Bicara tentang Quarter life crisis pasti sebagian dari kalian mengetahui tentang ini tapi sebagian juga belum mengetahui. Quarter life crisis adalah perilaku keraguan, kecemasan atau pencarian jati diri yang dialami seseorang secara individual yang akan terjadi pada usia pertengahan 20 sampai awal 30. Anak muda usia 17 – 18 juga sering mengalaminya. Pada periode ini seseorang sering mengalami kecemasan, keraguan untuk masa depan termasuk dengan karier, kehidupan sosial dan relasi.
Allison Black dalam bukunya berjudul Halfway Between Somewhere and Nothing menjelaskan bahwa quarter life crisis adalah kondisi krisis emosional yang bisa dicirikan dengan perasaan tak berdaya, terisolasi hingga ragu akan kemampuan diri sendiri dan merasa takut gagal. Secara singkat bisa disebut sebagai rasa takut dan cemas akan kehidupan di masa yang akan datang.
Memang masa depan itu misteri untuk semua orang dan mereka pasti berpikir “apakah masa depan saya akan baik ? apakah masa depan saya akan sukses? Pertanyaan seperti ini pasti sering muncul di pikiran mereka. Memang sangat bagus untuk memikirkan masa depan pada usia muda mereka bisa melakukan proses atau strategi yang ingin kita tuju. Memang jika sudah ada angan–angan untuk masa depan itu sangat mudah untuk melewatinya ataupun melakukannya.
Tapi saat mereka melakukannya dan mereka gagal itu membuat mereka cemas dan ragu padahal proses dan strategi mereka gunakan dengan sebaik mungkin tapi hasilnya failed. Kondisi inilah yang membuat Quarter life crisis muncul dari mereka yang mengalami Quarter life crisis pasti akan mengalami depresi dan stress dan itu sangat berbahaya bisa merusak mental mereka. Memungkinkan juga bisa membuat mereka putus asa untuk hidup. Banyak sekali kasus di Indonesia contohnya bunuh diri dan pengguna narkotika/ narkoba. Kemungkinan orang yang melakukan ini memiliki penyakit mental.
Di dalam Islam Allah sangat membenci orang yang menyakiti dirinya sendiri. Allah juga pastinya tidak menyukai sifat Quarter life crisis karena Allah menciptakan kita pasti dengan tujuan yang baik. Jika kita merasa hidup kita sulit seharusnya kita tidak perlu cemas karena Allah selalu memberikan ujian kepada kita untuk menguji kesabaran kita, melihat bagaimana usaha kita. Seperti kata pepatah “ hidup tanpa ujian itu hambar rasanya” dan “ hidup itu memang berliku-liku” pastinya kalian tahu apa arti dari kata-kata ini. Kata ini berarti bahwa hidup itu lebih baik mendapat ujian karena kita akan tahu sebesar apa usaha kita untuk masa depan dan sesabar apa kita saat kita mendapat ujian.
Ujian itu membuat kita sadar bahwa semua yang dilakukan harus dengan usaha bukan secara instan. Contohnya dilihat dari anak yang dididik mandiri sejak kecil oleh orang tuanya dengan anak yang selalu dimanjakan oleh orang tuanya pasti pertumbuhan badan mereka sama tapi tidak dengan pikiran mereka. Maka dari itu penting mendidik anak dengan mandiri sejak dini agar akal pikirannya berkembang dan saat ia dewasa ia akan bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang tua.
Allah memang selalu memberikan kesulitan kepada kita tapi Allah juga memberikan solusi untuk menyelesaikan kesulitan yang diberinya seperti yang dijelaskan pada surah al-Baqoroh : 214 yang artinya “ mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan guncang ( dengan berbagai cobaan ) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “kapankah datang pertolongan Allah ?” ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Maka dari itu jika mengalami kesulitan lebih baik lebih memperbanyak ibadah dan lebih sering mendekatkan diri kepada Allah karena Allah akan selalu mendengarkan permohonan atau pertolongan yang hambanya alami. Dengan ini kita bisa dapat melewati ujian dengan mudah. Allah juga tidak akan menguji di luar batas kemampuan hambanya. (mmsm)