
Mungkin tidak asing bagi kita mendengar kata “takdir”, sebenarnya apa sih takdir itu? Takdir memiliki pengertiannya yaitu suatu ketetapan, dan sifatnya itu mutlak, pasti terjadi. Takdir sendiri ada yang tidak bisa dirubah, ada yang bisa dirubah. Pada artikel kali ini penulis mencoba membahas makna takdir. Kita sebagai umat Islam sudah sepatutnya dan harus mengimani akan adanya takdir Allah.
Takdir sendiri memang kesannya tidak nyata sebelum terjadi, dengan kata lain yaitu misteri. Namun kita sebagai manusia yang dianugerahi akal pasti akan berpikir, dunia dan semua kejadian yang ada di alam semesta ini pasti ada yang mengatur dan menggerakkan, tidak mungkin semua ini berjalan begitu saja, tanpa ada permulaan dan pengaturan, untuk itulah takdir ini dibuat agar dapat mengatur tatanan kehidupan alam semesta.
Adapun salah satu ayat Al-Qur’an yang menerangkan takdir, yaitu surat Al-An’am ayat 59
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Ada tiga takdir yang menurut banyak orang itu adalah suatu hal yang mutlak dan sudah ditetapkan. Pandangan seperti itu memang tidak sepenuhnya salah, tetapi ada suatu makna yang perlu dipahami. Padahal sebenarnya ketiga takdir tersebut bisa berubah. Apa saja takdir tersebut? Yang pertama rezeki, yang kedua jodoh, yang ketiga kematian. Tadi sempat disinggung bahwa takdir-takdir tersebut bisa berubah. Artinya berubah disini disebabkan karena effort (usaha) kita, bukan memaksa untuk merubah atau menentang takdir, bukan seperti itu.
Takdir itu merupakan suatu rencana Allah, takdir itu menjadi mutlak dan tetap ketika terjadi setelah kejadian, dan takdir itu bisa berubah ketika belum kejadian. Begitulah cara kerja ketiga takdir yang telah disebutkan. Allah maha mengetahui sebelum dan susudah kejadian, maka dari itu Allah-lah yang mengatur takdir makhluknya.
Pada artikel ini, lebih menekankan makna takdir bisa berubah dari takdir rezeki, jodoh dan kematian. Sebelumnya juga sempat disinggung bahwa takdir menjadi tetap setelah kejadian, dan takdir bisa berubah sebelum kejadian. Artinya dua-duanya itu misteri, kita baru sadar ketika sudah terjadi dan kita masih membayangkan dan menebak takdir itu seperti apa sebelum terjadi. Itulah sifat dasar manusia yang selalu ingin tahu.
Namun ada takdir yang belum terjadi tetapi sifatnya mutlak dan tidak akan berubah dengan alasan apapun, takdir tersebut adalah akhir zaman (hari akhir) itu adalah sebuah takdir misteri yang pasti akan terjadi dan tidak akan berubah hari dan kejadiannya, peristiwa hari akhir hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Analogi takdir yang bisa berubah itu misalnya yang soal rezeki, takdir rezeki mutlak ketika sudah terjadi seperti kita terlahir dari keluarga kaya atau keluarga yang kurang berada. Namun apakah kondisi demikian bisa berubah? Tentu bisa. Bahkan yang kaya bisa jatuh, dan yang miskin bisa bangkit (bisa jadi seperti itu).
Takdir seperti itulah yang dinamakan berubah. Tergantung bagaimana usaha kita, karena sejatinya manusia tidak bisa hanya pasrah dan tidak melakukan apa-apa tetapi keinginannya semua ingin tercapai, itu sudah menjadi bagian dari sunnatullah. Maka kita harus berusaha terlebih dahulu agar dapat merubah takdir tersebut. Dan pada akhirnya Allah akan memutuskan dan menentukan takdir bagi orang-orang yang berusaha.
Sama halnya dengan jodoh dan kematian, jodoh memang sudah ditetapkan oleh Allah, bahkan ibarat kata ketika kita hanya pasrah dan tidak usaha apapun terhadap semua takdir, maka hasilnya akan tetap sama. Artinya takdir kita sudah ditetapkan seperti itu. Tetapi manusia yang pada dasarnya ingin yang terbaik, ingin yang lebih dan lebih, maka lewat usaha itulah takdir bisa berubah. Yang terakhir soal kematian, apakah bisa berubah? Bisa. Bagaimana?
Seperti yang sudah sering kali disinggung, “Bahwa takdir menjadi mutlak ketika sudah terjadi. Dan takdir bisa berubah ketika belum terjadi”. Taruhlah contoh ketika kita berada di jalan, usaha kita bagaimana? Tentunya tetap berhati-hati di jalan bukan? Lantas jika kita ceroboh, kita lalai maka bisa cepat merubah takdir kita, dan ketika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan dan sudah terjadi, maka itulah takdir kita (kasarannya seperti itu). Dan tidak melulu yang baik hasilnya akan baik pula, kita sudah berhati-hati di jalan pun namun orang lain membahayakan (membawa maut) dan kita mengalami kecelakaan, maka itu sudah menjadi takdir juga karena sudah terjadi. Walau demikian kita tetap harus melakukan upaya dan usaha yang terbaik.
Hikmah yang bisa diambil dari tema ini, apapun usaha kita untuk merubah takdir itu tidak 100% bisa merubah takdir sesuai yang kita inginkan. Karena penulis takdir yaitu Allah yang akan memutuskan jalan takdir tiap orang. Setidaknya, lebih baik melakukan hal terkecil daripada tidak sama sekali, karena sunnatullah juga seperti “usaha sekecil apapun yang kita lakukan sekarang itu juga bisa berdampak di kemudian hari”.
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya