Perkembangan pendidikan Islam selalu terkait erat dengan periodesasi sejarah Islam itu sendiri. Salah satu contohnya adalah pendidikan pada masa Daulah Umayyah di Andalusia. Andalusia merupakan wajah cerah dari peradaban muslim di wilayah Barat.
Banyak pencapaian atau kemajuan yang menginspirasi peradaban Eropa untuk keluar dari zaman kegelapan, terutama pada masa pemerintahan Abdurrahman I, Abdurrahman III, Hakam II, dan al-Hajib al-Mansur Billa atau Muhammad II. Andalusia mulai mengalami kemajuan yang signifikan, terutama dalam bidang pendidikan.
Bidang Fikih
Pada masa ini, para ulama terfokus membawa materi fikih dari mazhab Maliki. Ziyad bin Abd Rahman adalah salah satu intelektual yang membawa aliran pemikiran ini ke dunia Islam. Ibn Yahya, yang menjadi qadhi pada masa pemerintahan Hisyam ibn Abd Rahman, bertanggung jawab menentukan kemajuan sekolah selanjutnya. Ibn Hazm, Munzir ibn Said Al-Baluthi, dan Abu Bakar ibn Al-Quthiyah yang termasyhur termasuk di antara para ahli hukum lainnya.
Bahasa dan Sastra
Pemerintahan Islam Andalusia menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dan administratif. Muslim dan non-Muslim sama-sama belajar bahasa Arab di sekolah. Komunitas terbuka terhadap ide ini dan siap untuk menekankan bahasa aslinya jika diperlukan.
Mereka memiliki keterampilan tata bahasa dan berbicara yang sangat baik karena banyak dari mereka juga ahli dalam bahasa Arab. Ibn Malik (penulis Alfiyah), Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Garnathi semuanya terkenal dalam bidang
bahasa.
Musik dan Kesenian
Salah satu perwujudan budaya Andalusia yang paling menonjol adalah puisi. Puisi-puisi yang ditulis dalam bahasa Arab yang menggugah emosi penjajah Arab sebagai pejuang dan faksi mereka menjadi contoh puisi Andalusia. Menurut Ira M. Lapidus, al-Hasan ibn Nafi (789-857), yang terkenal dengan nama panggung Ziryab, adalah seorang musisi dan artis terkenal dari Islam Andalusia. Ziryab akan menampilkan bakatnya di setiap konferensi dan jamuan makan yang berlangsung di Cordova.
Di dekat Masjid Abdurrahman III, ia mendirikan Universitas Cordova, yang kemudian menjadi salah satu universitas paling bergengsi di dunia. Granada, Malaga, dan Seville adalah tiga kota lain di Andalusia yang memiliki universitas.
Perpustakaan lembaga ini memiliki buku lebih dari empat juta volume. Astronomi, matematika, kedokteran, agama, dan hukum adalah beberapa disiplin ilmu yang diwakili di lembaga ini. Di antara banyak disiplin ilmu yang ditawarkan oleh lembaga ini adalah filsafat, astronomi, kedokteran, teologi, hukum Islam, dan kimia.
Filsafat
Abu Bakar Muhammad ibn al-Sayigh, paling sering dikenal sebagai Ibn Bajjah, adalah orang terkemuka pertama dalam sejarah filsafat Arab Andalusia. Tokoh penting lainnya adalah Abu Bakar ibn Thufail dan Hay ibn Yaqzhan adalah karya filosofisnya yang paling terkenal.
Kemudian murid Aristotelian terbesar dalam filsafat Islam, Ibn Rusyd, muncul sekitar akhir abad ke-12. Selain dikenal sebagai ahli fikih, Ibn Rusyd mempunyai ciri khas dengan ketelitian dalam menafsirkan teks-teks Aristoteles dan dalam mengeksplorasi isu-isu klasik mengenai keselarasan antara filsafat dan agama. Selain itu, dia dikenal sebagai seorang ahli fikih dengan karyanya yang terkenal, Bidayah al-Mujtahid.
Bidang Sains
Banyak bidang lain yang juga berkembang, termasuk komunitas ilmiah dan medis, matematika, astronomi dan kimia. Astronomi dan kimia Abbas ibn Farnas sangat terkenal. Dia membuat sejarah dengan menjadi orang pertama yang menemukan cara mengubah batu menjadi kaca. Astronom terkenal lain adalah Ibrahim bin Yahya Al-Naqqash.
Ia mempunyai kemampuan meramalkan gerhana dan jarak tata surya. Ahmad ibn Ibas, penduduk asli Cordova, adalah seorang jenius medis. Dua orang wanita yang berilmu kedokteran adalah Ummu Al-Hasan binti Abi Ja’far dan adiknya, al-Hafidz.
Bidang Kedokteran
Penyebaran Islam ke Andalusia bertepatan dengan lonjakan pengetahuan medis di negara tersebut. Orang Barat menyebut teks kedokteran yang diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ibn Sina pada abad ke-12 sebagai al-Qanun fi al-Thibb. Selain itu, empat puluh cetakan karya al-Razi, al-Hawi, yang membahas tentang penyakit cacar dan campak, dalam Tashrif Liman Ajaz ‘an At-Ta’alif, yang pada bagian penutupnya merangkum ilmu-ilmu ilmu bedah pada zamannya.
Kemajuan pendidikan Islam di Andalusia di masa lalu berhasil membawa dampak yang signifikan terhadap kebudayaan Islam masa kini, baik dalam melestarikan, membangun dan mengembangkan sistem pendidikan global. [AR]