Amalia Nabila Zahra Dipanggil Nabila, mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya

Hati Yang Tenang, Batin Yang Terjaga

1 min read

Batin merupakan sesuatu yang tersembunyi, tetapi bisa dirasakan. Sama seperti perasaan yang berada di dalam hati, bedanya batin terhubung dengan jiwa. Islam mengajarkan betapa pentingnya menjaga ketenangan batin, karena batin membuat kita selalu ingat bahwa Allah menjaga makhluk-Nya.

Orang-orang beriman akan diberi Allah untuk memiliki hati yang tenang meski hanya mengingat Allah. Mengingat tidak hanya di otak saja, tetapi diresapi dengan batin. Ketika batin mendapat suatu bisikan, jiwanya akan ikut. Hati sangat berkaitan dengan batin. Ketika hati kita tidak tenang, maka batin kita akan buruk. Begitu pun sebaliknya, ketika hati kita tenang, maka batin dan jiwa ikut membaik.

Salah satu contohnya ketika seseorang dilanda kesulitan ekonomi. Bagi orang yang memiliki hati tidak tenang, ia pasti melakukan hal buruk untuk bisa meraih hal yang diinginkan meskipun ia tidak mampu secara ekonomi. Hal buruk yang dimaksud adalah mencuri, utang, membunuh, dan keburukan lainnya.

Hal ini jelas berpengaruh pada batinnya. Ia tidak bisa memiliki batin tenang atau tidak bisa husnuzon kepada Tuhan dan sesama manusia. Bisanya orang ini tidak takut harga dirinya jatuh dan cenderung lebih lemah. Secara tidak langsung, mereka merusak diri mereka sendiri untuk kepuasan dunia karena tidak memiliki hati yang tenang dan batin yang kuat.

Sementara, orang yang memiliki hati yang tenang akan cenderung lebih kuat akan ujiannya. Orang yang seperti ini biasanya cenderung santai meskipun kesulitan ekonomi. Mereka tetap enjoy dalam menyelesaikan masalah seperti keuangan.

Mereka akan tetap bekerja dan lebih mudah bersyukur dengan apa yang didapatkan karena memiliki hati dan batin yang tenang. Hal ini membuat mereka mudah menerima atau ikhlas dan tidak menyulitkan orang lain.

Baca Juga  “Fiksasi” dalam Hukum Islam: Membaca Kitab "Mughni-l-Muhtāj"

Orang yang seperti ini juga terbiasa menghindari perilaku yang tidak sesuai hukum agama agar tidak menjadi suatu kebiasaan. Mereka juga senantiasa mengingat Allah ketika memiliki masalah yang bertubi-tubi.

Kekuatan hati dan batin membuat orang terbiasa untuk bersabar dan cenderung menikmati hidupnya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Bahkan, iman mereka lebih kuat karena yang mereka ingat adalah kekuasaan yang Allah punya. Hal ini membuat mereka percaya bahwa setiap ujian pasti ada jalannya dan dengan ridho-Nya masalah mereka dapat diselesaikan.

Hati dan batin sangat berkaitan dengan keselamatan jiwa. Sebenarnya sangat mudah untuk memperkuat hati dan batin. Perlu diperhatikan bahwa ilmu agama memang penting untuk menjalani kehidupan.

Ajaran agama perlu dipraktekkan sehingga kita pasti menemui jalan yang indah. Apabila hukum melarang sesuatu, maka hal tersebut menunjukkan peringatan bahwa hidup manusia akan terancam, sehingga hal tersebut harus kita hindari.

Tak hanya itu, hati dan batin yang kuat juga berasal dari doa, karena doa selalu membuat mengingat bahwa Allah tidak tidur dan tidak lengah. Allah selalu memperhatikan hamba-Nya ketika beribadah.

Selain doa, manusia harus pintar dalam memilih bahkan menghadapi lingkungan. Sebab, lingkunganlah yang menyesuaikan kita bertindak dan menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Sebelum melakukan hal tersebut, pasti melalui proses batin dan penetapan hati.

Banyak sekali orang mengiginkan memiliki hati tenang dan batin yang kuat, tetapi ternyata banyak sekali orang yang tidak mengikuti prosesnya dan mereka menyimpulkan memiliki hati yang tenang merupakan hal sulit.

Tentu saja, proses membutuhkan langkah dan waktu yang cukup lama, sehingga hal tersebut mungkin membuat seseorang merasa tidak sabar. Maka dari itu, penting untuk menikmati suatu proses karena jawaban yang diinginkan adalah proses itu sendiri. [AR]

Amalia Nabila Zahra Dipanggil Nabila, mahasiswi UIN Sunan Ampel Surabaya