Hari-hari ini postingan di WhatsApp group dan media sosial (facebook, instagram, dan twitter) dipenuhi acara Halal bi Halal (HBH) virtual. Acara yang dikemas dalam suasana resmi, formal, dan penting dilaksanakan berbagai kementerian, lembaga, instansi, kalangan bisnis, atau kelompok masyarakat.
Perayaan lebaran dimana pandemi Covid-19 masih menjadi momok bagi sebagian besar wilayah Indonesia membuat aplikasi video konferensi menjadi primadona banyak orang agar tetap bertemu dan berkomunikasi dengan sesama. Di antara aplikasi yang mendapat sambutan positif masyarakat, meski awal kemunculannya diterpa isu keamanan, adalah Zoom.
Sebagai pioner dalam platform video conference, meetings and chat, Zoom memang sing ada lawan. Popularitas Zoom melesat di tengah pandemi Covid-19 meninggalkan platform serupa seperti Skype, Hangouts Meet atau Cisco Webex Meeting. Statqo Analytics melansir, saat ini penggunaan aplikasi rapat secara daring ini meningkat sangat signifikan hingga 183 persen sejak 6 Maret – 26 Maret 2020. Tercatat sebanyak 257.853 pengguna. Naik dari minggu sebelumnya 19 Maret 2020, dimana pengguna Zoom berada pada angka 91.030 orang.
Pengguna aktif aplikasi online meeting, (dalam jumlah orang pengguna)
Application | 28 Feb-5 Maret | 6-12 Maret | 13-19 Maret | 20-26 Maret |
Zoom | 8.714 | 8.985 | 91.030 | 257.853 |
Hangouts Meet | 1.448 | 1.554 | 7.917 | 10.454 |
Skype | 60.614 | 60.641 | 65.875 | 17.115 |
Cisco Web Meeting | 3.983 | 4.123 | 8.257 | 8.748 |
GoToMeeting | 479 | 505 | 696 | 977 |
Sumber: Statqo Analytics, 2020
Barangkali tahun ini tercatat sebagai even HBH terbesar yang dilaksanakan secara massif dengan jumlah peserta dan sebaran wilayah paling luas tanpa batas geografi. Betapa tidak. Paguyuban, ikatan alumni, instansi pemerintah dan swasta, perusahaan dan kalangan industri, ormas keagamaan, ormas kepemudaan, pegawai rumah sakit, lembaga pendidikan, tak ketinggalan partai politik, DPR, MPR, DPRD, MA, KPK, TNI dan Polri semua menghelat HBH secara virtual. Zoom menjadi aplikasi paling familiar dan memenuhi kebutuhan orang untuk bertemu, bersilaturahim, atau sekedar menyampaikan ucapan Idul Fitri.
Komunitas atau perkumpulan, organisasi profesi, media, ikatan cendekiawan atau ikatan berdasarkan daerah, majelis taklim atau kelompok pengajian rame-rame ber-zoom ria. HBH secara spesial tahun ini juga berlangsung di kalangan DKM masjid, keluarga besar pesantren, madrasah, sekolah, civitas akademika dan alumni perguruan tinggi, atau warga di kompleks perumahan. Semua heboh. Semua seru. Semua merasa eforia Idul Fitri yang dirayakan secara terbatas dari/di rumah kini terbayar dengan merayakannya lewat Zoom.
Belum lagi HBH lintas lembaga. Muhammadiyah kota Malang berhalal bihalal bersama pengurus NU setempat. TNI dan Polri mengundang sejumlah tokoh ulama dan tokoh nasional. Jaringan alumni Timur Tengah di Indonesia mengemas acara HBH dengan melibatkan tokoh-tokoh nasional sebagai pengisi acara. PCI (Pengurus Cabang Istimewa) NU Jepang melaksanakan HBH virtual mengundang wagub Jawa Timur, pejabat kementerian, ketua ikatan ilmuwan, advokat, dan praktisi IT. Hampir dipastikan semuanya memakai Zoom Meeting.
Kreativitas pelaksanaan HBH non-tatap-muka ini luar biasa fenomenal. Dimana-mana. Di hampir setiap waktu. Tampak tema-tema yang terpampang di poster, layer, dan channel publikasi medsos amat variatif. Ada kalanya HBH digabungkan dengan temu alumni. Penyelenggara lain menyatukan acaranya dengan pengajian akbar, haul, istighosah. Konsolidasi organisasi, penyampaian program kerja, atau seminar juga dibarengkan dengan ritual HBH. Bahkan saat Bank Indonesia (BI) menggelar halal bihalal beberapa waktu lalu, para mantan gubernur BI kompak mendukung pemuliham ekonomi yang sedang dilaksanakan pemerintah.
Tradisi HBH selama bertahun-tahun dilaksanakan dalam kondisi normal, orang hadir secara fisik dan guyub, di suatu tempat/lokasi acara. Pandemi mengubah semuanya. Social distancing. Physical distancing. Tak diperkenan bersalaman atau kontak fisik. Dan anehnya banyak orang menikmati dan menjalani perubahan-perubahan smooth akibat pandemi ini dengan gembira dan biasa-biasa saja. Perilaku, mindset, relasi dan cara hidup sosial berubah. Tapi seperti tak terjadi apa-apa. Dinikmati saja. Menjadi new normal.
Daya adaptasi masyarakat Indonesia terhadap perubahan ini seakan sudah menjadi culture dan value. Coba perhatikan pemaknaan halal bi halal sendiri. Mana ada dalil dan rujukannya dari Al-Qur’an atau hadits. Tapi berkat kreatifitas dan dialektika berpikir yang dipengaruhi oleh ajaran agama, ulama kita menjadikan lebaran atau idul fitri yang mulanya ajaran bermaaf-maafan menjadi warna-warni dengan tradisi halal bihalal. HBH lalu menjadi budaya Indonesia yang khas-unik. Tak ada di negara lain. Apalagi ditambah dengan tradisi mudik dengan berbagai asesoris yang mengiringi, lengkaplah sudah perayaan idul fitri di tanah air dengan segala ragamnya.
Tahun ini, ketika wabah Corona belum juga pergi, perayaan idul fitri menjadi sepi. Saat mudik dilarang pemerintah karena pandemi, orang lebih baik mengisolasi diri. Namun bagi masyarakat yang memiliki kekenyalan budaya seperti Indonesia, selalu ada jalan keluar dari setiap persoalan. Boleh saja melarang tatap muka, toh masih ada WA. Tak apa tahun ini tak pulang kampung, asal internet masih terhubung, pertemuan daring atau virtual tetap berlangsung.
Memasuki pertengahan bulan Syawal, masyarakat yang ingin menyelenggarakan HBH masih banyak. Satu orang bisa ikut HBH berkali-kali. Di tengah situasi pandemi belum ada tanda-tanda berakhir, sementara new normal sudah dikenalkan ke publik. Orang mencari opsi dan alternatif untuk tetap bisa silaturahim dengan kerabat, kawan atau kolega tetapi tetap aman dari wabah. Dan virtual meeting menyediakan kebutuhan itu secara mudah.
Tak heran kalau Indonesia menjadi negara pengguna Zoom terbesar di dunia. Jemaah zoomiyah meledak jumlahnya. Seiring terus bertambahnya pengguna internet yang sudah mencapai 171 juta atau tumbuh 10,2 persen (27 juta jiwa) pada 2019. Dengan jangkaian internet yang mencapai 96,7 persen wilayah Indonesia (93,39 persen wilayah sudah dijangkau jaringan 3G dan 6,61 persen bisa mengakses jaringan 4G), pengguna Zoom dari seluruh Indonesia selain akan naik prosentasenya, juga akan termanjakan berselancar di dunia virtual.[]