Hajime Yudistira Wirausahawan dan Praktisi Gadai Swasta

Barang “Gaib” di Pegadaian

2 min read

Source: sahabatpegadaian.com

Di masa pandemi Covid-19 seperti ini banyak sektor terdampak serius, termasuk pada sisi perekonomian. Banyak perusahaan merugi, bahkan gulung tikar. Kalaupun masih bisa bertahan, karyawan dikurangi jam kerjanya dan dipotong gajinya. Bahkan sebagian perusahaan sudah me-rumah-kan karyawannya tanpa pesangon. Selain karyawan, banyak juga profesi-profesi lain yang terdampak, pengusaha besar sampai yang kecil juga ‘menjerit’. Intinya hampir semua orang merasakan dampak dari pandemi yang terjadi.

Bagi yang memiliki tabungan, mulai memakai tabungannya sedikit demi sedikit untuk melanjutkan kehidupan yang harus tetap berjalan. Bagi yang tidak memiliki atau sudah habis tabungannya, menjual atau menggadaikan barang-barang menjadi pilihan. Kondisi ini sudah berjalan sekitar lima bulan yang lalu sejak diumumkannya awal pandemik ini masuk Indonesia

Belakangan ini harga-harga barang bekas mulai ‘terjun bebas’, disebabkan terlalu banyak orang yang menjual barang, sedangkan yang membeli sedikit. Tidak hanya kendaraan bermotor yang harganya merosot tajam seperti diberitakan di mana-mana, barang lainpun mengalami nasib yang sama.

Barang-barang elektronik umum yang poluler seperti telepon seluler, komputer jinjing dan kamera yang sebelum terjadinya pandemik ini cenderung stabil harga bekasnya, ternyata tetap mengalami penurunan harga, walaupun tidak separah barang-barang yang tidak populer seperti misalnya alat musik, alat olahraga atau barang-barang hobi. Sebenarnya saat ini adalah saat yang tepat jika ingin membeli barang dengan harga murah.

Di tempat-tempat gadai mulai terlihat peningkatan kegiatan yang cukup signifikan, bahkan di beberapa tempat terjadi antrean yang cukup panjang untuk bisa mendapat pelayanan. Hal ini terjadi karena banyak orang ingin menjual barang, tapi tidak menemukan pembeli dengan harga yang diinginkan, jadi pegadaian menjadi pilihan untuk memperoleh dana segar.

Baca Juga  Tasawuf Falsafi al-Jili dan Ibn Arabi

Untuk orang yang memiliki barang-barang yang masih diterima pegadaian pemerintah, mungkin tidak ada masalah, tapi kalau barangnya tidak diterima pegadaian pemerintah, terpaksa pegadaian swasta menjadi alternatifnya.

Barang-barang ‘gaib’—barang2 koleksi dengan harga fantastik—mulai bermunculan. Seperti misalnya di salah satu pegadaian swasta di Sawangan, Depok, ada gitar listrik dengan harga lebih dari Rp50 juta dan termasuk jenis limited edition masuk ke tempat gadai tersebut.

Ada juga koleksi komik berstandar internasional—memiliki grade tertentu dan diakui secara internasional—dengan harga jutaan juga masuk ke tempat yang sama. Fenomena ini terjadi lantaran pegadaian berplat merah memang tidak menerima jenis-jenis barang tersebut dan kalau dijual pun sulit menemukan pembeli yang pas, karena mungkin orang lebih berpikir membeli beras daripada membeli barang seperti itu di masa pandemi ini.

Salah seorang personil “Chaplin Band”—salah satu band yang mengusung tema komedi—menjelaskan bahwa banyak rekan-rekannya sesama pemain band yang ingin menjual alat musik kesayangannya, bahkan para pemain band papan atas tanah air juga melakukan hal sama. Sebut saja mantan gitaris band yang sangat terkenal di tanah air, dia sudah menawarkan gitar kesayangannya untuk dijual.

Wajar saja hal ini terjadi, karena pekerja seni termasuk profesi yang sangat terdampak, karena semua jadwal manggung ditunda, bahakan dibatalkan dan belum tau sampai kapan kondisi seperti ini berlangsung. Banyak yang sudah tidak berkegiatan dan tuntutan hidup tidak ada yang bisa ditunda, padahal pemasukan sudah tidak ada.

Ternyata pandemi Covid-19 berdampak tidak hanya terhadap ‘orang kecil’, orang orang yang tadinya berpenghasilan besar pun ikut terdampak. Kondisi ini yang menyebabkan bermunculannya barang-barang “Gaib” tersebut, dan ini merupakan kondisi yang sangat jarang terjadi, karena di kalangan kolektor, pantang untuk menjual barang-barang yang sudah menjadi koleksi tersebut, kecuali dalam kondisi yang sangat luar biasa susahnya seperti saat ini.

Baca Juga  Sikap Gus Dur Menghadapi Kelompok Islam Garis Keras [1]

Seorang sahabat penggemar Vespa tua sempat bercerita bahwa sangat sulit mendapatkan vespa tua saat ini, karena memang keberadaannya sudah sangat jarang. Di jalanan pun kendaraan besutan Italy itu sudah jarang terlihat. Kalaupun ada terlihat melintas di jalanan, biasanya bukan dari jenis collector item. 

Di masa pandemi ini dia bercerita mulai muncul satu-dua barang collector item tersebut ditawarkan di komunitas-komunitas pecinta Vespa. Mereka juga menamakan barang-barang tersebut dengan sebutan “Barang Gaib” karena memang sangat sulit atau hampir tidak mungkin kita melihat barang tersebut di tempat umum selain di acara khusus seperti Jambore Vespa yang diadakan setahun sekali.

Kondisi kita saat ini cukup sulit. Pemerintah sulit, kita sebagai warga negara juga sulit. Mari kita bahu-membahu dan bergandengan tangan untuk bisa bersama menghentikan penyebaran Covid-19 ini. Kita ikuti saran-saran dari para ahli untuk bisa memutus rantai peyebaran virus ini agar kehidupan bisa kembali normal seperti dulu lagi.

Selalu memakai masker saat berada di luar rumah, mencuci tangan sesering mungkin dan menjaga jarak sudah seharusnya kita biasakan dalam kehidupan kita sekarang ini, karena memang dengan cara itu rantai penyebaran virusya bisa terputus. Kita bantu pemerintah dengan berusaha menjalankan segala anjuran demi kebaikan kita bersama. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu dan roda kehidupan bisa berjalan normal seperti dulu lagi. [MZ]

Hajime Yudistira Wirausahawan dan Praktisi Gadai Swasta

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *