Armansyah Alumnus Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir

Raymond, Internet, dan Pelajaran Ikhlas Menjadi Orang yang Terlupakan

3 min read

Syahdan, pada 24 Mei 1884, Samuel B. Morse mengirimkan tulisan kawat yang berisi pertanyaan pongah, “Apa sih yang sudah diciptakan Tuhan!?”

Morse tak menyangka bahwa kiriman tulisannya itu akan mengubah alur sejarah. Sebelumnya, manusia mengirimkan pesan tulisan melalui secarik kertas dan memakan waktu lama. Namun, sejak hari itu orang bisa nengirim dan menerima pesan hanya dalam waktu beberapa jam. Morse pun diabadikan oleh sejarah sebagai orang pertama di dunia yang mengirimkan tulisan kawat yang akhirnya berkembang menjadi telegraf.

Sebelumnya, pada 10 Maret 1876, Sir Watson mendapat perintah “aneh” dari atasannya, Alexander Graham Bell, yang berbicara dengannya melalui kawat: “Sir Watson, saya ingin Anda cepat-cepat ke sini!”

Suara dari jauh itu serasa mukjizat bagi Watson: bagaimana mungkin suara bisa dikirimkan dari aliran kabel. Ya, jadilah Watson sebagai manusia pertama di dunia yang menerima telepon. Alexander sengaja tidak mengirim pesan suara itu pada ibu atau saudaranya, karena mereka tuna rungu. Dan hari ini semua orang kenal siapa Alexander Graham Bell, sang penemu alat ajaib, yang namanya wajib dihafal di bangku sekolah.

Begitupun pada tahun 1909, G. Marconi mendapat hadiah Nobel Fisika karena menemukan sesuatu yang spektakuler pada tahun 1895. Ia berhasil mengirimkan suara tanpa kabel pertama kali dalam sejarah manusia. Temuannya itu dikenal dengan nama ‘radio’.

Penemuan sarana komunikasi terus berlansung, dan para penemunya menjadi tokoh-tokoh terkenal dalam peradaban manusia di abad XX. Semua orang mengenal Morse, Graham Bell, atau Marconi. Mereka dianggap sebagai pahlawan dunia yang berjasa bagi perkembangan umat manusia.

Saat ini, siapa yang tidak kenal e-mail? Milyaran manusia menggunakan sarana super canggih yang mampu mengirim pesan ke seluruh dunia dalam beberapa detik saja. Namun sayang sekali, sangat sedikit orang yang mengetahui penemunya yang malang.

Baca Juga  Ramadan di Negeri Kanguru: Dengan Bersabar, Kita Bisa Mengubah Wabah Menjadi Berkah

Di saat Anda duduk di depan komputer yang terkoneksi melalui internet, di saat Anda mengirim sebaris hingga ratusan ribu pesan secara cuma-cuma, kepada orangtua, teman, atau siapapun, sebetulnya di balik itu ada seorang yang sangat berjasa menolong Anda. Dialah Raymond Tomlinson, sang penemu e-mail. Dia yang tidak berusaha sedikit pun untuk memperkenalkan dirinya ke hadapan dunia sebagai seorang yang akan dikenal dalam sejarah manusia.

Kisah Raymond bermula pada bulan Juli 1982, saat ia mengirimkan surat elektronik pertama kali di dunia. Mail yang berisikan huruf acak berurutan di keyboard qwertyuiop itu ia kirimkan untuk dirinya sendiri, dan ia merahasiakan itu. Ray adalah seorang pakar komputer lulusan sebuah akademi di Massachussets, Amerika Serikat, tahun 1965.

Perusahaan BBN yang menaungi akademi tersebut ditunjuk oleh kementrian pertahanan Amerika Serikat untuk mendirkan ARPANET, semacam teknologi komunikasi dengan menggunakan ikon huruf untuk menghubungkan berbagai sekolah tinggi dan universitas yang ada di Amerika Serikat. ARPANET adalah cikal bakal sebuah teknologi canggih yang saat ini dikenal dengan “internet”. Karena itu, ARPANET dapat disebut sebagai the grandmother of the internet. ARPANET terus dikembangkan dengan mencipta desain program SNDMSG yang dapat mengirimkan surat dalam skala internal. Akan tetapi, pada saat itu program ini hanya dapat digunakan dalam satu komputer dan hanya bisa digunakan oleh dua atau tiga orang. Dunia belum mengenal apa yang disebut dengan PC (Personal Computer). “Saat itu mail-box tidak lebih dari sekedar file yang bisa ditulis oleh pemakain komputer dan tidak mungkin untuk diedit atau diulang.” Kata Ray.

Pada saat yang sama, Ray tengah mendesain program CYPNET yang memungkinkan pengguna komputer memindahkan file dari satu komputer ke komputer lain, yang dihubungkan dengan ARPANET. Nah, pada saat itulah Ray menemukan ide baru dengan menggabungkan antara program SNDMSG (tempat menulis mail) dengan program CYPNET (penghubung satu perangkat komputer dengan komputer lain).

Baca Juga  Kriteria Moral Seorang Pemimpin Menurut Kitab Taj Al- Salatin

Penemuan barunya ini ia namakan electronicmail (e-mail). Tinggal satu masalah yang dipikirkan Ray, yakni keterangan tempat sang pengirim email berada. Ray memilih karakter “@” untuk menunjukkan tempat atau lokasi sang pengirim. “Hanya @ satu-satunya partikel yang ada tersisa dalam komputer,” kata Ray. Selanjutnya @ dibaca dengan at yang berarti menunjuk tempat atau waktu dalam bahasa inggris.

Ray mengirim surat email pertama yang berisi huruf acak qwertyuiop dan menyuruh asistennya Britchfield untuk merahasiakan hal tersebut. Akan tetapi alangkan kagetnya Ray ketika rekannya, Lary Roberts, meminta izin untuk mengunakan temuan baru itu. Hingga akhirnya, 75% dari komunikasi dalam perusahaan ARPANET menggunakan jasa e-mail.

Ketika ARPANET menghilang dan digantikan oleh INTERNET, maka nama Ray pun menghilang bak ditelan bumi. Mungkin perbedaan antara INTERNET dan ARPANET lah yang menyebabkan nama Ray tidak dikenal. Karena ARPANET hanya dipakai sementara dan terbatas untuk kalangan tertentu.

Hampir semua penemuan besar di dunia berakhir dengan penghargaaan untuk sang penemu, kecuali penemuan Raymond. Bahkan, orang lain yang akhirnya meraup keuntungan dari temuan Ray. Sebut saja misalnya kisah sukses Hotmail, sang legenda email, yang diceritakan Alberto Lazlo Barabasi. Layanan hotmail yang diciptakan oleh Sabeer Bathia dan Jack Smith diluncurkan pertama kali pada 4 Juli 1996 dengan dimodali Tim Draper, milyuner pemilik jaringan perusahaan Draper, Fisher dan Jurveston. Tim Draper memodali Sabeer dan Jack waktu itu sebesar US$300.000. Setelah mendapatkan sejuta pengguna hanya dalam enam bulan, pemilik perusahaan Microsoft, Bill Gate tanpa ragu membeli hotmail sebesar 4 juta US$ dan ia menggabungkan hotmail ke dalam jaringan MSN di Microsoftnya. Bayangkan, dalam enam bulan Sabeer dan kawan-kawan berhasil meraih keuntungan bersih US$ 3,7 juta, sementara nasib Ray tidak kunjung berubah!

Baca Juga  Pentingnya Mempelajari Ushul Fiqih

Internet yang berjasa dalam memasyarakatkan e-mail ternyata berjasa pula dalam menenggelamkan penemunya. Hotmail dan rekan-rekannya sesama penyedia jasa e-mail berhasil menggunakan kesempatan itu dengan menyebarluaskan e-mail gratis ke seluruh dunia dan mengembangkannya hingga menjadi sedemikian canggih seperti yang kita lihat sekarang. Terlebih pasca kehadiran Google yang saat ini bertahta sebagai kaisar teknologi informasi. Hari ini, aneka layanan gratis bisa kita nikmati berkat penemuan Ray. Namun, tetap saja Ray tak dikenal. Barulah pada tahun 2000, namanya diketahui publik setelah mendapat penghargaan George R. Stibits Computer Award dan American Computer Museum serta diakui sebagai Bapak Email.

Raymond dan pesan qwertyuiop adalah teladan keikhlasan. Dia adalah guru yang mengajarkan ketulusan, yang bekerja dalam senyap, yang memberi manfaat bagi manusia tanpa harap pamrih. (AS)

Armansyah Alumnus Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar, Mesir

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *