Alfin Haidar Ali Mahasantri di di Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton-Probolinggo, Jawa Timur

Motivasi Belajar Ilmu Agama Dari Habib Zein bin Ibrahim bin Smith

2 min read

Salah satu kitab fiqih kontemporer yang santri sangat mudah mempejarinya adalah kitab Taqrirotus Sadidah fil Masa’il Mufidah. Pengarang kitab ini adalah Syekh Hasan bin Ahmad bin Muhammad bin Salim al-Kaff. Sedangkan Muhaqqiq kitab ini adalah Habib Zein bin Ibrahim bin Smit.

Pada pembukaan kitab, Habib Zein menulis tentang artikel yang membahas tentang motivasi mempelajari dan mendalami ilmu agama. Pada kesempatan kali ini, saya coba mengulas dan menarasikan motivasi dan pesan-pesan yang ingin disampaikan Habib Zein melalui artikel singkat ini.

Ketahuilah !! bahwasanya Allah menciptakan makhluk supaya megetahui dan mengabdi kepada-Nya. Kunci pengetahuan dan pengabdian kepada Allah adalah ilmu. Seseorang tidak akan bisa memperoleh ilmu kecuali dengan belajar.

Ada sebuah syair sebagaimana berikut :

تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِمًا       #       وَلَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هَوَ جَاهِلٌ

وَإِنَّ كَبِيْرَ الْقَوْمِ لَا عِلْمَ عْنْدُهُ       #       صَغِيْرٌ إِذَا الْتَفَّتْ عَلِيْهِ الْمَحَافِلُ

Artinya : Belajarlah !! karena tidaklah seorang pun lahir dalam keadaan alim. Tidaklah sama orang yang memiliki pengetahuan dengan orang bodoh. Sesungguhnya pembesar kaum bila tidak memiliki ilmu itu merupakan (sebagai orang) kecil apabila ia berkumpul dengan orang-orang.

Begitupula dengan kehidupan manusia sebelum adanya islam. Mereka adalah orang-orang yang bodoh (dalam bidang akidah) yang mana mereka menyembah kepada berhala. Mereka memakan makanan yang haram, memutus silaturahim, berbuat dosa-dosa besar.

Kemudian Allah mengutus rasul kepada mereka sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan dengan ada syariat islam. Mereka menyampaikan wahyu serta membimbing umat manusia.

Para ulama yang ‘amilun, para dai yang menasehati (ad-Du’atun Nashihun). Merekalah para pengganti rasul dan risalah kenabian kemudian meneruskan perjuangan. Sehingga ajaran-ajaran agama masih tetap ada, melewati proses begitu panjang hingga sampai kepada kita berkat perantara para ulama itu.

Baca Juga  KHR. Ahmad al-Hadi bin Dahlan al-Falaky, Kitab Ilmu Tajwid, dan Pendiri Pondok Pesantren Pertama di Bali

Kemudian agama kita adalah agama islam yang tegak atas dasar ilmu atau pengetahuan. Maka sangat tidak ada anjuran sekali bagi seorang Muslim itu jauh dari cahaya ilmu. Akan tetapi seharusnya kita mengambil bagian dari estafet dakwah kenabian.

Karena para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, para nabi hanya mewariskan ilmu. Ilmu adalah hidupnya hati dari orang yang buta, lentera pengelihatan dari kegelapan. Sungguh agama islam sangat menganjurkan sekali untuk mempelajari semua ilmu, lebih-lebih ilmu fiqih.

Ilmu fiqih adalah intinya Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an :

 قَلْ هَلْ يَسْتَوِيَ الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَالَّذيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ

Artinya, “Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama antara orang yang mengetahui (ilmu agama) dan orang yang tidak mengetahui (ilmu agama) ?”. (Az-Zumar ayat 09)

Begitu pula dengan hadits sebagaimana berikut :

مَنْ يُرِدِ اللهُ خيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

Artinya, “Barangsiapa Allah menghendaki kebaikan kepada-Nya, maka Allah pahamkan ia dalam ilmu agama. (HR. Imam Bukhari, [nomer : 71] dan HR. Imam Muslim, [juz dua, halaman 718], hadits nomer 1037.

تَفَقَّهْ فَإِنْ الْفِقْهَ أَفْضَلُ قَائِدِ                    إِلَى الْبِرِّ وَألتُّقْوَى وَاَعْدَلُ قَاصِدِ

وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيَادَةً                 مِنَ الْفِقْهِ وَاسْبَحْ فِيْ بُحُوْرِ الْفَوَائِدِ

هَوَ الْعِلْمُ الْهَادِي إِلَى سُنَنِ الْهُدَى                هَوَ الْحِصْنُ مَنْ جَمِيْعِ الشّدَائِدِ

وَإِنَّ فَقَيْهًأ وَاحِدًا مُتَوَرِّعًا                    أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدِ

Artinya :

Belajar ilmu fiqih karena ilmu fiqih itu sebaik-baik penuntun kepada kebaikan dan ketakwaan serta paling adilnya sesuatu yang menyampaikan tujuan. Jadilah orang yang selalu bertambah keilmuan fiqihnya setiap hari. Menyelamlah dalam lautan faidah ilmu fiqih. Ilmu fiqih adalah ilmu yang memberikan petunjuk kepada sunah-sunah Allah. Ilmu fiqih adalah benteng dari seluruh kejelekan. Sesungguhnya satu orang ahli fiqih dan yang warak itu lebih berat oleh syetan (untuk menggodanya) dari pada seribu orang ahli ibadah (tapi tidak ahli fiqih).

Ketahuilah !! bahwasanya mendalami ilmu agama itu lebih penting daripada memperbanyak wirid dan dzikir. Mempelajari ilmu fiqih itu hukumnya fardhu ‘ain karena sahnya ibadah, muamalah, munakahat itu bergantung padanya.

Baca Juga  Tentang Hidayah Tuhan yang Selalu Menjadi Misteri

Mempelajari ilmu fiqih itu berubah hukumnya menjadi fardhu kifayah bila kita hendak berfatwa atau memutuskan suatu hukum dalam ilmu agama. Tentunya persoalan yang perlu kita pelajari tidak sekadar persoalan ibadah, muamalah dan munakahat saja.

Mempelajari fiqih itu sunah hukumnya bila kita memang hendak menyelami ilmu fiqih. Perbuatan ini adalah paling utamanya ketaatan serta sebagai bentuk infaq (sedekah) pada nafas kehidupan yang telah Allah berikan.

Dalam sebuah hadits ada sebuah riwayat :

لَكُلِّ شيْئٍ عِمَأدٌ وَعِمَادُ هَذَا الدِّيْنِ اَلْفِقْهُ

Artinya, “Segala sesuatu itu memiliki pondasi. Sedangkan pondasi agama (islam) ini adalah fiqih”. (HR. Ad-Daruquthni)

Dengan adanya penjelasan ini, ilmu fiqih menempati posisi yang tinggi. Karena dengan ilmu fiqih umat islam bisa menjaga kehidupan mereka, baik urusan agama maupun duniawi. Dengan ilmu fiqih, umat islam dapat membedakan mana itu ibadah dan mana itu adat.

Sesungguhnya orang-orang islam itu paling tinggi derajatnya daripada seluruh umat, baik dunia ini maupun setelah kematian nanti. Penjelasan ini sebagaimana kabar yang ada dalam firman Allah SWT. :

وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

Artinya, “Janganlah kamu (merasa) lemah, janganlah kamu (merasa) sedih. Sesunggunya kalian itu derajatnya paling tinggi jika kalian beriman”. (Ali Imran ayat 139)

Maka sesungguhnya orang-orang Islam tidak mendominasi dan tidak didominasi kecuali dengan mendalami ilmu agama sebagaimana penjelasan tentang pentingnya belajar ilmu agama tadi.

Maka wajib bagi pemuda-pemuda Islam untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari ilmu yang mulia dan mendalami ilmu agama. Hingga mereka menjadi sebaik-sebaik generasi modern (kholaf) karena ikut pada generasi orang-orang sholih  zaman dahulu (salaf).

Maka kita memohon kepada Allah SWT. supaya Ia memperlihatkan kebenaran kepada kita serta memberi taufiq kepada kita supaya dapat mengikuti kebenaran itu. Serta semoga Allah menampakkan kebatilan kepada kita dan memberika taufiq supaya kita dapat menjauhinya.

Baca Juga  [Cerpen] Senja di Hari Sabtu

Semoga keinginan kita selalu mengikuti kepada apa-apa yang oleh nabi Muhammad SAW. ajarkan, baik secara dzahir dan batin. Dalam keadaan sehat serta selamat. (mmsm)

Alfin Haidar Ali Mahasantri di di Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton-Probolinggo, Jawa Timur