“Kenapa mondok? Padahal kamu pinter, kenapa gak sekolah negeri aja?.”,“Yakin mau mondok? Nanti lulus jadi apa kamu?.” Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat masyarakat yang beragam terkait pengertian pondok pesantren. Sebenarnya istilah pondok pesantren sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Pada zaman dahulu, pondok pesantren hanya berawal dari adanya seorang kyai yang berada di suatu tempat.
Kemudian banyak murid yang menghampiri beliau untuk menimba ilmu khususnya ilmu agama. Semakin lama semakin banyak murid yang berbondong-bondong datang kepada beliau. Akhirnya timbul ide untuk membangun asrama yang tidak jauh dari tempat kyai untuk memudahkan para santri dalam proses belajar. Hanya saja pada zaman dulu para kyai tidak terlalu memperhatikan tempat, hanya fokus untuk memberikan ilmu agama. Tempat belajar mereka masih di bilang kecil dan sempit untuk kapasitas santri yang semakin lama semakin banyak.
Akhirnya seiring berkembangnya waktu, para santri lah yang mempopulerkan keberadaan tempat belajar mereka sehingga bisa terkenal luas. Tak hanya itu, pondok pesantren juga memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Para santri saat itu juga turut berjuang dan berperang dalam melawan penjajah yang menyerang bangsa Indonesia ini. Mereka tak kenal takut, karena itu sebagai bentuk jihad mereka di jalan Allah. Akhirnya sampai saat ini pondok pesantren sudah dikenal luas bahkan sampai di seluruh dunia.
Zaman telah berkembang dan sekarang kita ada di zaman yang modern. Semua teknologi dan kehidupan manusia sudah serba canggih dan maju. Hal ini juga berpengaruh pada pemikiran masyarakat terkait pondok pesantren yang sudah disinggung di atas. Pendidikan sudah diwajibkan bagi seluruh manusia. Akses pendidikan sangat mudah dijangkau dibandingkan zaman dahulu. Seluruh masyarakat khususnya orang tua menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang paling tinggi.
Tak jarang para orang tua masih ada yang berpikir kalau pondok pesantren adalah tempat belajar yang kuno dan tidak maju. Di sana hanya belajar ilmu agama saja tanpa adanya ilmu umum. Karena nya mereka hanya melihat sebelah mata tanpa tahu seluk beluk keistimewaan dari dunia pondok pesantren. Memang pada zaman dahulu para santri hanya difokuskan pada ilmu-ilmu agama dan mengabdi. Saat itu masih jarang pelajaran terkait ilmu umum.
Tetapi kini pesantren sudah tidak hanya terfokus pada kitab-kitab dan ilmu agama saja, tetapi ilmu umum juga diberikan pada kurikulum pesantren seperti IPA, IPS, Seni budaya, Matematika, dan lain semacamnya. Bahkan pesantren juga menunjang softskill santri. Wajib berbahasa dalam berbicara sehari-hari juga banyak diterapkan oleh pondok pesantren. Jika dilihat dari tempat asrama, sistem pendidikan, dan kebersihan pondok pesantren modern sudah sangat bagus jika dibandingkan dengan pesantren zaman dahulu.
Bahkan zaman sekarang pondok pesantren juga menyediakan seluruh jenjang pendidikan sampai perguruan tinggi. Perkembangan inilah yang menimbulkan menjadi sebutan pondok pesantren modern. Akhirnya dengan berkembangnya pesantren modern ini telah memberikan pandangan positif terhadap masyarakat khususnya para orang tua. Pesantren modern menjadi tempat belajar yang tidak hanya memberikan ilmu agama saja melainkan ilmu umum juga. Kemudian juga bisa mengembangkan skill dan potensi seperti halnya sekolah luar pada umumnya.
Tetapi tetap saja terdengar pertanyaan seperti, “Lulusan pesantren memang bisa jadi apa? Paling cuma bisa jadi ustadz atau guru ngaji.”
Sebenarnya di dalam pesantren memang para santri wajib mempelajari dan memhami ilmu agama, akan tetapi hal ini bukan berarti lulusan pesantren nantinya cuma bisa menjadi ustadz atau guru ngaji saja. Ilmu agama adalah komponen wajib yang harus dimiliki oleh para santri sebagai penyetara ilmu-ilmu umum nantinya.
Suatu saat nanti ketika para santri sudah terjun di tengah-tengah masyarakat tidak akan lupa dengan jati diri mereka sebagai seorang santri. Karena pada hakikatnya, Allah membenci hamba-hambanya yang lalai akan fana dunia beserta isinya. Maka dengan berbekal ilmu agama ini, diharap para santri tetap ingat kepada Allah dimanapun dan kapanpun. Pada dasarnya seluruh profesi bagi para santri adalah jalan dakwah dan bentuk syiar mereka akan ajaran Allah yang benar dan mengajak seluruh masyarakat dalam kebajikan.
Kalau ditanya lulusan pesantren bisa jadi apa, mereka bisa jadi apa saja asal profesi tersebut halal dan baik. Santri bisa menjadi menteri, polisi, bahkan presiden. Sudah banyak sekali lulusan dengan background pondok pesantren yang sukses mematahkan perspektif masyarakat tentang “Lulusan pesantren bisa jadi apa?.” Seperti contohnya Bapak presiden Indonesia ke 4 yaitu K.H Abdurrahman Wahid dan wakil presiden saat ini yaitu K.H Ma’ruf Amin yang sama-sama lulusan pondok pesantren.
Jadi sudah tidak zaman jika masih ada yang berpendapat bahwa santri tidak bisa menjadi apa-apa. Bahkan santri pondok pesantren tidak kalah saing dalam meraih prestasi sampai jenjang internasional. Mulai dari bidang olahraga, seni budaya, olimpiade, dan masih banyak lagi. Jadi jangan gengsi untuk bisa mempelajari ilmu agama sekaligus ilmu umum di pondok pesantren. Pesantren tidak seburuk stigma masyarakat. Lulusan pesantren bisa menjadi apa saja kok, asalkan tidak pekerjaan haram dan melanggar syariat agama. (mmsm)