Hajime Yudistira Wirausahawan dan Praktisi Gadai Swasta

Dialog Imajiner antara Habib Jafar dan Priska tentang Musik

3 min read

Seringkali kita mendengar statemen “Dalam Hukum Islam itu Musik Haram”. Para ulama dan ustaz juga sering kita dengar membawakan topik ini dalam ceramah ceramahnya. Apa benar musik itu haram dalam kacapandang Islam? Banyak sekali pendapat ulama mengenai hal ini, sebagian ulama mengatakan musik itu haram dan sebagian lagi mengatakan tidak apa-apa.

Sampai hari ini urusan musik ini pun masih menjadi khilafiah di kalangan ulama. Masing-masing memiliki dalil untuk pendapatnya. Sebenarnya bukan topik mengenai halal atau haram yang ingin saya tuangkan dalam tulisan ini, karena sudah banyak sekali artikel yang membahas mengenai hal ini. Saya ingin melihatnya dari perspektif yang berbeda.

Saya pernah menonton sebuah video di Youtube yang dirilis pada 17 April 2020 pada channel milik Habib Jafar, yaitu “Jeda Nulis”. Isinya adalah wawancara Habib Jafar dengan seorang non-Muslim bernama Priska Baru Segu yang berasal dari Ende, Nusa Tenggara Timur. Dia adalah seorang stand up commedian atau lebih dikenal dengan istilah komika. Yang unik dari wawancara ini, ternyata Priska hapal lagu “Aisyah Istri Rasullullah”, lagu yang diciptakan oleh Razif bin Zainuddin, personil Projector Band dari negeri jiran Malaysia. Lagu ini begitu poluler, sehingga banyak sekali artis yang me-cover lagu tersebut.

Habib jafar mengajukan pertanyaan “Kenapa kamu tahu-tahu bisa hapal lagu Aisyah?” padahal Priska beragama Katolik. Dan Priska menjawab dengan mantap “Insha Allah, hapal deh”. “Wow … mantap” demikian Habib Jafar mengomentari jawaban Priska yang menggunakan istilah Insha Allah pada jawabannya.

Wawancara ini dilakukan Habib Jafar, setelah sebelumnya beliau shooting bersama Priska ini dalam acara “Bincang Ramadan”, di mana Priska menjadi host dan Habib Jafar menjadi narasumbernya. Ini membuat Habib Jafar terkejut, karena menurut dia, belum pernah ada acara seperti itu, di mana host-nya adalah seorang non-Muslim, ditambah lagi di saat break, Priska ini menyanyikan lagi “Aisyah Istri Rasulullah” dengan lancar. Ini yang membuat seorang Habib Jafar penasaran dan akhirnya membuat video wawancara tersebut.

Baca Juga  [Cerpen] Monolog Lukisan Rimba di Sebuah Ruang Kerja

Habib Jafar menjelaskan bahwa lagu tersebut dibuat pengarangnya karena mengikuti trend saat ini, yaitu tentang keromantisan di mana banyak sekali kaum muda menggemari hal-hal yang romantis, seperti halnya drama korea yang sangat digandrungi di tanah air karena penikmatnya dibawa naik turun emosinya. Pangsa pasar yang dituju memang kaum muda atau lebih dikenal dengan istilah milenial. Di Youtube sendiri lagu ini sangat booming dan pernah satu ketika 13 trending Youtube di Indonesia adalah tentang cover lagu ini seperti yang dinyanyikan oleh Nisa Sabyan, Sakir Daulay, Aya Ibrahim, dan lain-lain.

Fakta tersebut jelas menunjukkan efektivitas terhadap sasaran yang akan dituju, yaitu kaum muda. Jangankan kaum muda Muslim, bahkan yang nos Muslim seperti Priska pun terkena “Virus” tersebut. Dan saking kepo-nya, Priska ini browsing di Google untuk mencari tau segala sesuatu tentang sosok Sayyida Aisyah sebagai istri Rasulullah. Di sana Priska mengetahui bahwa istri Nabi ada 11 orang. Yang pertama adalah Sayyida Siti Khadijah dan yang ke-2 Sayyida Aisyah dan seterusnya.

Hal ini membuktian bahwa dakwah melalui lagu “Aisyah Istri Rasulullah” ini sangat efektif membuat seorang Priska yang notabene beragama Katolik mau mencari tahu informasi mengenai Nabi Muhammad SAW dan istri-istrinya. Terlepas apakah nantinya Priska ini mendapat hidayah atau tidak, minimal dia mendapatkan informasi yang benar mengenai Nabi Muhammad dan istri-istrinya, bagaimana karekter nabi, mengapa istri nabi sampai 11 orang dan lain sebagainya.

Pengakuan Priska dalam video itu menjelaskan bahwa dia baru tahu ternyata Nabi Muhammad SAW itu juga merupakan sosok yang romantis, beliau juga main lari-lari dan mencubit hidung istri juga seperti yang dijelaskan dalam lirik lagu tersebut. Sebelumnya, yang ada dalam pikiran Priska, Nabi Muhammad adalah pemimpin agama dengan sosok yang serius, seram, galak, suka berperang dan lain-lain.

Baca Juga  Merenungkan Kebesaran Allah melalui Seekor Nyamuk

Di video tersebut Habib Jafar juga menjelaskan kenapa media dia berdakwah salah satunya menggunakan media Youtube, karena menurutnya, kalua narasi-narasi tentang Islam hanya disampaikan melalui artikel-artikel, atau khotbah di masjid-masjid, maka itu tidak akan sampai ke generasi milenial Muslim yang mungkin tidak menjangkau media tersebut. Apalagi generasi milenial yang non-Muslim, hampir bisa dipastikan tidah akan sampai.

Jadi sebaiknya umat Muslim sudah seharusnya mengembangkan atau meluaskan jangkauan dakwah-dakwah Islam, dengan salah satunya melalui musik/lagu dan menggunakan bahasa yang bisa dipahami generasi milenial. Caranya pun dengan menggunakan media-media saat ini, seperti sosial media yang memang saat ini hampir digunakan oleh semua kalangan.

Sudah tidak saatnya sekarang masih mempertentangkan apakah musik haram atau tidak, that’s so yesterday. Bagi kalangan yang masih mengatakan musik itu haram karena musik membuat orang lupa akan Tuhan, sebaiknya bisa bersikap lebih fleksibel.

Kalau memang dikhawatirkan musik akan menjauhkan kita dari Tuhan, maka marilah kita membuat musik atau lagu yang membuat kita ingat akan Tuhan, bukan malah mengharamkan musiknya. Sama halnya seperti pisau yang bisa dipakai untuk membunuh atau melukai orang lain, mari kita buat pisau itu berguna untuk hal positif, bukan jadi pisaunya yang diharamkan, tapi temukan cara agar pisau itu bermanfaat.

Seperti halnya Priska tadi, karena dia mendengar lagu “Aisyah Istri Rasulullah”, maka timbul keingintahuannya dan dia mencari serta membaca sumber-sumber lain. Hal tersebut akhirnya menghapus persangkaan Priska bahwa Nabi Muhammad SAW beristri banyak itu karena nafsu. Justru menurutnya nabi banyak menikahi janda-janda tua dengan tujuan menolong dan memuliakan, bukan karena nafsu.

Setelah mendapat penjelasan dari Habib Jafar, Priska mengaku jadi lebih mengenal sosok Nabi Muhammad SAW yang selama ini didengar bertolak belakang dengan apa yang dibacanya. Walaupun dia mengatakan, bahwa keimanan Katoliknya belum tergoyang dengan membaca itu semua, minimal dia sudah mengetahui informasi mengenai Islam yang benar, itu yang terpenting. Karena memang dakwah itu seharusnya bertujuan memberikan informasi yang benar, bukan mengislamkan orang lain. Memberi hidayah itu itu bukan tugas dari pendakwah, itu adalah hak prerogatif Tuhan, demikian Habib Jafar menjelaskan. Musik haram? That’s so yesterday [MZ]

Hajime Yudistira Wirausahawan dan Praktisi Gadai Swasta