Hari Jumat merupakan hari yang mulia bagi umat Islam dikarenakan banyak sekali keutamaan pada hari tersebut. Disebutkan dalam kitab Nihayatuz Zain fi Irsyad al Mubatadiin karya Syaikh Nawawi Banten yang merupakan syarah kitab Qurrotul Ain bi A’yaan al Din karya syaikh Zainuddin Abdul Aziz al Malibari karya bahwa hari Malam hari jumat adalah hari yang mulia setelah malam Lailatul Qadar dan malam Isra’ Mi’raj.
Selain itu, pada hari Jumat juga terdapat waktu yang mustajabah untuk berdoa. Keterangan disandarkan pada hadis nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, “Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat waktu mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasululllah mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu.” (HR. Muttafaqu Alaih). Selain dua keutamaan tersebut, tentu masih banyak lagi keutamaan hari Jumat.
Saking istimewanya hari ini, maka banyak pula literatur baik dari hadis maupun perkataan ulama yang menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak ibadah.
Syaikh Nawawi Banten mengatakan dalam kitab Nihayatuz Zain bahwa banyak sekali amalan atau ibadah yang dianjurkan (sunnah) untuk dilakukan pada hari Jumat. diantara amalan tersebut ialah sebagai berikut;
Pertama, mandi Sunnah. Mandi yang disunnahkan ini dilakukan setelah munculnya fajar (waktu subuh) sampai sebelum khatib shalat Jumat naik ke mimbar. Dalam hal ini, mandi Sunnah ini sebenarnya dilakukan bagi seseorang untuk melakukan shalat Jumat.
Kedua, membaca surat Al-Kahfi. Anjuran untuk membaca surat Al-Kahfi ini disandarkan pada hadis Nabi sebagai berikut:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (H.R. imam al Nasa’i dan imam Al Baihaqi).
Selain hadis di atas, Syaikh Nawawi juga menyebutkan hadis lain, sebagai berikut
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471).
Ketiga, memperbanyak membaca shalawat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud;
إن من أفضل أيّامكم يوم الجمعة فأكثروا عليّ من الصلاة فيه فإنّ صلاتكم معروضة عليّ
“Sesungguhnya hari Jumat dalah hari yang paling diantara hari-harimu sekalian, maka perbanyaklah shalat kepadaku pada hari ini karena sesungguhnya bacaan shalat kalian ditampakkan kepadaku.”
Dalam riwayat lain disebutkan pula terkait pahala membaca shalawat;
(عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا (رواه مسلم
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR Muslim).
Keempat, memperbanyak doa dana sedekah. Amalan yang keempat ini disandarkan pada perkataan Imam syafi’I yang dinukil oleh Syaikh Nawawi Banten masih dalam karya yang sama;
وأما ليلتها فلقول الشافعي رضى الله عنه: بلغني أن الدعاء يستجاب في ليلة الجمعة وللقياس على يومها، ويسن كثرة الصدقة وفعل الخير في يومها وليلتها
Adapun terkait doa malam hari, Imam As-Syafi’i berkata, ‘Telah sampai hadits kepadaku bahwa doa diijabah pada malam Jumat dan ini bisa diqiyaskan dengan siang harinya. Dianjurkan juga memperbanyak sedekah dan perbuatan baik pada malam dan siang hari Jumat.
Wallahu a’lam… (AA)