentum pandemi  ini.

Intinya, banyak hal yang bisa dilakukan level keluarga di masa pandemi ini. Keluarga adalah unit komponen terkecil dari masyarakat yang dapat menjadi tumpuan awal dalam belajar dan saling memahami. Agama Islam juga mengutamakan agar menjaga keluarga dari api neraka sesuai yang ditunjukkan dalam QS. At-Tahrim: 6.

Akhirnya, peningkatan kualitas keimanan berangkat dari sebuah keluarga yang mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan keluarga yang kemudian dipraktikkan juga pada masyarakat. Sehingga, bagi seseorang yang stok hafalannya terbatas, maka momen di keluarga ini adalah quality time untuk meningkatkan bacaan dan hafalan Alquran, sehingga ketika suatu saat diminta untuk menjadi imam shalat di masyarakat sudah siap.

Momentum ini tepat digunakan untuk membiasakan diri menjadi imam. Karena kalau sudah terbiasa maka semua akan terasa mudah dan bahkan menimbulkan kecintaan. Wiwiting tresno jalaran songko kulino, begitu pepatah Jawa mengajarkan.

Saifuddin Zuhri Qudsy Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sekretaris Asosiasi Ilmu Hadis (ASILHA) se-Indonesia

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *