Belajar Kreativitas dari Rawon Setan Surabaya

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama tahun ini ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Beberapa tahun terakhir ini Rakernas selalu diselenggarakan di Jakarta dan pesertanya hanya terbatas para pejabat eselon satu dua  dan peserta seluruhnya hadir di tempat acara. Rakernas tahun ini yang mengangkat tema “Transformasi Layanan Umat”, diselenggarakan di Kota Pahlawan Surabaya, diikuti semua pejabat eselon 1, 2, dan 3 (Kakankemenag dan KaBalai) serta dilaksanakan secara luring dan daring.

Dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia, Rakernas bisa dilaksanakan lebih efektif, efesien dan jangkauannya makin luas. Di samping langsung dibuka oleh Menteri Agama sendiri, kementerian-kementerian terkait juga hadir berkontribusi menyumbangkan pemikiran dan dukungannya untuk Kementerian Agama.

Tentu tidak sedikit peserta yang hadir dalam Rakernas ini adalah kali pertama menginjakkan kaki di Kota Surabaya.  Di Kota Pahlawan ini banyak tempat yang bisa dijadikan obyek destinasi wisata.  Lokasi kegiatan Rakernas sendiri dipilih di Hotel Double Tree yang terletak di area sekitar Tunjungan Plaza, di samping dikenal sebagai pusat pembelanjaan,  di sekitar wilayah ini bisa disaksikan bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda dan jejak-jejak sejarah perjuangan arek-arek Suroboyo.  Tidak hanya itu satu  saja, di Kota Surabaya juga terdapat banyak destinasi Wisata Religius dan juga wisata kuliner.

Beberapa incaran kuliner yang dibayangkan dan akan dicicipi oleh orang-orang yang akan berkunjung ke Surabaya termasuk para peserta Rakernas di antaranya adalah Rawon, Rujak Cingur, Soto Lamongan, Soto Madura, Bebek Sinjai, Sambal Belut dan lain-lain. Dari sekian jenis kuliner yang disebutkan di atas, ada satu nama warung atau restoran dan satu-satunya di dunia yaitu RAWON SETAN. Nama yang sangat ekstrem ini tentu menjadi perbincangan semua orang sekaligus menimbulkan keingintahuan dan rasa penasaran untuk mencicipinya.

Siapapun yang punya impian untuk datang dan menikmati sajian Rawon Setan yang didirikan Haji Yanto sekitar Tahun 1951 ini, pasti akan mendapat banyak kesan dan inspirasi. Tentu ini bukan ‘Given’ tetapi masing-masing pengunjung harus bekerja keras menggalinya.

Bagi mereka yang sungguh-sungguh mau belajar, apa yang dipesankan Menteri Agama Gus Yaqut dalam pembukaan Rakernas di Surabaya, akan didapatkan di Warung Rawon Setan yang terletak di Jalan Embong Malang ini. Saya hanya menduga setidaknya ada 4S yakni Spirit (Semangat), Solid (Kebersamaan), Speed (Cepat dan tepat memanfaatkan momentum) dan Smart (membangun inovasi dan kreativitas) menjadi pembelajaran penting yang ingin diperkenalkan di tempat ini.

Banyak sekali tempat yang  menjadi destinasi kuliner orang-orang yang berkunjung ke Surabaya, tetapi Rawon Setan berhasil membangun Image, Trade Mark dan sekaligus menciptakan  Branding usahanya. Setiap orang yang berkunjung ke Surabaya dan bicara kuliner maka mereka membayangkan Rawon Setan yang sudah menjadi buah bibir khalayak. Ini adalah branding yang sudah menjadi image.

Ada jargon menarik bagi penikmat kuliner yaitu mencari Makan Enak bukan Tempat Enak. Fasilitas Rawon Setan ini tentu lebih sederhana dibandingkan dengan Kafe-kafe modern dan hotel berbintang. Tetapi kenapa mereka berbondong-bondong dan bahkan terkadang rela antrian berlama-lama di tempat yang sederhana yang tidak seenak dan senyaman di hotel.

Ini artinya bahwa Rawon Setan telah membuktikan yang enak itu tidak harus mewah dan mahal. Dan ternyata orang-orang datang ke restoran atau rumah makan tidak semata-mata untuk untuk menikmati kuliner tetapi kadangkala lebih untuk membangun kebersamaan. Enak itu tidak harus mahal tetapi Kebersamaan itu Enak dan Mahal. Sederhana sekalipun kalau memiliki kekhasan (distingsi) pasti akan menjadi destinasi.

Kalau dilihat dari posisi dan lokasi,  keberadaan Rawon Setan ini dihimpit oleh Hotel-hotel berbintang, Kafe-kafe modern dan Restoran-restoran mewah, tetapi kenapa Rawon Setan ini mampu bertahan sejak didirikan lebih dari lima puluh tahun yang lalu masih bertahan hingga saat ini. Tentu karena Rawon Setan dibangun dengan semangat (Spirit) dan kebersamaan (Soliditas) yang luar biasa.

Dengan terus mengikuti trend kekinian, Rawon Setan optimis, yakin dan akhirnya berhasil mengibarkan trade mark rawon di jagat kuliner. Spirit dan semboyan para enterpreneur pasti sudah melekat di dada pendirinya ketika memulai usaha ini yaitu Hanya Orang-orang yang Berani Gagal Total yang akan Berhasil Total.

Siapapun yang berkunjung ke Rawon Setan pasti mendapatkan banyak pembelajaran yang berharga. Khusus para aktor pendidikan, banyak filosofis menarik bisa digali di tempat seperti ini. Kita bisa belajar tentang kekhasan (branding), dayajuang (adversity), bahkan riyadhoh-riyadhoh spiritual (spiritual quotient) dan kecerdasan kreativitas (creativity quotient) yang mampu mengantarkan keberhasilan sebuah institusi.

Kalau selama ini ingin menunjukkan kehebatan sebuah lembaga pendidikan hanya mempertontonkan kehebatan fisik, gedung, dan sarana tentu ini akan menjadi beban karena belajar saat ini tidak tergantung waktu dan tempat, yang terpenting ada yang mengajar, ada yang belajar, dan ada yang diajarkan. Waktunya bisa kapan saja dan tempatnya bisa dimana saja. Dan kalau dahulu guru dan dosen adalah satu-satunya sumber pembelajaran, saat ini sudah tergantikan dengan sumber-sumber pembelajaran lain yang tidak terbatas dan bisa dinikmati setiap saat.

Kondisi seperti ini pulalah yang harus menyadarkan para pendidik yang dituntut untuk terus belajar. Mereka harus mau memposisikan seperti Power Bank yang tidak hanya bertugas meng-charge tetapi juga siap di-charge. Oleh karena itu up-grade dan up-date melalui pelbagai pendidikan dan pelatihan (Diklat) sangat diperlukan.

Belajar dari apa yang kita lihat dan saksikan di Warung Rawon Setan  yang populer dan terkenal ini, ternyata tidak harus bangunannya megah, tanahnya luas, dan hal-hal yang bernilai mahal yang bisa membuat terkenal tetapi semangat untuk menciptakan kekhasan yang menunjukkan inovasi dan kreativitas, dan kolaborasi dengan penuh soliditas, hal ini akan menjadikan lembaga mampu bertahan dan terus berkembang.

Rakernas telah usai dilaksanakan, rekomendasi dan rencana aksi sudah dibacakan, dan arahan bijak berupa kebijakan telah kita dengarkan, dengan terus mengacu pada regulasi dan aturan, kita sepakat bergerak maju memulai melkasanakan pelbagai kegiatan yang sudah direncakan. Dengan semangat melaksanakan transformasi layanan, semoga semua kegiatan baik yang bersifat mandatori, prioritas  maupun inovasi dilaksanakan. Warning Gus Menteri dan Ketua Komisi 8 agar tidak terjadi November Syndrom harus terus menjadi catatan dan perhatian. (MMSM)

0

Kapusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag

Post Lainnya

Arrahim.id merupakan portal keislaman yang dihadirkan untuk mendiseminasikan ide, gagasan dan informasi keislaman untuk menyemai moderasi berislam dan beragama.