KH Husein Muhammad Pengasuh Pesantren Dar al-Tauhid Cirebon; Pendiri Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Pesan Sufistik dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

1 min read

Usai salat taraweh tadi jam 20.00, 28/04/2020, aku live streaming di IG, PBNU, aku diminta berbicara tentang “Pesan-pesan Sufistik dalam Menghadapi Wabah Covid-19”. Aku mengatakan sebisanya saja:

Covid-19 adalah Kehendak Tuhan.

قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ

الْمُؤْمِنُونَ

“Katakan (wahai Muhammad). Tidak akan pernah menimpa kita kecuali apa yang sudah ditetapkan Allah kepada kita. Dialah Pelindung kita. Dan kepada-Nyalah, orang-orang yang percaya kepada Tuhan berserah diri”.

Ia bukanlah kutukan Tuhan. Dia tidak mungkin menzalimi hamba-hamba-Nya:

وما ربك بظلام للعبيد.

“Tuhan sama sekali tidak menzalimi hamba-Nya”.
Tuhan menyatakan:

يا عبادي إني حرمت الظلم على نفسي وجعلته بينكم محرما فلا تظالموا

“Wahai hamba-hamba-Ku. Aku haramkan atas diri-Ku kezaliman. Dan Aku haramkan pula kalian melakukan kezaliman. Maka janganlah kalian saling menzalimi”

Ia adalah ujian dalam hidup. Allah mengatakan:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ(157)

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).

Ayat lain:

تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِير
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ

Baca Juga  Hukum Suami Memberi Nafkah Istri

Ibnu Athaillah Assakandari, sufi master:

لا تَسْتَغْرِبْ وُقوعَ الأَكْدارِ ما دُمْتَ في هذهِ الدّارِ. فإنَّها ما أَبْرَزَتْ إلّا ما هُوَ مُسْتَحِقُّ وَصْفِها وَواجِبُ نَعْتِها.

“Kau tak perlu merasa bingung tentang karut-marut dan kemelut kehidupan dunia sepanjang kau masih ada di dalamnya. Memang demikianlah realitas dan sifat kehidupan di muka bumi”.

Seorang filsuf yang sufi, Socrates:

عندما فتشت عن علة الحياة لقيت الموت. وعندما وجدت الموت عرفت حينءذ كيف ينبغى ان اعيش

“Manakala aku mencari-cari akar dari problem hidup aku menemukan kematian. Saat aku menjumpai kematian, aku mengetahui bagaimana seharusnya aku menjalani hidup ini”. (Socrates).

Imam Al-Syafi’i menggubah puisi yang indah:

دعِ الأَيَّامَ تَفْعَل مَا تَشَاءُ وطب نفساً إذا حكمَ القضاءُ
وَلا تَجْزَعْ لنازلة الليالي فما لحوادثِ الدنيا بقاءُ
وكنْ رجلاً على الأهوالِ جلداً وشيمتكَ السماحة ُ والوفاءُ( الامام الشافعى)

“Biarkan hari-hari berjalan sesukanya
Tenangkan jiwamu bila keputusan Tuhan tiba
Tak kau usah panik bila malam-malam datang membawa gelisah
Segala peristiwa dalam kehidupan tak akan abadi
Jadilah manusia yang tabah menghadapi kemelut kehidupan
Tetaplah kau santun dan setia

Syeikh Syams-i Tabrizi, sufi pengelana dan sufisme Maulana Rumi mengatakan dalam “40 Kaedah Cinta”:

مَهْمَا حَدَثَ فِي حَيَاتِكَ وَمَهْمَا بَدَتْ الأَشْيَاءُ مُزْعِجَةً فَلَا تَدْخُلْ رُبُوعَ اليَأْسِ. وَحَتَّى لَوْ ظَلَّتْ جَمِيعُ الأَبْوَابِ مُوصَدَةً، فَإِنَّ اللهَ سَيَفْتَحُ دَرْبًا جَدِيدًا لَكَ. أحْمِد رَبَّكَ! مِنَ السَّهْلِ عَلَيْكَ اَنْ تَحْمَدَ اللهَ عِنْدَمَا يَكُونُ كُلُّ شَيْءٍ عَلَى مَا يُرَامُ. فَالصُّوفِي لَا يَحْمَدُ اللهَ عَلَى مَا مَنَحَهُ إِيَّاهُ فَحَسْبُ، بَلْ يَحْمَدُهُ أَيْضاً عَلَى كُلِّ مَا حَرَّمَهُ مِنْهُ.

“Apapun yang terjadi dalam hidupmu dan semengerikan apapun segala sesuatu yang tampak di depan matamu, janganlah sampai putus harapan, bahkan meski semua pintu tertutup, Allah akan membentangkan jalan baru untukmu. Bersyukurlah kepada Tuhanmu. Bersyukur itu mudah jika semuanya berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Tetapi seorang hamba Tuhan yang tulus bersyukur bukan hanya atas apa yang telah diberikan, tapi juga atas apa yang tidak diberikan”.

Baca Juga  Puasa Ramadan yang Mencerahkan

Semoga bermanfaat.
28.04.2020
HM

KH Husein Muhammad Pengasuh Pesantren Dar al-Tauhid Cirebon; Pendiri Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *