TikTok, siapa sih yang tak kenal dengan nama media ini, hampir 99% di dunia ini mengenal media tiktok bukan? Di indonesia sendiri media tiktok sangat viral dan menjadi kegemaran semua orang. Mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua pun tertarik akan media tiktok. TikTok merupakan sebuah platform media sosial yang di dalamnya pengguna bisa melihat video pendek atau bahkan membuat video sendiri. Tiktok biasa digunakan pengguna sebagai media hiburan dikala waktu senggang dengan membuat berbagai challenge atau konten seru-seru an.
Pengguna TikTok seiring berjalannya waktu kian melonjak, terutama pada masa pandemic seperti sekarang ini. Semua pembelajaran, perkuliahan dan pekerjaan dilakukan di dalam rumah. Orang yang awalnya banyak aktivitas di luar sekarang menjadi beralih seperti pengangguran dirumah. Namun sebenarnya tidak sepenuhnya nganggur akan tetapi dengan kata lain WFH (Work From Home). Dengan sistem belajar dan kerja dari rumah inilah menimbulkan rasa bosan dirumah sehingga orang akan memilih membuka aplikasi TikTok.
Di era digital seperti sekarang ini, yang semua serba teknologi, apapun aktivitas kita semua serba teknologi digital. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa menyaring sesuatu yang baru, terutama hal yang berbau teknologi. TikTok banyak sekali memberikan manfaat baik pada kita, namun tak dapat dipungkiri bahwa TikTok juga bisa memberikan dampak negative. Jadi bagaimanakah kita bisa memanfaatkan media sosial dengan tepat guna?
Di aplikasi TikTok telah tersedia berbagai fitur bagaimana cara membuat video pendek yang menarik kemudian bisa diupload dan disaksikan oleh pemirsa dipenjuru dunia. Mayoritas orang biasa memanfaatkan media TikTok hanya sebagai hiburan. Tak hanya itu, sebagian orang juga memanfaatkan untuk berjualan atau promosi produk-produknya. Namun bagaimana jika TikTok dimanfaatkan untuk media berdakwah, sangat unik bukan?
Sekarang sudah banyak para ustadz menggunakan TikTok sebagai media dalam berdakwah. Namun di sini kita tidak boleh sertamerta langsung mengikuti ajaran yang disampaikannya. Sebelum mengikuti dan mempercayai ajaran dakwah di media sosial kita harus mengetahui siapa konten kreatornya dan kepada siapa dia berguru. Sebab jikalau kita tak memperhatikan siapa konten kreatornya, maka dengan mudah akan terjerumus kearah yang salah.
Dakwah, tidak jarang dari kita masih banyak yang belum memahami makna dari dakwah itu sendiri. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini saya akan sedikit mengulas hal-hal yang terkait dengan dakwah yang mana dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak seseorang pada yang ma’ruf dan mejauhi munkar supaya mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. Kegiatan berdakwah dan mengajarkan ajaran islam tidaklah semudah membalikkan tangan. Agar dakwah bisa efektif dan menarik perhatian publik diperlukan banyak siasat yang perlu diperhatikan. Rosulullah pun ketika berdakwah di Makkah maupun di Madinah menggunakan taktik yang matang dan menarik.
Tak kalah penting juga dalam berdakwah, seorang pendakwah harus bisa menyesuaikan bahasa yang digunakan sesuai dengan audience. Misalnya ketika menyampaikan dakwah pada anak remaja maka bahasanya pun harus santai. Dengan begitu mereka akan merasa nyaman dan akan mengikuti ajaran dakwah dengan senang hati tanpa ada rasa paksaan. Dan ada pula seorang pendakwah yang usianya masih tergolong muda, sehingga ketika beliau berdakwah di TikTok, orang yang menjadi audience pun merasa seperti sedang curhat tentang keagamaan. Pendakwah yang menjadi konten creator tersebut diantaranya ada Husein Basyaiban, Raihan Habib, Agam dll.
Nah banyak juga kan pendakwah yang sudah menerapkan media TikTok dalam dakwahnya. Jadi menurut saya ketika orang memandang media TikTok sebelah mata saja itu kurang dibenarkan. Jadi seiring berkembangnya zaman, Islam pun harus bisa menyesuaikan termasuk dalam hal berdakwah. Yang awalnya dakwah dilakukan secara tatap muka, sekarang dengan adanya teknologi kita bisa berdakwah di media online. (mmsm)