Afrida Zahrani Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

Akhlak dalam Islam: Pilar Utama Kehidupan Manusia

2 min read

Dalam konteks peran individu di tengah-tengah masyarakat, prinsip-prinsip akhlak dalam Islam tak bisa dinafikan. Akhlak merupakan bagian integral dari diri kita dan memengaruhi individu, masyarakat, keluarga, dan negara. Dengan kata lain dan pada puncaknya, akhlak memainkan peran kunci dalam mengarahkan manusia menuju tujuan yang sama, yakni mencari keridaan Tuhan dan mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam perspektif Islam, akhlak adalah ciri khas manusia dan merupakan aspek pembentukan manusia untuk menjadi sempurna. Bisa dikatakan bahwa manusia yang tidak memiliki akhlak tidak lagi menjadi manusia sejati, bahkan mungkin lebih rendah daripada binatang.

Akhlak adalah aspek penting dalam ajaran Islam. Manusia diwajibkan untuk memiliki akhlak karimah dalam hubungannya dengan Allah dan sesama manusia, karena manusia memiliki akal yang memungkinkan mereka untuk memilih, menilai, dan membedakan antara perbuatan baik dan buruk dalam kehidupan mereka.

Peran akhlak dalam agama sangat penting, dan ketidakpedulian terhadap akhlak dapat menyebabkan kehancuran moral. Akhlak juga dapat disebut dengan istilah lain seperti moral, etika, susila, dan budi pekerti, meskipun ada perbedaan subtil antara istilah-istilah tersebut. Mari kita bahas apa yang dimaksud dengan akhlak.

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab akhlaq, yang merujuk pada budi pekerti, perilaku, atau tabiat. Kata khuluq memiliki kesamaan dengan kata khalq, yang mengacu pada ciptaan, dan istilah khaliq yang berarti Pencipta, dan kata makhluq yang berarti ciptaan.

Akhlak adalah konsep yang mencakup perilaku dan budi pekerti. Menurut Ibn Miskawayh, akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk bertindak tanpa pertimbangan mendalam. Ibn Sina mengartikan akhlak sebagai getaran yang timbul dalam jiwa manusia. Sementara menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sikap yang tertanam dalam jiwa, yang mendorong seseorang untuk bertindak dengan mudah dan tanpa perlu pertimbangan berlebihan.

Baca Juga  Jangan Menjadi Manusia Kelima

Berdasarkan pandangan-pandangan ini, akhlak manusia lahir dari hati dan jiwa mereka, dan akhlah itulah yang mencerminkan siapa mereka sebenarnya. Dalam hal ini para ulama mengklasifikasikan perilaku manusia menjadi dua kelompok, yaitu “akhlak mahmudah” (perilaku terpuji) dan “akhlak mazmumah” (perilaku tercela).

Akhlak mahmudah merujuk pada segala perilaku mulia yang terlihat dalam kehidupan Rasulullah, di mana manusia dibimbing dan dididik melalui wahyu atau perantara agar menjadi manusia yang sempurna (berakhlak terpuji). Sementara itu, akhlak mazmumah merujuk pada perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama dan dapat merusak keimanan seseorang (perilaku tercela).

Akhlak memiliki peran penting dalam ajaran agama Islam. Manusia diberi akal untuk memilih, menilai, dan membedakan antara perbuatan baik dan buruk serta antara yang benar dan salah dalam kehidupannya. Dalam Al-Qur’an, dinyatakan bahwa manusia yang tidak berakhlak mahmudah memiliki kedudukan yang rendah.

Sebagai contoh, dalam sebuah ayat Al-Qur’an disebutkan: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. al-A‘rāf [7]: 179).

Kemuliaan manusia bukan hanya ditentukan oleh akalnya, tetapi juga oleh ketakwaan dan akhlaknya. Peran akhlak dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Tanpa akhlak mulia, manusia akan kehilangan kedudukan mulianya dan terlempar dari nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Islam. Lebih jauh, akhlak tidak hanya memengaruhi individu, tetapi juga berperan dalam kehidupan masyarakat, keluarga, dan negara.

Baca Juga  Memperkuat Social Closeness di tengah Social Distancing

Akhlak dalam Islam merupakan fitrah kehidupan yang tecermin dalam perilaku manusia. Oleh karena itu, nilai manusia ditentukan oleh akhlak mereka sendiri. Semakin tinggi akhlak seseorang, semakin tinggi nilai dan martabatnya. Perbuatan yang baik dan sesuai dengan syariat dan akal disebut sebagai perbuatan mulia, sementara perbuatan yang buruk disebut sebagai perbuatan tercela.

Kerusakan akhlak pada manusia disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang cenderung mengikuti hawa nafsu dan menggebu-gebu dalam mencapai tujuan. Selain itu, pengaruh setan yang kuat dalam diri manusia juga dapat mengubah niat baik menjadi perilaku buruk yang menyesatkan dalam kehidupan di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus menanamkan sifat-sifat baik dalam diri kita, sehingga akhlak yang kita tunjukkan adalah akhlak terpuji yang disukai Allah. [AR]

Afrida Zahrani Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya