Khairun Niam Mahasiswa sekaligus santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta

Tahun Baru dan Satu Rajab: Momentum Resolusi Ukhrawi dan Duniawi

2 min read

Tahun baru kali ini sedikit berbeda dengan tahun baru sebelumnya. Tahun baru sekarang cukup menarik karena bertepatan dengan satu Rajab dalam kalender Hijriah. Dalam Islam bulan Rajab merupakan bulan yang cukup istimewa dibanding dengan bulan lainnya. Selain itu memasuki bulan Rajab juga menandakan bahwa bulan Ramadhan semakin dekat. Tentu saja momentum ini sangat berharga bagi umat muslim karena tidak hanya sekedar merayakan tahun baru dengan berbagai resolusi yang telah diharapkan, tetapi juga memasuki bulan yang mulia dalam Islam.

Tidak bisa dipungkiri bahwa fenomena yang sering tejadi pada tahun baru adalah banyak orang-orang yang membuat resolusi untuk mengawali tahun baru. Hal ini bertujuan agar pada tahun ini mereka memiliki tujuan serta harapan yang mana dengan resolusi tersebut membuat orang-orang lebih produktif dalam menjalankan aktivitasnya. Namun, biasanya resolusi yang dibuat lebih banyak tentang resolusi duniawi misalnya karir lebih baik lagi, naik jabatan, usahanya lancar, dan hal-hal dunia lainnya.

Namun, karena 1 januari kali ini bertepatan dengan 1 Rajab, maka umat Muslim berkesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan amal kebaikan dengan tidak hanya membuat resolusi duniawi tetapi juga membuat resolusi ukhrawi (akhirat).

Keistimewaan Bulan Rajab

Bulan rajab merupakan bulan yang ke tujuh dalam kalender Hijriah. Bulan ini merupakan salah satu bulan yang istimewa. Keistimewaan tersebut dapat dilihat dalam QS. At-Taubah ayat 9

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimaan) dalam ketetapannya Allah pada waktu dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram.

Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah ayat ini menetapkan bahwa Allah menjadikan empat bulan dalam setahun sebagai bulan-bulan haram. Kehormatan dan keagungan yang disandang oleh waktu dan tempat pada dasarnya serupa dengan kehormatan dan keagungan yang disandang manusia. Pada empat bulan ini Allah melarang menganiaya atau melakukan dosa tetapi bukan berarti pada bulan-bulan lainnya dapat dilakukan. Tetapi yang dimaksud adalah penekanan khusus pada keempat bulan itu karena ia merupakan bulan-bulan ibadah lagi agung di sisi Allah SWT.

Baca Juga  Isra Mikraj: Cikal Bakal Interaksi Batin antara Pencipta dan Hamba

Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan bahwa yang dimaskud dengan empat bulan haram adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Satu terpisah yaitu Rajab. Empat bulan ini merupakan bulan kehormtan dan keagungan. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa pada bulan ini maksiat yang dilakukan akan lebih banyak siksaannya, sedangkan taat di dalamnya lebih banyak pahalanya.

Di sisi lain bulan rajab juga disebut sebagai bulan Allah, sebagaimana dalam sebuah hadist yang artinya “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan ramadhan adalah bulan umatku”. Selain itu ada juga hadist yang cukup terkenal yang artinya “Rasulullah bersabda ada lima di mana doa tidak akan tertolak: malam jumat, malam pertama bulan rajab, malam nisyfu Sya’ban, malam idul Fitri, dan malam Idul Adha”, banyak yang mengatakan bahwa hadist ini merupakan hadist yang lemah. Meskipun begitu apa salahnya kita memperbanyak berdoa pada malam-malam tersebut. lagipula dengan banyak berdoa justru kita akan semakin dekat dengan Allah.

Dalil berupa ayat al-Qur’an dan hadist di atas menjelaskan bahwa bulan Rajab merupakan bulan yang mulia sehingga kebaikan yang dilakukan akan mendapakatkan pahala yang berlipat-lipat. Di sisi lain pada bulan ini juga terdapat kejadian yang di luar nalar manusia yaitu Isra’ Mi’raj perjalanan Nabi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang dilakukan selama satu malam.

Resolusi Ukhrawi dan Duniawi

Tahun baru yang bertepatan dengan masuknya bulan Rajab ini merupakan fenomena yang cukup menarik. Bagaimana tidak?. Selain membuat resolusi terkait hal-hal dunia, kita juga diajak untuk membuat resolusi terkait hal-hal akhirat. Dengan masuknya bulan Rajab artinya sebentar lagi kita akan memasuki bulan Sya’ban, Ramadhan dan Syawal yang mana bulan-bulan yang dinantikan oleh umat muslim. Bulan Rajab merupakan bulan latihan. Latihan beribadah, latihan berpuasa dan latihan ibadah lainnya sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Baca Juga  Anti-Islam dan Pembakaran Alquran di Swedia dan Norwegia

Di sisi lain momentum tahun baru dan rajab ini menandakan bahwa resolusi yang dibuat harus seimbang antara dunia dan akhirat. Tidak hanya fokus pada dunia saja tetapi harus membuat resolusi ukhrawi sebagaimana dalam QS. Al-Qashas ayat 77 yang artinya “Carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, untuk meraih kehidupan akhirat tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa mencari kehidupan di akhirat adalah hal yang penting, tetapi seseorang tidak boleh lupa bahwa dia hidup di dunia juga harus dengan bahagia. Oleh sebab itu tahun baru 2025 yang bertepatan dengan satu rajab merupakan momentum refleksi diri agar kedepannya agar tidak selalu mengejar kehidupan dunia tetapi juga mengejar kehidupan di akhirat. wallahua’lam

Khairun Niam Mahasiswa sekaligus santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Yogyakarta